KAJIAN

218 130 131
                                    

saat diperjalanan  tak ada satu orang pun yang bersuara.baik abi,umi,maupun ara sendiri semua fokus terhadap kegiatan masing masing,ara dan umi yang sedang fokus memandangi gedung gedung besar dan abinya yang berfokus pada kuda besi yang ia kendarai.setelah 1 jam bungkam,sang abi mencoba untuk memecah keheningan.

"setelah tamat mondok kamu mau lanjut kemana dek ?"tanya sang abi yang berhasil membuat fokus ara teralihkan.

"ara mau istirahat dulu bi,capek tau 6 tahun mondok ga ada istirahatnya"ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya, merajuk.

bagaimana tidak? ia anak tunggal dan cucu tunggal dikeluarganya,baik umi maupun abinya tak memiliki saudara.tapi walaupun satu satu nya kebanggaan dalam keluargnya,  abinya tetap kekeuh untuk memaksukan putrinya ke penjara suci itu.

bukannya tak sayang,abinya memiliki alasan tersendiri untuk memasukkan putri semata wayangnya itu kepesantren. karna menurut abinya, ara itu  butuh didikan lebih dalam perihal agama.abinya tak mau gagal menjadi seorang ayah dikemudian hari mengigat betapa bebasnya pergaulan remaja diluar sana. 

"gak papa, semoga capeknya dedek dipondok kemaren dibalas dengan segala hal yang terbaik dari allah"ucap sang abi dan langsung diamini oleh ara dan uminya.

selang beberap munit kemudian,kuda besi yang dikendarai oleh  habib berhenti tepat didepan rumah bernuansa puti abu yang terdapat kolam ikan dihalam rumah tersebut.

"assalamualaikum"ucap habib ketika telah tepat berada didepan pintu utama rumah tersebut,kondisi pintu rumah yang  terbuka memperlihatkan beberapa orang tengah duduk membentuk bulatan serta terdapat papan tulis yang disandarkan kedinding pojok rumah tersebut.

"waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh"ucap mereka serempak

"silahkan masuk pak,buk" ucap salah seorang pria  yang ara yakini sang  pemilik rumah 

abinya  segera bergabung bersama teman temannya yang  hendak memulai kajian itu,sedangkan ara dan uminya diajak ketaman belakang rumah oleh perempuan yang ara yakini adalah istri dari teman abinya tersebut.

"masyaallah cantik bangettt, ini anakmu sya?"

"iya,ini ara "jawab  aisyah  sembari tersenyum ramah kepada wanita yang perkiraan umurnya mungkin sama dengan umurnya.

"kenalin,saya alisa. biasa dipanggil bunda"ucap alisa memperkenalkan dirinya

"eh,ara bunda"jawab ara tersenyum kikuk dan langsung menyalimi tangan alisa dengan sopan

" sekarang ara umurnya berapa ?"

"allhamdulillah tahun ini masuk 18 bunda "

"18?berarti udah tamat sekolah dong ? siap ini mau lanjut kemana sayang ?"pertanyaan yang keluar dari mulut alisa sukses membuat ara bingung,ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"ara mau istirahat dulu bunda,ara gamau kuliah ataupun kerja.jadi dalam tahun ini ara gak ngapa ngapain sama sekali bunda"ucapnya sembari menyengir  memperlihatkan deretan gigi putihnya.

alisa meralihkan pandangannya kepada aisyah selaku umi ara "masyaallah sya... anakmu gemes banget si jadi pengen tak jadiin menantu"

"yaudah kalo mau ambil aja lis,anaknya juga udah siap nikah  itu"ucap aisyah dengan santainya.

mendengar perkataan yang  aisyah ucapkan, alisa terkejut  bukan main. dan dengan muka cengonya alisa beralih menatap  ara seakan meminta penjelas atas apa yang dikatakan oleh aisyah barusan.anggukan yang didapat dari ara seakan membenarkan apa yang dikatakan oleh aisyah tadi.dengan semangat 45 alisa kembali bertanya kepada ara mengenai tipe lelaki yang akan dijadikan suami oleh ara nanti,arapun menjawab tanpa sungkan dan memberi tahu semuanya tanpa ada  sedikitpun yang tertinggal.ketika ara sudah selesai menceritakan tipe lelaki idamanya kepada alisa,alisa tersenyum dan mengegam erat tangan ara dan berkata "insyaallah anak bunda yang pertama, sesuai dengan tipe lelaki idaman kamu sayang "

ArayyanWhere stories live. Discover now