AKAD

74 14 35
                                    


Sesuai dengan permintaan Ara kemarin,hari ini akad akan berlangsung dengan sederhana.

Dekoran rumah yang sederhana dan juga tamu yang bisa dihitung jumlahnya.Semua serba sederhana termasuk dengan make-up serta dress pengantin yang Ara gunakan sekarang.

Walaupun pernikahannya diadakan sesederhana ini, rasa bahagia nya sangat lah luar biasa.

"MasyaAllah anak umi cantik sekali" Puji Aisyah saat melihat Ara yang terlihat sangat cantik dengan balutan make-up dan dress yang ia kenakan.

"Terimakasih umi" Ucap Ara dengan senyum manisnya

"Ara  ga boleh keluar dulu ya, nanti lihatnya lewat TV aja ya nak? "

Ara mengangguk "iya umi"

"Disini ditemani sama Caca dulu, nanti kalo udah sah baru Ara keluar bareng umi ya sayang ya? " Lagi lagi Ara menganggukkan kepalanya.

Setelah kepergian uminya Ara menatap fokus tv yang sedang meliput keadaan diluar kamarnya.

Ara sangat gugup, ia menahan nafas dan membuangnya secara perlahan untuk menstabilkan detak jantung nya. Jari-Jarinya ia kaitkan antara satu dengan yang lain, keringat dingin terasa menjalar di pelipisnya.

Bahkan jantung nya tidak bisa diajak kompromi untuk saat ini. Ara meraba dadanya yang semakin tidak karuan begitu melihat Rayyan yang sedang duduk dengan tegas di hadapan abinya.

Pria itu menggunakan tuxedo dengan warna yang senada dengan gaun yang ia kenakan.

"Gugup banget ya ra? "

Ara tersenyum sekilas kearah Caca dan menganggukkan kepalanya. Bahkan hanya untuk berkata" iya "saja dia tak mampu.

Hatinya kian bergetar begitu mendengar lantunan basmallah yang terdengar dari mik.

"Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Muhammad habib ar -rasyid alal mahri 500 dirham hallan" Habib mengucapkan lafaz ijab kabul  itu dengan bercucuran air mata serta suara yang bergetar.

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq" Begitu pula dengan Ara yang tak mampu membendung air matanya ketika mendengar Rayyan yang sangat lancar dan lantang saat mengucapkan ijab kabulnya.

Disela tangisnya, Ara  yang mendengar suara ketukan pintu langsung menghapus air matanya ketika mendapati sangat umi berjalan mendekat kearah nya.

"Ra kebawah yuk, yang lain udah pada nunggu tuh " Ara tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dibantu dengan Caca dan uminya Ara keluar dari kamarnya dan turun melewati tangga.

Ara dapat merasakan semua mata kini menyorot kepada nya, dan saat kaki nya berpijak pada anak tangga terakhir jantung nya kembali berdetak cepat tak karuan.

Dengan tuntunan uminya Ara melangkah kan kaki nya menuju sangat abi.

"barakallah nak" Ucap Habib sebelum mengecup lama kening putrinya.

Habib menyeka air matanya berkali-kali, tepat hari ini surga Ara telah berpindah kepada suaminya.

Habib membawa tangan Ara untuk menyalimi tangan Rayyan yang kini telah resmi menjadi suaminya.

"Salim tangan suami kamu ra" Ara meraih jemari Rayyan seraya menunduk mencium punggung tangan lelaki itu.

Sementara Rayyan memegang kepala Ara dan membacakan untaian kalimat berisi doa untuk Ara dan rumah tangga nya.

Dapat dirasakan saat Ara menyalami tangan suaminya lelaki itu berkeringat dingin.Begitupula dengan Ara, tangannya sangat gemetar ketika hendak meraih jemari milik Rayyan.

ArayyanUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum