⟨45⟩ Prodigal Son

3.3K 598 273
                                    

⋆·

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

.⋆·. ☾ .·⋆.

"Lalu tentu saja aku mengatakan padanya untuk jangan pernah membeli ramuan apapun dari perusahaan itu lagi!"

"Orang gila seperti apa yang tega menjual ramuan palsu?"komentar Ginny tidak suka.

Hannah menghela nafasnya, "Padahal aku sudah mengatakan pada bagian farmasi St. Mungo untuk tetap menggunakan ramuan dari Dymion, tapi mereka malah mencoba-coba merk baru. Beginilah hasilnya."

Luna mengangguk, "Ya, Dymion cukup terpercaya. Kebanyakan teman-teman magizoologist-ku jika tidak membuat ramuan sendiri, akan membeli dari mereka."

"Betul, bukan?! Hfft... Setidaknya mereka akan mendengar kata-kataku sekarang,"ucap Hannah.

Neville mengusap pelan punggung Hannah, "Akhir-akhir ini cukup berat baginya. Bagaimana dengan kalian?"

Luna melirik gestur kecil yang dilakukan Neville pada kekasihnya itu. Dalam diam, ia tersenyum hangat.

Ginny berceletuk, "Biasa-biasa saja. Tapi berdasarkan perkiraan, minggu ini aku membentuk jari-jari Potter kecil di dalam sini!"katanya dengan senyuman lebar menyentuh perutnya.

"Ah... Itu luar biasa! Ngomong-ngomong... Dimana Harry?"tanya Hannah.

Gadis berambut merah itu mengangkat bahu, "Entahlah. Aku mengusirnya. Dia terlalu protektif padaku. Itu manis, tapi demi Merlin, kadang aku ingin menendangnya jauh-jauh karena terus bertanya tentang keadaanku!"

Luna menimpali, "Ayolah, jangan berbohong. Aku tahu kau senang Harry memperhatikanmu selama 24 jam penuh."

"Hey, bukan salahku kalau anakku ingin ibunya dimanja oleh ayahnya!"

Neville tertawa, "Bagaimana denganmu, Luna? Ada berita menarik?"

Alis gadis yang dipanggil namanya itu terangkat, tidak siap untuk ditanyai seperti itu.

"Um... Minggu lalu baru ditemukan untuk pertama kalinya ular ashwinder albino. Apa itu cukup menarik?"tanya Luna.

"Itu terdengar bagus! Tapi selain itu, bagaimana kabarmu?"tanya Neville lagi.

Luna merapatkan bibirnya. Niatnya untuk mengalihkan pembicaraan tidak berhasil. Bagaimana mungkin dia menjawab pertanyaan Neville saat dia tahu betul bahwa respon yang bisa Luna pikirkan hanyalah kilasan kecemasannya akan sebuah gambar konyol?

Tapi, Luna tersenyum tipis.

"Aku merasa luar biasa, tentu saja. Apalagi setelah bertemu kalian,"jawab Luna akhirnya.

"Apa kau—"

Seseorang tiba-tiba mendeham, "Ehem... Miss Lovegood?"

Mereka langsung dengan serentak membalikkan badan.

"Blaise?!"

Pekikan Luna terdengar keras. Ia buru-buru meletakkan gelas champagne-nya ke meja dan memeluk laki-laki itu dengan erat. Blaise hanya tertawa dan membalas pelukannya hangat.

GlassМесто, где живут истории. Откройте их для себя