⟨46⟩ Restless

3K 559 74
                                    

⋆·

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.⋆·. ☾ .·⋆.

"Luna!"

Gadis itu tersentak dari lamunannya.

Alis Jules tertaut, "Aku sudah memanggilmu tiga kali. Ada apa denganmu?"

"Uh... Aku—"

Rolf mendahuluinya, "Dia sepertinya masih merasa tidak enak badan sejak pesta kemarin. Kau seharusnya istirahat saja hari ini, Luna."

Luna menggeleng pelan, "Aku hanya tidak fokus hari ini. Maaf."

Jules tersenyum mengerti, "Tidak apa. Hanya saja, kau yang mengidekan rapat ini, jadi aku berharap kau lebih aktif. Apa perlu kita undur saja?"

"Tidak-tidak. Lanjutkan apa yang sedang kau bahas, Jules,"ujar Luna mendukung. Berusaha untuk memberikan seluruh perhatiannya pada Jules kali ini.

Jules merapikan berkas di hadapannya, "Baiklah. Seperti yang tadi sudah kusampaikan. Ekspedisi ini akan berfokus pada kuda bersayap dan hipotesis mengenai bagian tubuh mereka yang bisa dimanfaatkan sebagai obat, mengingat rambut Abraxan dan Agranian sudah terkenal digunakan sebagai bahan ramuan."

Tangan Jules mulai membuka beberapa lembaran kertas, "Jadi, tugas kita adalah mencari tahu kemungkinan bagian tubuh lainnya dan juga, menelitinya pada Aethonan dan Thestral. Dymion telah memberikan penawarannya bagi kita dan—"

Luna seketika berbicara, "Tunggu, apa?"

"Apa... aku salah bicara?"tanya Jules.

"Kau baru saja menyebutkan 'Dymion',"ujar Luna tidak mengerti.

"Ya, karena mereka yang menyelenggarakan proyek ini...? Luna, kau sudah membaca berkas ini sebelumnya. Apa kau lupa?"tanya Jules.

Luna menarik berkas yang sedang dibaca Mathilda yang ada di sebelahnya. Tangannya membuka bagian yang dimaksudkan Jules, dan disitulah dia melihatnya. Sebuah logo perusahaan di ujung kanan atas yang diabaikannya kali pertama membaca berkas itu.

Dymion Enterprise.

Luna menarik nafas panjang. Ia merapatkan bibirnya sebelum mengembalikan berkas itu pada Mathilda. Dia tidak boleh panik sekarang. Dia tidak boleh panik disini.

"Aku rasa Rolf benar, aku masih merasa tidak enak badan. Lanjutkan rapat ini tanpa aku,"kata Luna mundur dari kursinya dan bangkit berdiri.

Semua teman-temannya yang ada di meja itu dengan cepat bersuara, mengucapkan lekas sembuh padanya. Sayangnya, Luna hanya bisa memberikan senyuman lemah, bahkan tidak bisa membalas satupun tatapan dari teman-temannya. Jules memberi pandangan simpati dan ikut berdiri, mengantarkan Luna berjalan ke pintu ruangan rapat itu.

"Satu lagi, Jules,"bisik Luna, memastikan bahwa hanya Jules yang mendengar perkataannya, "Aku perlu meminta tolong padamu."

Gadis berkulit gelap itu mengangkat alisnya siap mendengarkan.

GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang