2

3.2K 337 121
                                    

Semua ini berawal dari Jisung yang dengan tiba-tiba saja diminta untuk menggantikan seniornya untuk mewawancarai sang CEO bernama Na Jaemin.

2 hari sebelum ia mewawancarai Na Jaemin, entah kenapa seniornya yang sedang hamil 8 bulan itu tiba-tiba dilarikan ke rumah sakit untuk melahirkan.

Maka Jisung menyebut hari itu sebagai petaka dalam hidupnya, dia tak lagi-lagi mau mewawancarai CEO mesum seperti Na Jaemin.

Terlihat saat jam makan siang ini Jisung mati-matian ingin mengundurkan diri saja dari pekerjaannya, ia pasti sangat yakin kalau CEO itu melaporkan perlakuannya yang tidak sopan kepada sang atasan. Dan demi Tuhan, Jisung juga tidak sudi lagi mewawancari CEO mesum itu.

"Saya mohon pak, pecat saya sekarang! Saya sangat-sangat pantas untuk dipecat." Ucap Jisung mantap.

"Sikapmu memang keterlaluan, dan perlakuan tuan Jaemin juga tidak sopan. Pantas saja kau marah, tenang saja kau tidak akan ku pecat. Kau bahkan diperbolehkan untuk mewawancarainya lagi. Dia sendiri yang datang dan meminta."

"Pecat saya!" Jisung memohon. Bersikeras agar dirinya dipecat, karena memang itulah yang ia inginkan.

"Tidak-tidak. Aku memberimu kesempatan Jisung." Ucapan sang atasan membuat Jisung seakan kehilangan harapannya.

"Tidak! Pecat saya saja, saya tidak pantas menjadi Reporter lagi." Ucap Jisung masih mencoba membuat atasannya berubah pikiran.

"Tidak sampai sejauh itu Jisung. Kau adalah Reporter muda terbaik yang kami miliki, banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk mendapatkan Reporter sepertimu. Aku akan tetap mempertahankanmu." Ucap sang atasan bernama Mark Lee itu membuat Jisung tersungkur dilantai sambil menangis.

"Kau pasti terharu kan memiliki atasan sebaik diriku ini. Jangan lupa makan siang, dan lihatlah jadwal terbaru untuk mewawancarai tuan Na Jaemin."

"Tidak! Bunuh saja aku!"

Jisung memakan menu makan siangnya dengan malas. Ia masih memikirkan ucapan sang atasan yang memintanya lagi untuk mewawancarai Na Jaemin.

"Hahhh kenapa aku memikirkan orang itu!" Jisung mengacak rambutnya frustasi.

Jisung baru saja hendak meninggalkan tempat duduknya saat ia merasakan ponselnya bergetar.

"Siapa?" Gumamnya saat melihat deretan nomor asing yang tertera pada layar ponselnya.

Dan hey ada sebuah pesan masuk dari nomor asing itu.

"Selamat makan siang. Makanlah yang banyak agar bagian-bagian terbaik dari tubuhmu itu semakin berisi sayang .." Jisung membaca pesan yang masuk pada ponselnya itu dengan kernyitan di dahinya yang begitu kentara.

"Siapa?!" Jisung memekik menggumamkan pesan balasan yang akan ia tulis.

"Persetan!" Dengus Jisung.


__________________________

Jaemin tersenyum seorang diri mengamati ponselnya. Lebih tepatnya gambar seseorang yang baru saja ia dapatkan dari orang kepercayaannya. Ia bahkan tidak mendengar suara langkah kaki mendekat, dan seharusnya ia marah karena belum mendapatkan sebuah pesan balasan.

"Siang hari dan moodmu terlihat sangat baik. Apa ada sesuatu yang menarik?" Renjun bertanya sambil meletakkan berkas-berkas diatas meja kerja Jaemin.

"Renjun Hyung .. sejak kapan kau masuk?"

WHAT? RENJUN HYUNG? wah seorang Na Jaemin akhirnya memanggil Renjun dengan embel-embel Hyung.

'Sepertinya ada hal baik yang terjadi!'

Going CrazyWhere stories live. Discover now