5 🔞

5.1K 329 55
                                    

"Kenapa kau cemberut?"

"Diam!" Jisung mendegus. Lelaki manis itu menatap Jaemin yang sedang terduduk diatas ranjang yang dipenuhi oleh kelopak mawar.

"Seharusnya kau bahagia dimalam pernikahanmu ini."

"Bagaimana aku bisa bahagia? Kau menjebakku, kau memaksaku untuk menikahimu dasar lelaki kurang belaian?!" Jisung masih menatap Jaemin sengit.

"Ya. Aku memang kurang belaian, dan karena kita sudah resmi menikah, maka sekarang menjadi tugas dan kewajibanmu untuk memberiku belaian."

Jisung hanya bisa menganga mendengar ucapan kelewat vulgar dari suaminya itu. Ia dengan perlahan membalik badannya ingin keluar dari kamar pengantinnya.

"Kau mau kemana?"

"Pergi menjauh darimu!"

Jaemin tersenyum miring. "Kau berada dalam mansion milikku. Kau tidak bisa pergi kemanapun sayang."

"Asal aku tidak dekat-dekat denganmu maka aku akan aman." Ujar Jisung pelan sambil berjalan menuju pintu, ia menghentakkan kakinya kesal.

"Disini sepi, malam pertama kita bisa dilakukan dimana saja. Kau ingin melakukannya di pinggir kolam renang atau ditaman? Aku bisa melayanimu dengan memuaskan."

Jisung memutar tubuhnya kembali, menatap Jaemin tidak percaya. "Bisakah mulutmu mengeluarkan perkataan yang lebih baik lagi?!"

"Pertama. Panggil aku dengan panggilan yang lebih manis. Dan yang kedua, kita sudah menikah. Kau milikku, aku bisa bercinta denganmu kapanpun dan dimanapun aku mau."

"Astaga!? Hentikan ucapanmu itu Jaemin." Jisung menutup kedua telinganya, wajahnya merah padam mendengar kalimat yang menurutnya sangat tidak sopan  itu.

Jaemin beranjak dari tempat tidur dan melangkah mendekati Jisung. Tangan kanannya meraih pinggang ramping milik lelaki manis itu. "Maafkan jika aku kurang sopan. Tapi aku sangat menginginkanmu."

Perlahan Jisung menurunkan kedua tangan yang menutupi telinganya. "T-tapi aku tidak mencintaimu .." ujar Jisung pelan.

"Bukan tidak. Tapi belum. Kau bisa belajar mencintaiku, percayalah. Itu akan sangat mudah."

"Apa kau selalu seperti ini? Selalu mendapatkan apapun yang kau inginkan?"

"Ya. Kurang lebih seperti itu."

"Bagaimana kalau aku hanya keinginan sesaatmu?" Jisung menatap kearah manik kelam milik suaminnya, mencari jawaban.

"Tidak. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu." Ucap Jaemin tegas. "Aku begitu tergila-gila padamu."

"Ini semua terlalu cepat. Aku tidak bisa percaya padamu begitu sa- mmphh .." Kalimat Jisung dibungkam oleh ciuman Jaemin pada bibirnya. Lumatan dari sang suami membuat Jisung terkejut, nafasnya tercekat.

Demi apapun yang ada didunia ini, Jisung sama sekali tidak pernah berciuman. Apalagi yang lebih dari sekedar ciuman, dia tidak pernah berpacaran. Ia pun lantas memukul dada Jaemin agar ciuman liar itu berhenti.

Jaemin menarik tubuhnya, menatap Jisung yang terengah dengan bibir basah merah menggodanya. "Kau belum pernah berciuman?" Goda Jaemin.

"Si-siapa bilang?! Kau jangan asal bicara!" Dengus Jisung, ia tidak bisa membiarkan harga dirinya terinjak begitu saja.

"Kalau begitu, kenapa tidak membalas ciumanku jika sudah berpengalaman?"

"Itu karena-karena kau menyerangku secara tiba-tiba."

Jaemin terkekeh. "Kalau begitu cium aku sekarang." Tantang Jaemin.

"Apakah kita bisa melakukan itu- maksudku melakukan hal itu dilain waktu saja."

Going CrazyWhere stories live. Discover now