4

3.2K 321 82
                                    

"Pokoknya aku tidak mau Ayah!" Jerit Jisung frustasi.

"Bagaimana mungkin Ayah tega menikahkanku dengan lelaki mesum seperti dia?!" Jerit Jisung untuk yang kesekian kalinya.

"Ayah mohon sayang .. jika kau tidak menikah dengannya maka perusahaan kita akan hancur." Mohon tuan Park, memelas.

"Tapi kenapa harus dengannya? Lihat wajah mesumnya itu, sangat tidak cocok denganku yang manis serta polos ini Ayah."

Nyonya Park hanya tertawa mendengar alasan konyol yang diucapkan oleh putra manisnya.

Bahkan orang buta pun akan langsung bisa melihat jika ada Jaemin didepannya.  Katakanlah berlebihan, tapi memang setampan dan semempesona itu seorang Na Jaemin.

"Katakan satu hal agar aku bisa menolak Na Jaemin, ibu?!"

"Kau harus menerimanya sayang. Ibu sangat ingin memiliki menantu seperti Jaemin. Dia sangat tampan, pintar, gagah dan yang paling penting dia itu sangat kaya." Jawab Nyonya Park. "Dan sekarang berikan alasan kenapa Ibu harus menolak Jaemin sebagai menantu?"

"Dia itu menyebalkan, sombong, dan sangat mesum! Aku tidak suka!"

Nyonya Park tersenyum lalu mendekat dan mengelus rambut anaknya sayang. "Sifat seseorang bisa berubah asal ada yang mau membantunya untuk berubah. Dan Ibu yakin, Jie pasti bisa merubah sifat buruk Jaemin. Masa Jie tidak mau dengan produk bagus seperti Jaemin? Dan lagi, kalau tidak mesum, bagaimana caranya kalian memberi kami cucu nantinya?"

Ucapan ibunya membuat Jisung terdiam. Tanpa berpamitan ia melangkahkan kakinya keluar dari rumah.

Saat hendak membuka pintu pagar rumahnya, Jisung melihat sesosok makhluk yang membuat bulu tengkuknya berdiri.

"Apa yang kau lakukan didepan rumahku!?" Jisung bertanya dengan suara nyaring.

Jaemin tersenyum. "Melamarmu. Aku sudah mendapat restu dari Ayah dan Ibumu sebelum kita bertemu di pertemuan penting itu." Jaemin membalas dengan tenang.

"Kau sedang bercanda kan?" Jisung tertawa hambar.

"Untuk apa aku bercanda soal pernikahan? Kita akan menikah dihari minggu nanti. Semua persiapannya sudah diurus olehku, tidak ada penolakan. Dan jika kau kabur, maka habislah kau!" Jaemin berkata diiringi ancaman.

"Memangnya apa yang bisa kau lakukan?" Tantang Jisung.

"Kau akan menyesal jika tahu apa yang bisa aku lakukan! Kau pasti sudah mengenal dengan jelas siapa keluarga Na."

"Jangan mengancamku! Aku tidak mau menikahimu!"

"Kau akan menyakiti hati orang tuamu dan menjadi anak yang durhaka karena mereka sudah memberi restu."

"Kau pasti menyuap atau bahkan mengancam orang tua ku kan?"

"Aku tidak selicik itu untuk melakukan penyuapan ataupun pengancaman!" Terang Jaemin.

Berjanji membahagiakan Jisung seumur hidup, membelikan sebuah mansion mewah, menyuntikkan dana yang sangat besar kepada perusahaan tuan Park. Menurut Jaemin itu sangat wajar diberikan kepada keluarga barunya, dan bukan penyuapan.

"Pembohong! Pergi kau dari sini!"

"Aku mau melamarmu!"

"Bodoh." Gerutu Jisung.

Jaemin menarik nafas dalam. Tangan kanannya merogoh saku jas, menarik tangan kiri Jisung dan menyematkan cincin  itu pada jari manis kiri Jisung.

"Lihat! Kau sudah menerima lamaranku. Persiapkan dirimu dengan baik untuk pernikahan kita dihari minggu nanti." Ujar Jaemin senang lalu mengecup dahi Jisung dan melenggang pergi kearah mobilnya.

Going CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang