Cookies and Promises

4.4K 296 50
                                    

~Shadow Tamer~

By: TsubasaKEI

Don't try to make it yours!

Enjoy~

-------------------------------------------------

Chapter 3: Cookies and Promises

"Faang,"

Suara lembut bergema tanpa ujung di telinganya. Samar, tapi begitu familiar. Suara itu kembali memanggil namanya. Kali ini dengan lebih tegas.

"Fang."

'Ini hanya mimpi,' entah dari mana Fang mengetahui hal itu. Tapi otaknya seperti menjerit demikian. Dunia yang ia lihat kini hanya sebatas hitam. Tidak ada suara kecuali yang memanggil namanya tadi.

"FANG!"

Jantung Fang berhenti sesaat ketika suara horor itu menusuk telinganya. Tiba-tiba dunia berputar, menjebak Fang di tengah-tengah pusaran hitam. Ruangan hampa itu mendadak berisi angin. Mereka berputar liar, menabrakan dirinya ke tubuh Fang yang meringkuk menjadi bola kecil.

Fang berusaha membendung telinganya. Suara tadi terus memanggil namanya. Semakin lama kian mengeras, semakin ramai.

"Faang,"

"Fang!"

"Fang,"

'—hentikan!' Fang menutup matanya rapat. Tubuhnya bergetar, bukan karena dingin. Ia menggigit bibir bawahnya dan menggeleng keras. Tidak, ini tidak mungkin. Bagaimana mungkin suara itu kembali muncul di mimpinya? Suara lembut yang sejarusnya riang. Kadang terdengar tegas walaupun sebenarnya tersembunyi rasa sayang. Seperti—

"Fang.."

— suara ibunya.

KRAK

Di tengah bisingnya suara angin Fang dapat mendengar sesuatu retak tak jauh di depannya. Retakan kecil muncul dari dinding hitam itu. Semakin lama mereka menjalar semakin luas. Cahaya menyisip melewati sela-selanya. Sinar putihnya semakin terang, berusaha keluar dari penjara yang membelenggu.

Dan dunia berubah terang. Dinding itu roboh menjadi pecahan hitam yang jatuh dan menghilang sebelum bisa menyentuh tanah. Fang terpana melihat kejadian di hadapannya. Angin kebut tadi sudah pergi entah ke mana, namun Fang tidak menghiraukannya. Ia lebih memilih untuk memperhatikan kilasan abu yang kini bergerak cepat melewatinya.

Ini seperti menonton tv rusak. Yang ia lihat hanya garis putih dan abu yang terus bergerak dan berkedip. Tapi Fang tetap fokus melihat garis-garis itu, karena mereka perlahan membentuk suatu gambar, sebuah bentuk.

Awalnya membentuk benda simetris seperti segitiga, kotak, dan persegi. Setelah itu mereka melekuk, membentuk ditail yang membuat Fang dapat menebak benda tersebut. Sebuah lemari tinggi yang menjulang hingga atap. Meja dengan vas bunga di atasnya. Empat kursi mengelilingi meja tersebut. Lukisan berbagai ukuran tertempel di dinding. Sayang sekarang karya seni itu hanya sebatas garis.

Semua benda ini....terlihat familiar.

"Fang"

Dan ada suara itu. Seperti meminta Fang untuk menatapnya, dan itulah yang ia lakukan. Fang memutar badannya. Ia melangkah ragu. Dari beberapa objek buram hanya satu yang membentuk bayangan manusia. Gambar ibu-nya yang tersenyum manis terlihat semakin jelas setiap kali Fang mengambil langkah mendekat.

Garis kelabu itu digantikan dengan rambut panjang yang di ikat kendur. Jaket ungu favoritnya terbentuk jelas walaupun yang Fang lihat hanya jaket berwarna abu-putih. Lagi pula, jaket mana lagi yang tangan kirinya lebih panjang dari yang satunya? Salah satu ke-unikan ibunya yang tidak pernah ia lupakan.

Shadow TamerWhere stories live. Discover now