[FINAL] A Heart's Completion

4.7K 307 115
                                    

~Shadow Tamer~

By: TsubasaKEI

Don't try to make it yours!

A/N: untuk kebutuhuan cerita peran salah satu tokoh akan berbeda dari cerita aslinya

Enjoy~

-------------------------------------------------

Final: A Heart's Completion

Saat Fang pertama kali bertemu Boboiboy ia tahu ia akan membencinya. Senyum lebar yang mengambil setengah wajahnya, kelereng madu hangat yang selalu penuh kehidupan ditudungi bulu mata lentik, dan kulit mulus yang merona saat ia tertawa. Dan Tawanya; ringan namun berenergi di saat yang sama. Jika Fang ingin menggambarkan Boboiboy dalam satu kata, maka ia akan memilih Matahari.

Dan benar saja—Fang tidak menyukai Boboiboy. Kemanapun bocah bertopi itu pergi selalu ada satu-dua teman yang menyertainya. Fang suka memperhatikannya dari jauh dan ia jengkel dibuatnya. Entah mengapa Boboiboy bisa mengundang tawa di saat yang tidak terduga dan selalu bisa merubah keadaan menjadi lebih menyenangkan; pusat perhatian semua orang yang Fang tidak inginkan. Dan itu baru sebagian dari hal yang Fang tidak pernah punya. Bukan salah Boboiboy—yang memang dari asalnya sudah memiliki sifat baik seperti itu, namun apa yang dapat Fang perbuat ketika benih kecemburuan tumbuh saat dihadangkan sinar yang begitu kuat.

Tapi perlahan semua itu berubah. Bias cahaya itu lambat laun menerbos melewati celah dinding yang melebar dibuat waktu. Cahaya Boboiboy mulai dapat Fang lihat tanpa harus menutup mata. Intensitas itu tidak berubah, namun Fang menyadari perlahan ia bisa merasa nyaman dengar rasa hangat—nyaman dengan Boboiboy. 

Lalu ketika mereka melawan Ejo Jo, alien kepala kotak yang ingin menguasai bumi. Mereka berdua bersama-sama mengsinkronasikan dua pikiran yang sekilas tampak bertolak belakang. Namun jika eksterior itu semua dikelupasi, Fang menyadari bahwa ia dan Boboiboy tidak sebeda itu. Walaupun seusai pertarungan Fang sempat mengunci dirinya, hal itu tidak bertahan lama saat Si Pengendali Bayang berusaha menutup matanya dari kenyataan.

Karena untuk pertama Kalinya setelah sekian lama, Fang dapat kembali berada dalam naungan cahaya saat ia mengambil uluran tangan Boboiboy. Bocah bertopi itu bukan lagi sorot matahari yang terlalu panas. Sekarang Fang menganggapnya sebagai cahaya mentari lembut yang pertama kali muncul di subuh hari. Cahaya pertama setelah kegelapan. Tentu terkadang kompetisi antar rival mereka suka meledak tak tentu waktu, dan emosi sesaat suka mengambil alih. Namun Fang tidak akan menyangkal kalau justru momen seperti itulah yang ia nantikan dari Boboiboy. Waktu dimana ia bisa melepas semuanya sembari bercanda gurau. Terdapat kebebasan tersendiri saat ia menjadi 'marah' atau ketika mereka hanya sebatas berbincang. Dan ia menikmati setiap saatnya.

"Boboiboy?"

Tapi sekarang Fang harus kembali menghadapi kenyataan. Kali ini kenyataan pahit. Dimana bocah bertopi di depannya bukan lagi Boboiboy. Nuansa jingga yang membalutinya kini berubah ungu gelap hampir hitam, senada dengan makhluk malam bermata darah. Manik madu yang selalu hangat kini menjadi merah, dingin tanpa nyawa.

Si pengendali elemen tidak menggubris panggilan Fang. Ia hanya diam, layaknya patung yang tampak seperti manusia. Percikan hitam sekilas muncul dan hilang di sekitar tangan Boboiboy, mengingatkan Fang terhadap Halilintar. Boboiboy tampak seperti penjahat di film-film superhero yang dulu pernah ia tonton. Tapi ini bukanlah film. Tidak ada direktor yang meneriakkan 'cut!' lalu Boboiboy akan bertingkah seperti semula, tidak lagi berakting. Tidak, ini adalah realita yang Fang tidak inginkan. Dan Boboiboy adalah penjahat yang harus ia lawan.

"H-hoi! Kau mendengarku 'kan?"

Boboiboy tersenyum. Kenapa dia tersenyum? Bertolak belakang dengan matanya yang hampa. Tubuh berdiri lesu, menatap jauh ke ujung sana tanpa tujuan kecuali tersenyum tanpa hati. Seolah dia hanya boneka yang diciptakan untuk tersenyum saja.

Shadow TamerWhere stories live. Discover now