Seeking the Truth (1)

3.3K 267 50
                                    

~Shadow Tamer~

By: TsubasaKEI

Don't try to make it yours!

Thnx udah mantengin fic ini :)

Enjoy~

-------------------------------------------------

Chapter 4: Seeking the Truth.

"...sabun...shampo... "

Ia berhenti menyusuri rak. Sesaat, Tangan kirinya terlihat sedang berkeliaran. Menghiraukan beberapa merek ternama dengan nama tak dikenal di depannya. Namun jangan terkecoh. Bocah berkacamata ini tengah fokus mencari sesuatu. Sesuatu yang sangat penting dan tanpa eksistensinya ia tidak bisa menjadi sehebat sekarang.

"Ketemu!" Fang berseru senang ketika matanya menangkap jejeran botol shampo berwarna kuning susu. Ia tidak segera memasukannya kedalam keranjang. Fang mengawasi kiri-kanannya, terlihat takut dan tidak yakin.

Tapi tidak perlu menunggu lama, si pengendali bayang menyabet botol kuning di depannya dengan kecepatan di atas rata-rata—mendekati kecepatan Boboiboy Halilintar—dan memasukan sampo keramatnya ke dalam keranjang. Sekali lagi Fang melirik kiri-kanannya sebelum mengela nafas lega dan pergi dari lorong itu. Lorong yang bertuliskan 'Produk Bayi'.

Tunggu, jangan berpikir yang aneh-aneh dulu. Bukan berarti dia menyukai produk itu. Hanya saja dengan penciuman yang cukup sensitif Fang harus mengakali agar tidak pusing dengan baunya sendiri. Dengan produk zaman sekarang memiliki harum tajam beraneka ragam, Fang terpaksa harus menggunakan produk itu. Lagipula ada bonus piring plastik.

Baru saja ia hendak pergi ke kasir dan mengakhiri acara belanjanya, tiba-tiba dari belakang seseorang berbicara.

"Ooh, pantas saja bau rambutmu...um, unik."

Gerak Fang terhenti. Keringat dingin bertengger di wajahnya dan suasana yang sedikit mencekam baginya membuat Fang merasa sedang berada di tengah-tengah film action. Mungkin seluruh ketegangan ini yang membuatnya merasa demikian. Dan seseorang yang sepertinya sedang menatap lama punggungnya Fang rasa dia sedang menggali lubang di sana.

Tidak dalam kondisi se-ekstrim apapun Fang akan menoleh ke belakang. Yup, tidak akan. Kenapa? Karena ia kenal betul siapa pemilik suara riang menjengkelkan itu.

"Ooi, Faaang. Kenapa kau hiraukan aku, la?"

'Jangan pedulikan...' Fang berkali-kali mengulangi kata itu. Seperti mantra. Kakinya dengan ragu mengambil satu langkah menjauhi sumber ancaman. Mengambil satu langkah lagi. Satu lagi. Satu lagi...

"Eh, jangan tinggalkan aku!"

Fang berjalan cepat ke arah kasir dan mengumpat ketika ia mendengar teriakan 'gerakan kilat!' dari belakangnya.

"Ayolah, temani aku sebentar saja. Tinggal sedikit lagi 'kok belanjaan yang belum diambil. Ya? Ya?" Sekarang suara itu sudah berpindah kehadapannya. Dengan mengambil wujud seorang bocah bertopi bernuansa merah dan hitam.

Fang menghela lelah. Sepertinya Ia tidak bisa mendapatkan ketenangan yang ia harapkan. Tidak kalau Boboiboy dalam mode halilintar ada di depannya sedang menyengir lebar dengan kantong belanjaan.

.
~Shadow Tamer~
.

"Dari semua orang di dunia.. kenapa harus bertemu kau?! "

Boboiboy menatap sebal pada rivalnya sebelum mengerdikkan bahu.

"Aku perlu beli bahan makan malam, lah. Kalau kurang bumbu tidak enak jadinya. Telor juga habis." Ucap Boboiboy sembari menggoyangkan belanjaanya di depan Fang.

Shadow TamerWhere stories live. Discover now