4.POV Alera✔️

21.6K 2K 11
                                    

Aku sedikit terkejut melihat banyaknya pelayan mansion yang pingsan 2 hari yang lalu termasuk Emma, aku pikir mereka terkena racun atau penyakit menular,saat emma sadar aku bertanya padanya apa yang terjadi Emma mengatakan bahwa ada aura mana yang sangat kuat sehingga membuat mereka yang memiliki mana lemah akan merasa ketakutan, dan mengalami gejala seperti pingsan atau hanya sekedar pusing dan mual.

Bukankah seharusnya aku juga pingsan?, Setahuku di novel Alera tidak bisa sihir dan mananya juga lemah, tapi kemarin aku sama sekali tidak mengalami gejala apapun.

Aku sedang berada perpustakaan besar yang ada di kediaman khusus Duke Ervan atau ayahnya Alera aku tidak akan memanggilnya ayahku karena aku tidak akan melupakan jati diriku bahwa aku ini Zera Adiva, kembali lagi ke topik utama, jadi mulai hari ini aku akan mencari informasi sebanyak mungkin tentang dunia yang kutinggali ini dengan cara membaca buku sebanyak banyaknya.

Aku tidak bisa mengandalkan ingatan Alera, ternyata Alera benar benar bodoh pantas saja dia tidak lolos masuk Akademi, hahhh,, yang benar saja aku tidak menemukan informasi apapun yang penting dari ingatan Alera, itu artinya otak Alera masih baru (tidak ada isinya maksudku).

Jadilah aku yang harus menguras waktu dan tenaga untuk mengisi otak baru ini.

Suara ketukan sepatu terdengar jelas ditelingaku, Aku merasakan kalau ada seseorang yang mendekat ke arahku tapi keberadaannya masih jauh dan lama kelamaan suaranya semakin dekat,, dekat,, lebih dekat lagi dan aku mengadahkan kepalaku.

"Nona saya membawakan anda teh hangat, "
Ah ternyata hanya Emma yang membawa teh.

Aku mengambil teh itu dan saat akan meminumnya aku mencium bau yang aneh pada teh ini.

"Emma bisa bawakan cemilan juga untukku, "
Ucapku dan menaruh teh itu di meja.

"Baik nona, silahkan diminum dulu tehnya, "
masih dengan senyumnya.

"Terimakasih Emma aku akan memiunumnya"
Aku mengangkat cangkir teh itu,dan hanya menempelkannya ke dekat bibirku.

"Baiklah kalau begitu saya akan mengambilkan cemilan untuk nona dulu, "
dia berjalan keluar dari ruangan ini.

Aku menjauhkan cangkir itu dari bibirku dan mendekatkannya ke hidung untuk memastikan kembali bau tehnya, Baunya mirip seperti bunga melati tapi entah kenapa aku tidak menyukai teh ini dan merasakan firasat tidak baik.

Tehnya kubuang ke arah jendela dan sedikit menarunhya di pinggir bibirku.

Emma ya? Pelayan pribadi Alera seorang perempuan berusia 18 tahun sudah melayani alera selama 6 tahun ini,tepat saat ayahnya dan kakanya menjauhi Alera saat umur 10 tahun, Alera benar benar orang yang tidak peka pantas saja kau mati karena dibodohi,dan sekarang karena aku yang memiliki tubuhnmu berarti aku berhak melakukan apapun.

Jika kupirkan kenapa ada orang yang ingin meracuni Alera yang masih berusia 5 tahun, dan anehnya ayahnya baru mengetahui itu setelah menyelidiki selama 5 tahun.

Aku lanjut membaca bukuku lagi,ternyata buku buku pelajaran disini tidak jauh beda dengan duniaku dulu hanya saja disini lebih memfokuskan ilmu pengetahuan tentang sihir.

Alera pov end

"Nona ini camilan yang nona minta, "
Ucap Emma sambil meletakan nampan yang berisi roti, dan beberapa makan lainya.

"Ya, "
Jawab alera acuh dia sedang fokus membaca saat ini.

______

Keesokan harinya seperti biasa alera akan berada di perpustakaan membaca buku dan seperti biasa juga Emma akan membawa teh untuk Alera.

"Emma bawakan roti kering seperti kemarin untuk ku, "
Pinta Alera pada Emma dengan mata yang masih berfokus pada buku ditangannya.

Emma pun keluar ruangan untuk mengambil lagi roti seperti yang diminta Alera.

Melihat punggung emma yang sudah tak nampak lagi Alera menaruh teh itu dinampannya, dan pergi keluar tanpa menunggu Emma kembali.

Alera berjalan menuju ruangan kerja Duke Ervan dan bertemu dengan ksatria sekaligus wakil duke di depan pintu.

"Apa ayahku ada? Katakan aku ingin masuk, "
Ucap Alera dengan nada suara yang tenang dan wajah tanpa ekspresi, sangat berbeda dengan Alera yang biasanya penuh semangat dan selalu tersenyum.

Alera membuat semua orang kebingungan dengan kepribadiannya yang sekarang lebih tenang, dan tidak pernah membuat kekacauan lagi di dalam mansion untuk menarik perhatian ayah, dan kakaknya.

"Iya nona,duke ada didalam,saya akan menyampaikanya,mohon tunggu sebentar, "
Jawab Then seorang wakil Duke sekaligus ksatria kepercayaan keluarga Marinson yang sekarang berusia 30 tahun dan lebih muda 10 tahun dari Duke.

Setelah menunggu selama kurang lebih 5 menit alera diperoleh kan masuk kedalam.

"Selamat siang ayahanda, "
Alera menundukan badannya sedikit memberi hormat pada Duke Ervan.

"Siang putriku,apa kau perlu sesuatu?,"
Tanya duke mengalihkan
Matanya dari dokumen ke arah Alera.

"Tidak ada ayah, aku hanya membawakan teh ini untuk menemani ayah bekerja, "
Jawab Alera.

Alera menaruh tehnya diatas meja duke.

"Terimakasih putriku,duduklah, " ucap duke Ervan.

Alerapun duduk di kursi yang ada dihadapan ayahnya.

Duke mengambil cangkir teh yang dibawa Alera,saat akan meminumnya dahi duke nampak menyerngit karena aroma teh itu yang masuk ke hidungnya.

Duke meletakan kembali teh itu ke meja, sekarang malah dahi Alera yang menimbulkan sedikit kerutan heran.

"Apa kau berencana ingin membunuh ayahmu sendiri sekarang alera?!,"
Nada suara Duke terdengar sangat mengintimidasi dan hawa ruangan seketika menjadi sangat dingin.

"Apa maksud ayah?, bukankah itu teh biasa, "
Tanya Alera dengan nada suara setenang mungkin karena jujur saja dia merasa sedikit takut jika langkah yang diambilnya ini salah, dan menyebabkan duke marah lalu dia akan menghadapi kematiannya untuk yang kedua kali.

"Ini adalah teh yang mengandung bunga bulan ,itu beracun dan bisa melenyapkan seseorang,alera apa kau sengaja menaruhnya diminuman ayah?,"
Nada suara Duke terdengar kecewa entah karena putrinya sendiri yang berniat membunuhnya atau kecewa dengan dirinya sendiri karena tidak memberikan pendidikan yang baik pada alera sehingga tidak tahu hal hal umum semacan ini.

"Maafkan aku ayah,aku sama sekali tidak tahu jika teh itu beracun karena setiap hari emma selalu memberikannya padaku, "
Alera menundukan kepala dan mengepalkan tangannya, tidak Alera bukan merasa bersalah tapi kesal karena sekarang dia tahu bahwa Alera yang asli pasti meninggal karena meminum teh itu setiap hari dan pasti ada seseorang yang ingin membunuhnya saat ini, ingatan Alera yang asli menunjukan semua hal yang dia lakukan selama ini mulai dari membuat kekacauan agar ayahnya dan kakanya memberikan perhatian mereka dan juga tentu saja tentang teh itu.

Kalian tahu ini memang rencana alera agar mengetahui apa yang ada didalam teh itu,kalian bertanya kenapa alera tidak menanyakan teh itu pada dokter saja?,
Alera tahu ada seseorang yang selalu mengawasi pergerakan nya,jadi alera sengaja membawa teh itu pada duke, Alera yakin jika Duke Ervan pasti tahu apa yang terkandung dalam teh itu.

"Berani beraninya memberikan racun pada keluargaku, "
Ucap Duke marinson dengan marah dan kesal,dan berpikir pantas saja putrinya tidak bisa mengendalikan elemen sihir, dan juga mananya lemah karena racun itu memiliki efek samping yang dapat menyegel mana seseorang sehingga akan langsung meninggal jika meminumnya satu kali saja.

Duke merasa sangat bersalah dan menyesal pada alera karena mengabaikan putri kandungnya sendiri.

Tapi bagaimana Alera bisa bertahan sampai sekarang itu juga yang mengganggu pikiran duke, dia tentu saja bersyukur Alera bisa selamat karena racun yang diminumnya selama ini hanya berefek menyegel mana, rasa takut kehilangan Alera satu satunya putrinya membuat duke benar benar khawatir.

_________

Hai semuanya ini first story yang aku tulis jadi mohon support nya dengan ngevote ya biar semangat buat up🙏🙏🥰

TRANSMIGRASI psychopath ALERAWhere stories live. Discover now