Part 2

3.5K 304 8
                                    

Sesampainya di rumah Haikal, motor tersebut pun berhenti kemudian Haikal turun dari motor sedangkan orang yang menjemputnya masih duduk diatas motor.

"Gua balik deh, nanti di cariin nyokap," ucap pemuda itu.

"Yaudah sana, gua juga gak ada niatan mau nawarin lu masuk," ucap Haikal.

"Yee anak setan."

"Besok pagi, jangan lupa jemput gua."

"Iyee, dah apal diluar kepala gua."

"Bagus, tingkatkan lagi babu."

"Anak anjing!"

"Yang bener anak setan apa anak anjing? Udah sono, lu pergi bay."

"Dua-duanya. Yaudah, gua pulang dulu, jangan kangen."

"Najis! kangen sama lu."

Seseorang yang dipanggil bay oleh Haikal pun melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah Haikal, sedangkan Haikal masuk kedalam rumahnya. Kemudian Haikal berjalan menuju ke kamarnya, sesampainya di kamar Haikal teringat ucapan orang yang ia temui tadi pagi yang bilang bahwa mukanya mirip dengan seseorang, Haikal pun berjalan menuju ke depan lemari yang terdapat cermin full body.

Haikal berpose sambil menatap kearah bayangannya di cermin, "masih cakepan gua pasti, gak ada yang bisa ngalahin kecakepan gua yang paripurna ini," ucap Haikal sambil menyugar rambutnya kebelakang.

"Gua kalo jadi anggota boy grup pasti cocok tapi nanti pas debut bakal banyak sekandal yang bermunculan. Salah satunya 'seorang idol berinisial H melakukan hal yang tidak sopan yaitu memanggil temannya dengan nama bapaknya' gak kebayang seberapa banyak sekandal gua. Terus nanti respon netizen pasti gini 'heol tidak sopan sekali dia, dia tidak pantas menjadi seorang bintang'. Emang ya jadi orang cakep itu susah, apa-apa pasti di komentarin."

Kemudian dia berjalan menuju ke kasurnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tiba-tiba ponselnya berbunyi pertanda ada sebuah pesan yang masuk, lantas Haikal langsung mengambil ponselnya dan bergegas untuk berganti pakaian.

Setelah berganti pakaian, Haikal mengambil kunci motornya yang ia simpan di atas nakas yang berada di samping tempat tidurnya. Sebenarnya dia bisa menggunakan motor hanya saja ia terlalu malas, jadi dia selalu meminta untuk diantar jemput oleh temannya, untungnya mereka tidak keberatan menjemput beban sepertinya.

Haikal melajukan motornya menuju ke cafe, tempat yang biasanya ia datangi bersama teman-temannya selain club. Sesampainya di cafe Haikal langsung berjalan menuju ke meja temannya.

Sedangkan di sisi lain, seorang pemuda baru saja tiba setelah sekian lama menempuh pendidikannya di luar negeri. Ia tengah menunggu temannya yang katanya akan datang menjemput.

"Mana sih tuh dua curut?" gumam Mars sambil mencari-cari keberadaan kedua temannya. Ya, dia Mars, yang sudah lima tahun tinggal di negeri orang akhirnya kembali pulang ke negaranya.

Tak lama kemudian, ada seseorang yang menepuk pundaknya, Mars menoleh dan menemukan keberadaan kedua temannya. Mereka bertiga saling berpelukan dan bersalaman ala laki-laki.

"Akhirnya pulang juga lu," ucap David.

"Kan gua cuman sementara disana, sekarang gua bakal tinggal di sini buat nerusin perusahaan punya bokap gua," ucap Mars.

"Bagus deh, kita jadi ngumpul lagi bertiga."

"Udah lama nunggunya?" tanya Rival.

"Ya lumayan lah, sekitar satu jam lebih."

"Tadi nih anak berulah jadi dateng nya agak lama." Sedangkan orang yang dimaksud pura-pura tidak tahu.

"Cafe yuk, baru setelah itu ke makam Haidar udah lama juga kita gak kesana," ucap David.

Kemudian mereka berjalan menuju ke parkiran dimana mobil milik Rival terparkir, Rival melajukan mobilnya meninggalkan bandara menuju ke cafe terdekat. Sesampainya di sebuah cafe mereka langsung masuk kedalam, saat hendak masuk Mars tidak sengaja menabrak seseorang.

"Woy bego! Kalo jalan liat-liat dong, punya mata gak sih?!" omel seorang pemuda yang menabrak Mars sambil mengelus-elus dahinya yang memerah.

"Sorry gak sengaja, ada yang luka?" tanya Mars.

"Enggak, makanya kalo jalan tuh pake mata."

"Kan dia yang nabrak, kok dia yang marah-marah? kalo jalan kan pake kaki bukan mata, kalo jalan pake mata sakit dong matanya," batin Mars heran.

Perlahan pemuda yang menabrak Mars mengangkat kepalanya, tak beberapa lama kemudian David langsung menerjang pemuda itu dengan pelukan dan tentu saja pemuda itu memberontak dari pelukan David.

"Apaan sih? Lepasin gak!" ucap Haikal sambil berusaha melepaskan dirinya dari pelukan David.

"Haidar gua kangen," ucap David lirih.

Setelah berhasil melepaskan diri dari pelukan David, Haikal pun mendorong tubuh David agar menjauh darinya.

"Haidar, Haidar dan Haidar. Siapa sih Haidar? Gua bukan Haidar, bahkan gua gak kenal sama yang namanya Haidar!" ucap Haikal.

"Vid, dia bukan Haidar, inget Haidar udah gak ada," ucap Rival setelah berhasil mengembalikan kesadarannya yang sempat terpaku dengan wajah Haikal.

"Sorry, kalo kelakuan temen gua buat lu gak nyaman," lanjut Rival.

"Lain kali jangan main peluk orang sembarang," ucap Haikal ketus lalu berlalu melewati mereka bersama teman-temannya.

"Yuk masuk, mungkin cuma kebetulan aja mukanya mirip," ucap Mars sambil merangkul pundak David dan mengajak masuk kedalam cafe.

David menganggukkan kepalanya, "mungkin aja," ucap David, tapi tidak dengan pikirannya yang terus tertuju pada pemuda tadi yang tidak ia ketahui namanya.

Setelah mengobrol sebentar di cafe, mereka memutuskan untuk pergi ke makam Haidar lalu pulang kerumahnya untuk beristirahat.

Rival kembali melajukan mobilnya menuju ke pemakaman, sebelum ke pemakaman mereka membeli bunga di sebuah toko bunga di dekat makam. Sesampainya di makam Haidar, Mars pun meletakan bunga diatas makam dan mereka mulai berdoa sebentar.

"Hai Dar, gua pulang. Gimana kabar lu disana? Baik kan? Gua disini selalu baik. Sorry, baru bisa ngunjungin lu lagi setelah sekian lama. Haidar gua kangen sama lu, lu tau gak tadi ada orang yang nabrak gua. Tapi orang yang nabrak gua malah marah-marah, kan dia yang nabrak, malah dia yang marah-marah dan mukanya mirip banget sama lu. Dia lucu kaya lu tapi lu lebih lucu kok tenang aja, gua jadi keinget pertemuan pertama kita waktu itu lu duduk di lantai kaya gembel karena lupa letak kelas lu terus lu narik tangan gua buat nganterin ke kelas," ucap Mars.

"Haidar, kita dateng lagi kesini. Maaf, kita baru punya waktu buat dateng kesini lagi, tadi gua kira orang yang nabrak Mars itu lu Dar soalnya muka kalian mirip. Dia juga sama nyebelin nya kaya lu," ucap David.

"Gimana kabar lu disana? Dar, gua kangen ngumpul lagi sama lu, gua kangen lu malakin duit gua buat beli makanan. Seandainya lu gak pergi secepat itu, mungkin kita bisa kumpul bareng lagi tapi itu udah takdir lu dan gua juga belajar buat ikhlasin kepergian lu," ucap Rival.

Setelah selesai mereka bertiga berjalan meninggalkan area pemakaman, mereka bertiga kembali masuk kedalam mobil untuk menuju ke rumah Mars. Kemudian Rival mengendarai mobilnya menuju ke rumah Mars, sesampainya di rumah Mars mereka langsung masuk kedalam rumah untuk mengistirahatkan tubuhnya.

________________________________

Jangan lupa vote & komen
Sorry kalo banyak yang typo

Kayaknya buat cerita ini konfliknya yang ringan-ringan aja gak terlalu berat karena watashi males buat mikir konfliknya.

Next?

HAIKAL NOT HAIDAR [END]Where stories live. Discover now