Part 26

1.1K 126 16
                                    

Perlahan Haikal membuka matanya karena ponselnya terus berdering, Haikal langsung mencari keberadaan ponselnya dan mengangkat telpon tersebut. Setelah menerima telpon, Haikal bergegas menuju ke kamar mandi untuk berganti pakaian, setelah itu Haikal langsung mengambil kunci motornya dan berjalan keluar dari rumah dengan tergesa-gesa.

Haikal langsung mengendarai motornya menuju ke rumah sakit, sesampainya di rumah sakit Haikal langsung berlari menuju ke ruang rawat William tanpa menghiraukan orang-orang yang ditabraknya di lorong rumah sakit.

"William gak papa kan?" tanya Haikal dengan napas terengah-engah begitu sampai di depan ruang rawat William.

"Masih di periksa dokter, tadi dia sempat kejang-kejang," jawab Sebastian.

Tak lama kemudian pintu ruang rawat William terbuka dan dokter pun keluar dari sana.

Sebastian pun langsung menghampiri sang dokter, "dok, anak saya tidak apa-apa kan?" tanya Sebastian.

"Dia sudah siuman dan ingin bertemu dengan keluarganya, jika ingin masuk harus satu persatu. Kalau begitu saya permisi," ucap sang dokter lalu pergi dari sana diikuti oleh suster dibelakangnya.

Sebastian pun langsung masuk kedalam sedangkan Haikal dan Laskar menunggu di luar.

"Ada yang sakit? Butuh sesuatu?" tanya Sebastian.

William tersenyum mendengar ucapan ayahnya, "ayah," panggil William lirih.

"Ayah disini, ada apa?"

"Aku boleh minta sesuatu?"

"Tentu, mau apa bilang sama ayah."

"Aku mau kita sholat berjamaah, ayah bisa jadi imam buat aku?"

"Bisa, nanti kita sholat berjamaah ya sama Haikal juga."

"Ada Haikal? Bisa panggilin dia, suruh dia masuk."

Sebastian menganggukkan kepalanya, "ayah keluar dulu untuk memanggilnya."

Kemudian Sebastian berjalan keluar dari ruang rawat William, "Haikal," panggil Sebastian.

Haikal yang di panggil pun langsung bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Sebastian.

"Ada apa?" tanya Haikal.

"Masuklah, William ingin bertemu denganmu," jawab Sebastian.

"Okee."

Setelah itu Haikal pun langsung masuk ke dalam ruang rawat William, saat pertama kali masuk dia disuguhkan dengan pemandangan William yang tersenyum manis walaupun bibirnya terlihat pucat.

"Sini," ucap William.

Dengan perlahan Haikal berjalan menuju kearah William, setelah itu dia duduk di kursi samping ranjang William.

Mereka berdua sama-sama diam, tidak ada yang mengeluarkan suaranya sama sekali. Kemudian William bersuara setelah terdiam cukup lama, "saya minta maaf," ucap William.

Haikal yang tadinya menundukkan kepalanya langsung mengangkat kepalanya menatap kearah William.

"Harusnya gua yang minta maaf," ujar Haikal tanpa menatap kearah William dengan tangan saling bertautan.

"Maaf, seharusnya gua bisa nahan lu buat gak pergi waktu itu pasti sekarang lu gak ada disini."

"Sini deketan." Haikal langsung mendekatkan tubuhnya kearah William, William yang melihat itu hanya tersenyum lalu mengelus kepala Haikal. "Gak papa, itu semua sudah takdir, tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri karena ini bukan salahmu," ujar William.

"Kamu tau kan saya menyayangimu dan sudah menganggap kamu seperti adik saya sendiri terlepas dari muka kamu yang mirip Haidar?" Haikal menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan William.

HAIKAL NOT HAIDAR [END]Where stories live. Discover now