Part 17

1.4K 157 15
                                    

Setelah berganti baju dengan kaos milik Mars, Haikal kembali lagi tiduran di sofa tapi dengan posisi terbalik, kepalanya di bawah sedangkan kakinya diatas. Yang lain juga sedang duduk di sofa sambil menonton televisi.

"Bang, lu tau gak? gua itu aslinya blasteran," celetuk Haikal. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Haikal menyeletuk seperti itu.

"Muka lu Indonesia banget, gak mungkin lu blasteran," ucap David.

"Pasti lu mau ngomong kalo lu itu blasteran surga," timpal Mars.

"Muka-muka kaya dia blasteran surga? Yang ada blasteran neraka kali," ujar Rival.

"Salah, bang Ival solimi," ucap Haikal.

"Ya terus, lu blasteran apa?" tanya Mars.

"Blasteran sama kampung sebelah."

Haikal itu emang aneh jadi tidak usah heran kalau tiba-tiba dia berbicara seperti itu, tapi kalau dia tiba-tiba menjadi pendiam kalian harus heran karena tidak biasanya dia diam, kan biasanya dia selalu ngereog.

"Udahlah, serah lu aja kal." Sudah pasrah mereka dengan kelakuan Haikal, ternyata ada juga yang lebih aneh dari Haidar. Mereka kira Haidar itu sudah yang paling aneh tapi ternyata masih ada juga yang lainnya, padahal mereka baru saja bertemu.

"Bang, kalo gua ikutan casting jadi pemeran istri yang tersakiti bakal lolos gak ya?"

"Lu lebih cocok main film azab deh kal kayaknya, jadi pocong yang masuk molen."

"Apa iya bang?"

"Iyaa." Sudah tau Haikal aneh masih saja di tanggapi oleh Mars.

Haikal yang tadinya rebahan dengan posisi terbalik kemudian dia membenarkan posisinya menjadi duduk, "bang, nonton film horor yuk," ajak Haikal.

"Ayok lah."

Kemudian Haikal menyambungkan YouTube nya ke televisi agar puas menonton. Yang namanya Haikal akan tetap Haikal, iya mereka memang menonton film horor kok tapi bukan film horor yang menyeramkan malahan ini film horor komedi.

Mereka menonton film horor dari Thailand yang judulnya PeeMak, terus mereka pakau subtitle Rusia bukan subtitle Indonesia. Sudah tau mereka tidak bisa bahasa Thailand malahan mereka pakai subtitle Rusia, jadilah mereka plonga-plongo tidak paham dengan bahasanya, kalau ada yang menurut mereka lucu mereka akan tertawa walaupun tidak tahu bahasanya.

"Kok gua tiba-tiba jadi ngerasa bego ya," ucap Mars.

"Kan lu emang udah dari dulu bego, tapi gua juga ngerasa gitu sih," balas David.

Sedangkan Rival, dia duduk dengan tenang menonton filmnya walaupun dia sendiri juga tidak paham, dia sih walaupun tidak paham berusaha untuk paham dengan bahasanya dengan cara menggunakan google translate untuk menterjemahkan bahasanya. Sungguh pintar anakku yang satu ini:v

Setelah perdebatan-perdebatan kecil antara David dan Mars, mereka berdua kembali menonton. Dirasa tidak ada pergerakan dari orang yang berada di sebelahnya, Mars pun menoleh, ternyata Haikal sudah tertidur dengan pulasnya di sebelahnya. Padahal Haikal yang mengajak menonton tapi malahan dia yang tertidur tanpa terganggu dengan suara-suara yang di timbulkan oleh perdebatan Mars dan David tadi.

***

Mentari kini sudah berganti menjadi bulan, tapi Haikal masih tertidur dengan pulas. Mungkin karena kelelahan tapi sendari tadi dia tidak melakukan kegiatan apapun yang melelahkan.

"Kal, bangun!"

"Hm."

"Haikal bangun! Tangi! Wake up!" Mars udah mencoba berbagai cara agar Haikal bangun tapi Haikal tetap tidak mau bangun. Karena Haikal tidak bangun-bangun juga akhirnya Mars menggunakan jurus terakhir agar Haikal bangun yaitu, menyiram Haikal dengan air yang dia ambil dari kamar mandi.

Setelah di guyur air baru lah Haikal bangun, padahal sendari tadi Mars sudah menggunakan berbagai cara untuk membangunkan Haikal bahkan sampai membangunkan Haikal menggunakan tiga bahasa sekaligus tapi tetap saja dia tidak mau bangun.

"Apaan sih?" tanya Haikal dengan mata yang masih tertutup.

"Bangun! Sana mandi terus kita makan," ucap Mars.

"Hm."

"Jangan tidur lagi!" peringat Mars.

Setelah kepergian Mars, Haikal langsung bangun lalu jalan ke kamar mandi kalau tidak segera ia kerjakan nanti dia akan mendapat ceramah dari Mars, mending dia lakukan saja apa yang di perintahkan oleh Mars. Dia di kamar mandi tidak mandi hanya mencuci muka saja, katanya sih hemat air untuk anak cucunya nanti dimasa depan.

Setelah cuci muka, Haikal berjalan ke meja makan, disana sudah ada Mars, David dan Rival. Dia menarik kursi di dekat David, kemudian dia ngambil nasi beserta lauk yang ada di atas meja.

Setelah selesai makan malam, Haikal pamit pulang tapi sebelum itu dia menyodorkan tangannya di depan Mars, Rival dan David. Mars yang tidak paham malah menyodorkan tangannya juga tapi langsung ditepis oleh Haikal.

"Bukan salim tapi minta duit," ucap Haikal.

"Oh, mana gua tau," balas Mars, lalu dia ngambil dompet di saku celananya dan mengeluarkan uang berwarna merah lalu menyerahkan kepada Haikal, tentu saja diterima dengan senang hati oleh Haikal.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Rival dan David, "anterin gua pulang, kan gua kesini bareng lu," ucap Haikal.

"Biar gua aja," sahut Rival. Kemudian Rival bangkit dari duduknya, "pinjem kunci mobil."

Mars pun menyerahkan kunci mobil miliknya kepada Rival, lalu Rival berjalan keluar rumah dengan Haikal yang mengikutinya di belakang layaknya anak ayam.

Setelah masuk kedalam mobil, Rival menyalakan mobilnya lalu berjalan meninggalkan kawasan rumah Mars menuju ke rumah Haikal.

"Berhenti!" ucap Haikal tiba-tiba.

"Kenapa?" tanya Rival.

"Gua turun disini aja bang."

Rival mengangkat satu alisnya sambil menatap kearah Haikal, "yakin?"

"Iya, makasih bang." Haikal pun turun dari mobil yang dikendarai oleh Rival.

Rival menurunkan sedikit kaca mobilnya, "yakin gak mau gua anter sampe rumah?"

"Gak usah bang, sampe sini aja."

"Yaudah, gua balik duluan." Kemudian Rival melajukan mobilnya meninggalkan Haikal yang berdiri di sebuah halte bus.

Setelah kepergian Rival, Haikal pun berjalan menuju ke rumahnya yang terletak tidak jauh dari halte bus itu. Sebelum pulang Haikal mampir ke sebuah minimarket yang berada di perempatan jalan. Setelah dari minimarket Haikal kembali berjalan menuju ke rumahnya, sesampainya di rumah Haikal langsung masuk kedalam kamarnya.

Haikal merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya, Haikal membuka ponselnya untuk bermain game sampai larut malam padahal besok dia masih harus berangkat sekolah.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, Haikal mematikan ponselnya dan menaruhnya diatas nakas lalu dia menarik selimutnya dan dengan perlahan menutup matanya memasuki alam mimpi.

_____________________________

Jangan lupa vote & komen
Sorry kalo banyak yang typo

Dikarenakan aku bingung mau nulis apa lagi jadi part ini cuma sedikit doang, gapapa lah ya.

Aku mau nanya, kalian mau ending yang kaya gimana? Happy or sad end?

Kalo kalian mau request sad ending boleh-boleh aja, nanti aku bikin Haikal atau yang lainnya dipanggil sama sang pencipta.

Next?

HAIKAL NOT HAIDAR [END]Where stories live. Discover now