Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
"Tak salah lagi kau wadah iblis dari kerajaan Spade. Yah, siapapun kau, aku benar-benar akan membunuhmu, sialan."
Yami berucap mengancam pada Dante sembari mengacungkan katana miliknya. [Name] menatap wajah Yami yang terlihat marah itu.
'baru sadar, komandan terlihat mengerikan saat marah,' batin [Name]. [Name] menggerakkan tangannya yang masih terjebak oleh reruntuhan markas itu. "Tapi sebelum itu.. aku harus melakukan sesuatu. Badanku tidak bisa digerakkan... Aku harus membantu komandan!" gumamnya, lebih tepatnya mengoceh karena tak terima keadaan.
Yami menatap [Name] dari kejauhan. "Hoi, bocah! Diamlah disitu! Aku tak mau kau jadi beban karena nyaris sekarat begitu!" titah Yami. Pria itu seakan-akan mendengar ocehan [Name] dari jauh.
[Name] terdiam. Dia menghela nafas berat. "Ingatkan aku untuk menghajar anda kalau ini berakhir," ucap [Name] ketus.
Yami menyeringai. "Memangnya kau bisa?"
[Name] memejamkan matanya. Kepalanya sudah sakit dan darah mengalir di beberapa daerah tubuhnya. Kenapa dia selalu sial?
'Dan ingatkan aku untuk menghajar pembuat cerita sialan ini. Aku selalu saja kena nasib buruk.'
Sopan kah begitu?
[Name] menatap Asta yang tadi membuka matanya. Kini dia kembali kehilangan kesadaran. Mungkin, dia terlalu memaksakan diri untuk bangun.
Dante yang merasa diremehkan oleh Yami, langsung mengeluarkan sihir gravitasi miliknya. Yami dan Finral di tarik oleh gravitasi, memaksa agar mereka jatuh dan tertekan di tanah. Namun dengan hebatnya, Yami menahan gravitasi itu dengan setengah berjongkok sembari memegangi kerah belakang Finral.
"Hebat sekali kau tak langsung tersungkur ke tanah. Sama seperti [Name]-chan," ucap Dante, membuat [Name] merinding dan nyaris muntah karena di panggil embel-embel oleh om pedo.
"Tentu saja. Karena aku melakukan banyak hal enam bulan belakangan ini," ucap Yami. "Dan jangan seenaknya memanggil anak buahku seperti itu, pedofil sialan!"
'saatnya dicoba.'
Yami mengangkat wajahnya, dengan putung rokok menyala yang setia mengapit di bibirnya. "Mana Zone:Kuroana!" Netra milik Yami menatap seram disana. "Sihir Kegelapan:Kurotsuki!"
Daerah disekitar Yami menetralisir gravitasi milik Dante. Dengan semacam lapisan berwarna hitam dan bulan diatasnya.
[Name] terkesima. Netranya bergetar, kagum dan tidak mengira sihir Yami bisa seperti itu. "Sialan... bisa-bisa... Komandan kami adalah penyihir sekaligus komandan pasukan terkuat," gumam [Name]. Rahangnya mengeras. "Yami Sukehiro... sihirnya benar-benar luar biasa."