12

320 68 11
                                    

Kuy update lagi.

***

Angga gelap mata. Darah berdesir setiap kali kulitnya bersentuhan dengan kulit Gina. Ia sibuk mencumbu setiap inci tubuh polos Gina tanpa menghiraukan penolakan Gina terhadap perlakuannya.

Angga sangat menyukai semua yang ada ditubuh Gina. Ia semakin bernafsu untuk melakukan lebih. Mencicipi tubuh indah Gina yang menggoda imannya.

Tibalah Angga diantara kedua kaki Gina. Dibawah sana terpampang mahkota yang selama ini disembunyikan Gina. Lipatan berwarna merah dengan biji yang menyembul dibalik lipatan indah tersebut.

Basah dan menggoda.

Angga tidak ingin menunggu lama apalagi persetujuan sang pemilik tubuh. Ia langsung mendekatkan wajahnya dan perlahan memainkan benda kenyal tersebut. Perlahan membuai membuat sang empunya semakin bergerak gelisah.

Tangannya mencengkram apa yang bisa ia cengkram. Tak kuasa menahan gelora dan pusaran gairah yang ditimbulkan oleh Angga. Jika saja saat ini Frans yang tengah mencumbunya makanya tentunya Gina akan sangat menikmati permainan mereka. Tapi tidak dengan Angga.

Ia merasa jijik dan tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Angga. Mulutnya seakan terkunci saat akan meneriaki penolakkannya. Hingga akhirnya Gina berhasil mengancam Angga untuk tidak melakukan hal yang lebih dari itu.

"Seumur hidup gue bakalan benci elo!" ucap Gina menghentikan tindakan beringas Angga yang sudah tidak terkontrol.

Seketika Angga menghentikan kegiatannya. Ia menatap Gina yang sudah berderai air mata. Gadis itu mendorongnya menjauh dari atas tubuhnya lalu bergegas memakai pakaian miliknya dan segera keluar dari kamar hotel Angga. Pria itu hanya menatap kepergian Gina. Ia sudah siap menerima konsekuensi Gina membencinya setelah apa yang sudah ia perbuat kepadanya.

=============== SKIP ================

Di Bandara.

Tami tampak sedih berpisah dengan Frans. Masa PKLnya sudah berakhir. Ia dan beberapa teman temannya harus kembali ke Bandung untuk menyerahkan hasil kerja lapangan yang selama ini mereka dapatkan dan juga menyelesaikan skripsi yang hampir mendekati deadline.

"Hati-hati dijalan. Kabari kalau sudah sampai di Jakarta," ucap Frans sambil mengelusi rambut isterinya. Tami hanya menganggukkan kepala. Ia semakin mempererat pelukannya. Frans tersenyum.

"Ngga mau pulang," rengeknya.

"Nanti kamu dicariin ibu loh."

"Biar aja. Aku mau sama Aa disini."

Tanpa adanya paksaan dari luar, perasaan keduanya mengalir begitu saja. Bahkan menjelang hari terakhir Tami di Kalimantan, keduanya kerap kali menghabiskan waktu bersama berdua dan making love tentunya.

Tami juga mengubah nama panggilan untuk suaminya dan Frans senang mendengarnya.

"Bulan depan Aa cuti. Kita bisa bareng-bareng lagi. Sabar ya."

"Kelamaan A."

"Iya sabar ya."

Tami semakin melow saat mendengar seruan bahwa pesawat yang akan ia tumpangi sudah akan segera berangkat. Frans memeluk isterinya dan memberikan kecupan manis. Ia tak tega melihat isterinya berlinang air mata.

Hidden Marriage 2 (Frans-Mimi Couple)Where stories live. Discover now