6. Telat 🕗

22 5 4
                                    

Hallo, Sobat SoB👋

Apa kabar? Semoga selalu baik dan bahagia, ya❤

Happy reading❤❤❤

✏☁💦✏

"Tidak masalah saat ini susah. Aku yakin, kebahagian akan hadir di waktu yang tepat, ketika aku sudah siap."

~Brishti Pevita Khaisa~

✏☁💦✏

6. Telat 🕗

Setelah menunggu kepastian dari Citra, akhirnya tantenya itu mengizinkannya untuk masuk sekolah. Karena dia tidak mengikuti masa pengenalan sekolah dalam tiga hari yang diadakan oleh SMA Aquila, maka sudah dipastikan dirinya akan mendapatkan tugas. Begitu yang dia dengar dari ucapan Citra kemarin.

Brishti bangun di jam tiga dini hari. Dia mulai melakukan aktivitas seperti biasa, menjadi asisten rumah tangga di rumah tantenya sendiri.

Dengan telaten dirinya membersihkan setiap sudut ruangan. Setelah itu, menyiapkan sarapan untuk tantenya dan Fara.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah enam, setelah selesai dengan pekerjaannya, Brishti kembali ke kamar untuk bersiap-siap. Hanya perlu waktu tiga puluh menit untuk selesai dengan persiapannya.

Dia berjalan ke arah dapur, di sana sudah ada Fara dan tantenya.

"Siapin sarapan gue, dong! Kayak biasa," pinta Fara seenaknya. Matanya fokus menatap ponsel yang menayangkan video tik-tok yang sedang viral. Sesekali, gadis itu juga nampak mengikuti gerakan dan lirik lagunya.

"Ini, Non Fara." Brishti meletakkan roti tawar yang sudah diolesi oleh selai cokelat di atas piring kecil. Untuk panggilan 'Nona', Fara sendiri yang memintanya.

Kemudian, Brishti beralih mengambil nasi dan lauk untuk tantenya. Lalu, menuangkan minuman untuk keduanya.

Brishti berdiri di samping, menunggu keduanya selesai makan. Baru setelah itu Brishti akan mencuci piring lalu pergi ke sekolah.

Gue kerjain aja si Gembel, biar tau rasa, batin Fara. Bibirnya membentuk sebuah lengkungan.

Dua puluh menit berlalu, keduanya akhirnya selesai sarapan.

"Brishti, ambilin tas Tante di kamar," pinta Citra dan langsung diangguki oleh Brishti.

"Nggak pake lama," lanjutnya kembali saat Brishti tengah berjalan ke arah kamar Citra.

Brishti menarik napasnya dan menghembuskannya pelan, selanjutnya dia tersenyum.

Brishti, aku tau kamu kuat, batinnya menyemangati diri sendiri.

Usai menerima tasnya dari Brishti, Citra segera beranjak dari ruang makan.

"Sayang, Mami berangkat kerja dulu, ya. Have fun sekolahnya, Sayang," ujar Citra. Bibirnya mencium kedua pipi Fara, begitu pun sebaliknya.

Ini, sakit, kata Brishti dalam hati.

Entah kenapa, tapi itu yang saat ini Brishti rasakan. Rasanya sakit sekaligus iri melihat Fara bisa mendapatkan kasih sayang dari seorang mama.

Aku kapan? Mama, Pevi kangen.

"WOII!" Fara menggebrak meja makan cukup keras. "Ngapain lo diam aja di situ, Gembel?" Kembali Brishti mendapat bentakan dari Fara.

"I ... iya, maaf." Brishti yang tadi sempat melamun, tidak sadar jika Citra sudah tidak ada di ruang makan. Dan berakhir mendapat bentakan dari Fara.

Dengan cepat Brishti membereskan meja makan, dia membawa piring dan gelas kotor ke wastafel untuk dicucinya.

Story of Brishti | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang