33. Pengakuan

24 2 1
                                    

Hai, Sobat SoB👋

SoB comeback, yeayyy😊

Happy reading, yaaa❤

✏☁💦✏

"Seburuk apapun berita pengakuan itu. Ami akan tetap mengakui Mami sebagai Ibu. Karena bagaimanapun juga, Mami pernah berperan dan jadi bagian penting dalam hidup Ami."

~Amitola Qirani Adijaya~

✏☁💦✏

33. Pengakuan

Dalam ruangan yang tidak seberapa besar, duduk dua orang dewasa yang saling berhadapan dengan hanya dipisahkan oleh meja kecil di tengahnya.

Lelaki itu menatap tajam wanita di hadapannya. Alisnya nampak bertaut, tangannya terkepal kuat di sisi tubuhnya. Mati-matian dia menahan amarahnya saat kini. Sedangkan wanita di hadapannya, dia selalu memandang ke arah lain. Begitu enggan untuk bertemu tatap dengan lelaki di hadapannya itu.

"Kenapa kamu tega ngelakuin ini, Kalyna?" Suara berat Andres memecah keheningan di antara keduanya. Setelahnya, hening kembali menguasai mereka.

Lama Kalyna terdiam. Dia masih terpaku di tempatnya tanpa mau menjawab pertanyaan Andres.

"Kalyna, jawab pertanyaan aku!" seru Andres dengan suara yang cukup tinggi, membuat Kalyna tersentak kecil.

Kalyna mendongak, matanya menatap ke arah lelaki yang masih resmi menjadi suami sahnya itu. Kalyna lalu tersenyum simpul.

"Kenapa, hm? Kamu kaget, ya, aku bisa ngelakuin ini semua?" kata Kalyna, nada bicaranya cukup santai.

"Jangan bertele-tele! Aku tidak punya banyak waktu!" jawab Andres. Berusaha menahan emosinya yang kian memuncak.

"Dari awal, aku lah yang membuatmu berpisah dengan Nadia---wanita kampungan itu," kata Kalyna. Matanya menyorotkan kebencian saat mengucapkan nama Nadia. "Aku yang sudah memfitnah dia dan menuduhnya berselingkuh. Dan kamu percaya semua omonganku waktu itu," lanjut Kalyna.

Kalyna semakin tersenyum saat melihat wajah Andres yang menegang. "Kenapa? Merasa bersalah, ya, karena ninggalin Nadia dan bayi malangnya itu?"

Kalyna lalu tertawa pelan dan berkata, "Aku berhasil dengan rencanaku, Andres. Membuatmu berpisah dan kembali lagi ke aku. Karena jujur, aku cinta mati sama kamu."

"Tapi ... setelah pindah ke Jakarta dan tau semua harta warisan itu kamu berikan ke Ami. Aku mulai membenci anak itu dan merencanakan semua ini. Dan sejak saat itu, rasa cinta aku ke kamu perlahan hilang, digantikan dengan rasa cinta dan ingin memiliki semua harta benda kamu, Andres."

"Dan ya, aku tau kamu sebodoh itu. Bahkan, kamu tidak menyadari perihal penyakit Ami, 'kan?" kata Kalyna dengan senyum mengejek.

Jadi, Kalyna sudah tau tentang penyakit Ami?

Papi macam apa aku ini? Bahkan, aku sendiri tidak tau tentang penyakit anakku. Maafkan Papi, Ami.

"Lagi memikirkan kesalahan sama anak sendiri, ya?" tanyanya lagi, wanita itu lalu tertawa pelan.

Andres menatap wanita itu lebih tajam. Membuat Kalyna menghentikan tawanya saat itu juga.

"Dan ... kamu memang benar-benar bodoh. Kamu bahkan tidak mengenali Brishti---anakmu."

"Benar-benar Brishti yang malang."

"JAGA BICARAMU, KALYNA!"

"Kenapa? Kamu merasa bersalah karena menelantarkan anakmu, 'kan? Kamu nyatanya memang ayah tidak berguna!"

Story of Brishti | ENDWhere stories live. Discover now