14. Back? 🕖

22 3 2
                                    

Hai, Sobat SoB👋

Brishti comeback, yeayy

Happy reading❤

✏☁💦✏

"I will back. Please, wait me!"

~Amitola Qirani Adijaya~

✏☁💦✏

14. Back? 🕖

Brishti berjalan pelan menyusuri jalanan. Sesekali, dia bersenandung kecil. Sinar mentari pagi menyapanya dengan hangat, seakan ikut andil dalam keceriaan yang terukir dalam lengkungan bibir gadis itu.

"Aww ...." Brishti meringis pelan. Kebanyakan senyum hingga lupa akan sakit yang ada di bibir dan wajahnya.

"Nggak apa, sebentar lagi sampai," ujarnya menyemangati. Matanya berbinar saat melihat nama kafe yang dia cari.

Mengabaikan tatapan aneh dari berbagai orang yang melihatnya, terutama pada wajahnya yang penuh luka. Brishti tetap berjalan menuju tempat itu.

Alx Cafe.

"Tuhan, untuk saat ini, aku mohon, permudahkanlah semuanya. Aamiin."

Kemudian, Brishti mendorong pelan pintu yang bertuliskan 'geser' dan 'buka' itu, berharap semuanya akan berjalan lancar.

Ya, setidaknya dia menaruh sedikit harapan di tempat ini. Berharap semuanya berjalan sesuai dengan yang dirinya inginkan.

✏☁💦✏

"Mami, aku nggak suka di sini. Aku mau pulang, aku kangen sama Mami, Papi." Gadis dengan t-shirt oversize warna putih dan hotpants hitam itu merengek. Dia Ami---Amitola Qirani Adijaya.

Gadis itu menuangkan air hangat ke dalam gelas yang sudah berisi bubuk susu cokelat, mengaduknya pelan. Kemudian, beralih mengambil roti tawar yang berada di sebelahnya, mengolesnya dengan selai cokelat.

"Kalau kamu kangen sama Mami, nanti Mami sama Papi, kan, bisa ke sana, Sayang." Suara dari seberang sana menyaut. Dia Kalyna---Mama Ami.

"Nunggu Mami ke sini itu lama tau." Mulutnya menggigit roti tawar tersebut. Tangan kanannya membawa segelas susu, sedangkan tangan kirinya masih dirinya gunakan untuk memegang ponsel di telinga.

"Terus kamu maunya gimana, Sayang?"

Gadis itu mendudukkan dirinya di sofa single, langsung menghadap ke arah balkon. Dari atas, dia bisa melihat pemandangan pagi Kota Yogyakarta.

Sejuk, segar, dan nyaman. Itu yang saat ini gadis itu rasakan.

"Aku mau pindah aja di sekolah yang dulu, Mi. Boleh, ya? Please!" Siapapun yang melihat raut wajahnya saat ini, pasti ingin segera untuk mencubitnya. Matanya yang bulat, bibir mungilnya yang sedikit dia majukan, dan raut wajah yang dia buat memelas. Andai saja ada yang melihatnya, dipastikan akan segera mengantonginya, sayangnya, di sini dia hanya sendiri.

"Papi tau! Kamu bukan kangen sama Papi, Mami. Tapi, sama 'dia', 'kan?" Ami sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga saat suara heboh dari papinya yang dia dengar.

"Papi sok tau!" ujar Ami, suaranya dibuat seperti sedang kesal.

"Tapi benar, kan, yang Papi bilang?"

Tanpa sadar Ami menganggukkan kepalanya, yang tentu saja tidak bisa dilihat oleh kedua orang tuanya.

"Karena diam berarti benar." Suara dari papinya membuat Ami sadar kembali. Sejenak, dia lupa jika masih bertelepon dengan orang tuanya. Ingatan tentang 'dia' membuatnya melengkungkan bibirnya tipis.

Story of Brishti | ENDWhere stories live. Discover now