Part 39

2.4K 208 14
                                    

39. Kak Na!

~°•°~

"Lo ngapain aja selama setahun ini?" Alca menyenderkan bahu kanannya di tembok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo ngapain aja selama setahun ini?" Alca menyenderkan bahu kanannya di tembok. Apartemen Naka ini seperti terlihat tidak ada privasi sama sekali.

Apartemen bentuk studio dengan kamar yang ada di lantai dua. Hanya dilapasi oleh dinding kaca. Kamar mandi hanya satu, itu pun terpisah dengan kamar. Kalau masuk, langsung ke ruang tamu. Kenapa Nenek pilihnya apartemen seperti ini sih? Tidak ada yang lain atau bagaimana?

Naka menatapnya. Alca berdiri di pintu kamar yang langsung terhubung dengan tangga. Bukan pintu mungkin. Kedua tangannya terlipat, memperhatikan Naka dari ujung kepala sampai kaki. Banyak perubahan di fisiknya.

"Kenapa?" tanyanya.

Alca menghela napas. Lia dan teman-temannya sudah ia usir. Dia mau menghabiskan waktu dengan Naka. Bodo amat sama teman-temannya.

"Gue suka Naka yang soft," jawabnya.

Naka mengusak rambutnya yang basah dengan handuk.

"Gondrong gitu."

Gerakan Naka langsung terhenti. Menatap Alca, "Terus?"

"Dada lo makin bidang, abs, nambah tinggi." Alca berjalan mendekat, "Hah~ Gue sempet gak ngenalin lo."

Naka tertawa pelan. "Kenapa? Gak suka? Gue rutin ngegym sama Jake."

"Jake?"

"Temen gue," Naka meletakkan handuknya. Kaosnya ia ambil. "Yang siang tadi Jay. Beda orang."

Alca tidak peduli. Hanya saja, dia cukup terganggu dengan perubahan fisik Naka yang cukup signifikan dalam setahun terakhir.

"Lo terganggu?" tanya Naka, dia mengambil handuknya lalu berjalan turun. Alca tentu saja mengekori.

"Sangat," Alca menjawab. "Kalo gini, gue ragu mendominasi lo."

Naka tertawa. Menjemur handuknya di balkon lalu beranjak menuju dapur. Dia lapar ngomong-ngomong.

"Na, ayolah."

"Ayo apa?"

"Lo cuekin gue mulu." Alca memeluk perut Naka. Mengusapnya pelan dan merasakan perutnya tidak rata. Alca mengerucutkan bibir. Dari fisik dia kalah dominant.

Naka melepaskan pelukannya. Mendorong tubuh Alca sampai duduk di kursi meja makan. "Duduk dulu. Gue mau masak."

"Naka~"

"Bentaran doang elah."

"Tapi gue kangen sama lo," Alca menendang-nendang betis Naka pelan. "Cium dulu."

Naka memutar bola matanya. Berbalik untuk menatap wajah Alca. Dia menunduk, mencium bibir Alca sekilas.

"Itu bukan cium!" Alca menahan pinggang Naka dengan kedua tangannya, "Yang lama."

MINE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang