martabak manis

6 1 0
                                    

Memaklumi typo, selamat membaca



••••••••
Setelah mendengar cerita temannya seorang wanita turun ke area lobby sendiri Dengan berbagai macam pemikiran yang berada di otaknya.

wanita dengan hoodie kebesaran berwarna maroon dengan celana selutut lalu sendal santainya, ia mengantri untuk mendapatkan martabak manis keju kesukaannya, dan membelikan martabak telur untuk yang lainnya. Dan ia masih tetap pada pemikiran nya yang sejak tadi bertengkar di otakknya.

Tiba pesanannya di buat seseorang menepuk pundaknya membuatnya sedikit terkejut.

"Eh gak salah" ujar orang yang menepuk bahunya

"Loh kak vano"

"Malam nata" sapa vano

"Loh kakak tinggal di sekitaran sini?" bukannya menjawab nata malah berbalik bertanya

"Kita satu gedung apartemen loh, kamu lupa" jawab vano cowok dengan rambut acak acakan hoodie dan celana selutut itu tersenyum ke arah nata melihat kerutan di dahi cewek itu menandakan ia berfikir.

"Ahh iya nata ingat" nata tersenyum Pepsodent dengan mata segaris membuatnya terlihat gemas di depan pria ini.

"Santai aja, oh iya kamu kesini naik apa" tanya vano mengubah topik pembicaraan

"Jalan kaki kak, olahraga" jawabnya
yaa bisa dibilang apartememnya dengan penjual martabak ini tak jauh jadi nata lebih memilih berjalan kaki di banding menggunakan kendaraan.

"Yaudah deh pulang bareng aja, kebetulan kan satu arah" ajak vano

"Yaudah deh mumpang gratis" memperlihatkan deretan giginya memunculkan lubang di sekitar bibirnya dan mata yang hanya segaris membuat siapa saja gemes, vano laki laki itu yang tepat di depan nata melihat senyum yang merekah membuatnya tersenyum tanpa sadar.

"Ini mbak pesanannya" ucap sang penjual menyodorkan dua plastik ke nata

"Eh berapa mas" nata mengambil uang berwarna merah 2 lembar di dalam dompetnya namun seseorang terlebih dahulu menyodorkan uang yang sama namun 4 lembar memberhentikan pergerakan nata

"Biar aku aja yang bayar" ucapnya, sedangkan mas mas nya terlihat bingung ia akan mengambil uang yang mana

"Eh gak usah kak, biar aku aja" namun vano mengelengkan kepalanya lalu menatap masnya

"Kamu tuh ya, biar kakak aja ok, gak ada penolakan" ujar vano, nata hanya menciut lalu mengangguk pasrah, bukan mengangguk pasrah sih lebih tepatnya ia bersyukur jadi uangnya tak jadi berkurang.

Nata terkadang perhitungan...

"Misi mas sekalian sama punya dia" vano memyerahkan dan diterima oleh mas lalu ia mengembalikkan kembalian

Tidak lama pesanan vano pun selesai.
"Ehh kita singgah dulu ya" ujar vano sesaat sudah duduk dan naik di atas motornya

"Kemana kak?" Tanya nata

"Singgah ke chatime dulu yuk" nata mengangguk saja menyetujui toh lagian dia juga numpang jadi gak udah protes

Malam yang panjang dengan langit, bintang serta sang bulan yang menerangi bumi lampu lampu jalanan yang menyinari jalanan hingga angin malam yang menyejukkan.

Di saat itu juga vano menarik tangan nata untuk melingkar di area pinggangnya, nata yang terkejut masih shock namun tangannya tetap melingkar di pinggang sang kakak kelas.

...........

"Nata..." lambaian tangan di depan wajahnya membuyarkan lamunan nata melihat sekitar, ahh tenyata ia terlalu banyak berfikir hingga tak tau jika mereka sudah di gedung apartemen

wonder womanWhere stories live. Discover now