3- Another Body

162 25 5
                                    

note:
Seungyoun adalah Jinan. Jadi orang-orang di sekitar Jinan masih panggil dia sebagai Jinan karena nggak ada yang tahu soal pertukaran roh ini termasuk Seungwoo. Jadi jangan bingung sama penyebutan nama mereka.

Happy reading (◕◡◕)




Seungwoo memperhatikan Jinan yang telah keluar dari balik pintu besi. Selain wajah pucatnya yang menjadi semakin pucat, tidak ada teriakan histerisnya yang biasa ketika ia membawanya ke rumah kucing besar peliharaannya.

Seungwoo merasa heran namun perasaan tertarik juga muncul. Amnesia memberi Jinan begitu banyak nyali.

Perempuan sombong dan angkuh yang begitu penakut ini nampaknya telah melampaui batasannya kemarin.

Seungwoo tersenyum kecil. Akan jadi menarik jika keluarga Ryu melihat perubahan putri sulung mereka.

Seungwoo melingkarkan lengan ke sekeliling tubuh Seungyoun. Membawa tubuh istrinya ke dalam pelukan hangat yang paling palsu miliknya.

"Kau sungguh menakjubkan. Kau bisa membuat mereka mengerti bahwa kau disana bukan untuk diserang. Kerja bagus." Seungwoo menepuk-nepuk belakang kepala Seungyoun bangga.

"Kau harus mencoba memberi mereka makan lain kali."

Seungwoo tersenyum. Namun Seungyoun tidak menanggapi. Jantungnya berdebar sangat keras seolah menyentak rongga dada hendak menghancurkan.

Idiot ini pasti mengira istrinya sangat pemberani.

Seungyoun hampir mengeluh menyadari dia baru saja lolos dari adegan makan besar kucing ganas suaminya.

"Hmmm.... tapi tanganmu agak dingin. Apa kau ingin hot pack atau ke depan api unggun. Ah apa aku perlu menunjukkannya kepadamu lagi? Letak ruangan di rumah kita?"

Tidak ada yang lebih Seungyoun benci dari pada harus bersikap normal dan baik-baik saja seolah tidak pernah terjadi sesuatu ketika otot kakinya begitu lemas bahkan untuk menopang tubuhnya sendiri?

Lalu apa katanya tadi? Berkeliling rumah? Bajingan ini pasti sangat menikmati ekspresi tersiksa istrinya.

Ryu Jinan jangan khawatir, selama aku masih memakai tubuhmu, akan kubalas bajingan gila ini hingga dia tidak bisa mengolok-olok siapapun lagi.

Seungyoun menolak tawaran Seungwoo. Lebih memilih kembali ke dalam kamar bersama Joohyun.

Tepat ketika pintu ditutup, Seungyoun ambruk di lantai. Kakinya benar-benar sudah tidak mau diajak bekerja sama lagi.

Seungyoun memukul-mukul betis lemasnya dengan perasaan kesal.

"Kaki sialan."

.

.

"Ini tuan catatan kesehatan nyonya muda."

Seungwoo menerima lembaran kertas dari asisten kepercayaannya, Jisung.

Membaca dengan teliti setiap bagian yang tertulis tanpa ada yang terlewat.

"Jinan, bagaimana menurutmu dia sekarang?"

Tanya Seungwoo setelah beberapa saat.

Jisung nampak terdiam berusaha memilah kalimat sesopan mungkin untuk mendeskripsikan kondisi nyonya mudanya sekarang.

"Berbeda. Jauh lebih pemberani. Seperti bukan nyonya Jinan yang saya ketahui selama ini."

Seungwoo mengangguk membenarkan. Ia juga merasa Jinan yang sekarang terasa sangat berbeda.

Hari ketika ia akhirnya membuka pintu besi kucing-kucing kesayangannya sangat membekas dalam ingatan Seungwoo.

Bagaimana Jinan begitu tenang di hadapan sekelompok kucing buas. Bahkan memastikan dirinya sendiri tetap aman hingga Seungwoo mengeluarkannya dari sana begitu mengesankan.

Red StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang