8 - Getting Closer

161 21 16
                                    

Seungwoo telah kembali bekerja ke kantor seperti biasa setelah absen selama beberapa hari. Sedangkan Seungyoun tetap harus melanjutkan pekerjaan Jinan seperti sebelumnya.

Ia menderita banyak sakit kepala karena urusan pekerjaan dan penyelidikan pribadinya.

Kantor memiliki kantin yang menyediakan makanan gratis maupun berbayar.

Namun setiap jam istirahat tiba Seungyoun hanya akan duduk berlama-lama dengan segelas besar ice americano dan sekotak sandwich telur dari minimarket kantor untuk memandangi tank milik Seungwoo di garasi belakang gedung kantor.

Entah kenapa rasanya begitu menyenangkan melihat benda besar tersebut. Seolah ia kembali dekat dengan hal-hal di kehidupannya dulu.

Seungwoo yang telah mengetahui Jinan kerap datang ke rumah lamanya datang untuk duduk bersama.

"Kau suka disini?"

Seungyoun mengangguk tanpa melihat.

"Aku suka tank milikmu."

Seungwoo menaikkan ujung alis. Jinan gadis yang tidak pernah peduli mobil jenis apa yang ia kendarai tiba-tiba mengatakan ia menyukai tank?

"Aku tidak tahu kau menyukai hal-hal maskulin sejenis ini."

Seungyoun menengok sebentar untuk memberinya senyuman.

"Oh kalau begitu kau sekarang sudah tahu. Apa itu bisa dikendarai? Atau hanya rangka kosong tanpa mesin?"

Seungyoun bertanya. Karena tank yang dipajang milik Seungwoo ini  disimpan di area perkantoran paling sibuk di Seoul dan itu akan menjadi sangat berbahaya jika seseorang mencuri dan mengendarainya turun ke jalan utama. Seungyoun tidak bisa membayangkan apa yang mungkin terjadi.

"Aku biasanya berbohong dengan siapapun yang mengajukan pertanyaan seperti ini. Tapi ya mesinnya masih ada di dalam. Bahkan meriamnya terisi penuh."

Seungyoun melotot. "Kau mau bertempur dengan siapa di tengah kota seperti ini?"

Seungwoo tersenyum. "Ketika menjadi aku, kau tidak akan pernah tahu apa yang menantimu di masa depan. Jadi kau perlu mempersenjatai dirimu sendiri sebelum seseorang begitu berani datang untuk menantang kematianmu."

Seungyeon terpana. Orang dihadapannya ini benar-benar tahu apa yang harus dilakukan.

"Lalu kenapa kau tetap memilih jalan ini? Kau bisa keluar dari bisnis ini kapanpun kau mau bukan?"

Kali ini Seungwoo tertawa terbahak-bahak dan Seungyoun memandangnya tak mengerti. Seolah hal terlucu di dunia baru saja muncul dan hanya Seungwoo yang melihatnya.

Kemudian setelah agak reda, baru Seungwoo bersedia menjawab, "Karena aku suka memiliki dunia dalam genggamanku. Jangan lupa siapa yang memberimu kesuksesan dan kendali atas banyak hal yang tidak pernah kau rasakan selama hidup bersama ayahmu. Itu aku dan pekerjaan kotor ini."

Seungyoun bertanya-tanya namun tidak mengungkapkan apapun.

Ia memilih memakan sandwich telurnya kembali sembari berpikir.

Apa? Apa yang dijanjikan Seungwoo pada Jinan hingga gadis ini bersedia menikah bahkan melahirkan anak untuknya?

Tanda tanya atas hubungan mereka semakin membesar. Bahkan pengasuh anak-anak di rumah Han Seunghwan mengatakan bahwa itu adalah kali pertama Jinan bersedia menyentuh putra-putranya.

Sebelumnya wanita tersebut hanya akan datang dan melihat dari ambang pintu. Tidak berusaha mendekat maupun menanyakan kabar putranya.

Hanya diam dan terus menatap dengan ekspresi yang sulit dikatakan.

Red StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang