4 - Pesta Amal

144 28 3
                                    

Seungyoun tengah membaca beberapa catatan Jinan yang ditinggalkan dalam ruang rahasia. Beberapa buku berisi jadwal harian Jinan di kantor. Joohyun tidak berbohong ketika mengatakan Jinan memimpin perusahaan.

Seungyoun tidak pernah terjun dalam bisnis. Jadi dia berusaha keras memahami kehidupan yang selama ini dijalani Jinan. Bahkan meniru tanda tangan dan menghafal orang-orang yang terlibat dalam hidup Jinan.

Melelahkan menjadi gadis ini. Siang hari ia akan menjadi pemimpin perusahaan, lalu pada malam hari ia masih akan bekerja atau menemani suaminya ke pertemuan bisnis.

Tunggu sebentar, jika semua yang Jinan lakukan adalah mengelola aset Seungwoo? Lalu apa yang dilakukan pria itu? Ah benar, menjual obat-obatan.

Seungyoun bahkan telah menggagalkan tiga transaksinya sebelum ditembak di pelabuhan.

Dan bagaimana dia melakukannya? Mengapa begitu rapi dan sulit di bongkar?

"Nyonya gaun anda sudah tiba."

Seungyoun menegakkan punggung kemudian menutup buku di tangan. Pandangannya jatuh pada Joohyun dan gaun kuning cerah yang ia bawa.

 Pandangannya jatuh pada Joohyun dan gaun kuning cerah yang ia bawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gaun untuk apa?"

"Acara amal. Nyonya akan menemani tuan ke acara amal malam ini. Jadi saya akan membantu nyonya bersiap-siap."

Seungyoun tidak pernah datang ke acara kalangan atas seperti itu. Jadi ketika Seungwoo membawa tangannya ke dalam genggaman, Seungyoun hanya berusaha tidak melihat sekitar dengan pandangan meneliti. Bagaimanapun ada wajah yang harus ia jaga.

"Jangan kemana-mana. Tetaplah di dekatku."

Pesan Seungwoo yang dipatuhi Seungyoun. Terbukti dengan diamnya Seungyoun sepanjang acara.

Namun kenyataan memang tidak pernah berjalan semulus rencana. Beberapa yang mengaku rekan bisnis menyapa dan saling melempar pujian.

Seungyoun hanya dapat tersenyum canggung. Dia tidak tahu mereka siapa dan bagaimana harus bertutur kata.

Genggaman jari Seungwoo terasa mencengkeram di bagian pinggang.

"Jangan permalukan dirimu sendiri dengan berdiam diri seperti boneka mati. Aku membawamu bukan untuk menjadi pajangan."

Apa? Apa yang harus ia lakukan? Seungyoun tidak tahu apa yang biasa Jinan lakukan.

"Apa yang harus ku lakukan?" Bisik Seungyoun ke telinga.

Posisi mereka yang tanpa jarak membuat Seungyoun dapat mencium aroma maskulin Seungwoo. Dan Seungyoun tidak dapat menahan diri untuk tidak berkomentar.

"Kau pakai sauvage?"

Seungwoo mengernyit. "Biasanya kau tidak peduli aku pakai parfum apa." Meski begitu Seungwoo tetap tersenyum senang.

Jinan begitu arogan dan tertutup. Dia tidak menyukai Seungwoo sejak pertemuan pertama. Karena itu dia tidak pernah berusaha memulai sesuatu dengan Seungwoo.

Red StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang