7 - Jinan

167 22 42
                                    

Jisung datang menghampiri tuannya.

Membungkuk singkat sebagai salam sebelum melapor.

"Nyonya pergi ke asrama polisi di Ansan seperti biasa. Tapi kali ini memutuskan untuk masuk."

Jisung meletakkan beberapa lembar foto Jinan hari ini di gedung asrama kepolisian yang berhasil di dapatkannya.

Seungwoo mendengus geli. "Jinan mungkin lupa siapa dirinya. Tapi tidak dengan kebiasaannya. Dia pasti melupakan siapa Cho Seungyoun, namun alam bawah sadarnya mengingat dengan jelas tempat tinggalnya."

Seungwoo tertawa hambar. Ekor matanya menatap lembaran foto yang diberikan Jisung.

"Terus ikuti dan laporkan apa yang Jinan lakukan. Dia mungkin akan sama kacaunya dengan terakhir kali ketika mendapati kenyataan. Kali ini jangan biarkan Jinan bunuh diri lagi." Jisung mengangguk patuh kemudian bergegas keluar ruangan.

Meninggalkan Seungwoo dengan segelas whisky dingin dan gongju yang menumpukan dagu ke paha tuan kesangannya.

"Dia akan terluka. Bukankah bagus terbangun amnesia? Dia tidak perlu menderita dan menangis setiap kali mengingatnya. Gadis bodoh. Bukankah begitu gongju-ya?"

 Bukankah begitu gongju-ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

grrrrr

Geraman halus gongju seolah menjawab perkataan Seungwoo. Membenarkan semua yang tuannya pikirkan tentang istri mudanya.

.

.

Seungyoun kembali dengan wajah merah. Perkataan Jinhyuk begitu membekas di hati. Hingga kemarahan tak terelakkan meledak-ledak di dalam hatinya.

Seungyoun meberhentikan mobilnya asal-asalan sebelum melemparkan kunci ke penjaga di pintu depan.

Amarah masih terlihat jelas di wajah hingga tak seorangpun berani mengangkat kepala.

Ini seperti Jinan lama sebelum terbaring koma. Yang kerap kembali dalam keadaan marah dan kesal.

Namun Seungyoun tidak tahu itu dan tidak peduli. Satu-satunya hal yang ada di pikirannya adalah pergi ke ruang olahraga dimana ia menjatuhkan lima pengawal semalam untuk kunjungan 5jam paling dinanti namun begitu mengesalkan ini.

Seungyoun mengingat samsak tinju di ujung ruangan yang benar-benar sempurna untuk amarahnya saat ini.

Jadi bergegas ia turun ke lantai bawah tanah dan buru-buru menghantam tinjunya ke samsak.

Berkali-kali. Bukan hanya meninju namun juga menendang. Seungyoun tidak sering pergi bermain. Jadi pelariannya ketika banyak pikiran dan stress adalah dengan berolahraga. Menuangkan semua kekesalan dan amarahnya pada benda-benda mati di sekitar.

"Aaaaaaargh......"

Teriakan keras menjadi penutup sebelum menghempaskan tubuh ke matras. Lelah setelah semua hal yang ia lakukan barusan.

Red StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang