6 - Hidup dan Mati

167 24 41
                                    

Seungyoun merasa sangat kacau. Meskipun lelah namun ia tetap memaksakan diri membongkar laci ruang rahasia Jinan.

Mencari sesuatu yang akan memberinya petunjuk apapun itu. Jinan meninggalkan begitu banyak catatan dan daftar orang-orang yang berhubungan dengannya dengan detail mendalam.

Dia pengamat dan pemikir hebat.

Seungyoun tidak pernah merasa sefrustasi ini. Siapa? Siapa yang berani menusuknya dari belakang?

Beberapa catatan dengan nama-nama familiar telah ia sisihkan. Ini akan menjadi pekerjaan yang melelahkan lainnya.

Selain catatan, Jinan juga menyimpan beberapa album foto di ruang rahasianya.

Seungyoun membuka satu yang memuat mulai dari foto kelulusan, hingga pernikahan. Namun selain foto pernikahan tidak pernah ada yang berdiri di sampingnya. Ia selalu sendiri, seorang diri dengan senyum murung di wajah cantiknya.

Jinan muda terlihat bulat dengan pipi berisi dan tubuh yang lebih pendek. Sangat berbeda dari tubuh tinggi, dan wajah kecilnya saat ini.

Namun pesona dingin dan tak tersentuh itu tetap ada. Jinan seperti boneka yang lama disimpan dalam kotak kaca. Begitu cantik dan asing.

Seungyoun mengamati foto Jinan dalam balutan seragam yang terlihat murung. Ia terasa mirip dengan seseorang yang Seungyoun kenal.

Foto lainnya nampak Jinan yang jauh lebih muda. Mungkin masih sekolah dasar. Kemudian Seungyoun teringat gadis dalam mimpi yang berteriak dari balik pintu. Hei mereka terlihat sama.

Jadi itu benar-benar Jinan dan ayahnya yang ia lihat dalam mimpi? Lalu wanita yang di tembak?

Seungyoun mengerutkan kening.

Namun memilih melemparkan masalah itu kebelakang untuk saat ini. Karena ia merasa bahwa mimpi adalah bunga tidur. Apa yang di lihat tidaklah selamanya nyata.

Namun orang-orang yang mengkhianatinya, itu jelas-jelas nyata.

.

.

Hari Seungyoun dimulai lebih pagi dari biasanya. Ia harus menyiapkan diri sebelum pergi menemui Seungwoo dan menanyakan apa yang harus ia kerjakan di kantor nanti.

"Hari ini tidak ada pengiriman. Hanya ikuti jadwalmu dan jangan sentuh apapun di dealer."

Seungyoun mendengus mendengar nada mengancam Seungwoo. Siapa juga yang peduli dengan mobil-mobilmu!

Seungyoun bahkan lebih tertarik mengendarai tank. Atau kalau Seungwoo punya tank keluaran dari Ferrari yang sangat tidak mungkin, Seungyoun bersedia duduk menyembah.

Dealer mobil keluarga Han terletak di kawasan pusat bisnis Seoul. dengan gedung 50 lantai dimana lantai pertama dan kedua menjadi galeri mobil-mobil impor edisi terbatas dan ruang pertemuan khusus untuk tamu-tamu VIP. Kemudian lantai tiga hingga 50 adalah kantor yang menjadi pusat bisnis keluarga Han.

Sebelum pindah ke Hannam, rumah Seungwoo setelah menikah, Seungwoo sempat menetap di rumah yang dibangun di belakang gedung kantor.

Namun bangunan besar tersebut telah direnovasi menjadi bengkel dan galeri mobil-mobil koleksi Seungwoo dengan masih mempertahankan kamar dan beberapa ruang lain di lantai dua.

Seungwoo muda begitu keras kepala dan pemberani. Meskipun dia cerdas, namun disaat yang bersamaan adalah sumber masalah.

Ayahnya, Han Seung Hwan telah berkali-kali dipanggil ke sekolah maupun kantor polisi karena putra bungsunya memulai perkelahian.

Alasannya mudah, mereka mengatakan kasur busa di hotel keluarga Han begitu tipis hingga mengakibatkan sakit punggung permanen.

Jadi sebagai hukuman atas kekonyolannya yang kerap kali menantang berkelahi anak-anak keluarga kaya di Seoul hingga membuat ayahnya cemas akan kelangsungan bisnis keluarga mereka yang mungkin dapat digoyahkan, Seungwoo harus menebus hari-harinya dengan turut membantu mengembangkan bisnis keluarga.

Red StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang