18. It's Time

69.8K 8K 69
                                    

Alexander kecewa saat mendapati hanya ada Amelia berdiri di depan pintu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alexander kecewa saat mendapati hanya ada Amelia berdiri di depan pintu.

Apa yang ia pikirkan? Alexander terlalu terobsesi dengan wanita misterius yang ia temui di pesta semalam hingga ia berhalusinasi mendengar suara Liana Flynn.

"Aku mau mengembalikan gaun dan topeng ini. Aku takut kalau kusimpan di rumah, Mama akan melihatnya," ucap Amelia setelah Zara mengajaknya ke ruang tamu yang lebih kecil agar mereka bisa berbicara berdua saja.

Zara mengambil tas yang disodorkan Amelia dan bertanya, "Kamu menikmati pesta semalam, Liana Flynn?"

Mata Amelia melebar dan pipinya memerah. "K-kenapa kamu bisa tahu nama itu?"

"Alexander pagi-pagi datang hanya untuk mencari nama Liana Flynn di daftar tamu undangan! Aku rasa dia tertarik padamu. Tapi kenapa kamu tidak langsung memberi tahu dia siapa kamu sebenarnya?"

Amelia menceritakan kejadian di pesta semalam. Kenapa ia terpaksa berbohong dan harus pulang cepat.

"Aku hampir membuka topengku dan menertawakannya, Zara. Itu akan menjadi balas dendam yang sempurna kalau saja Mamaku tidak menghancurkan rencanaku."

Zara tertawa kecil. Amelia menyandarkan punggungnya di sofa dan melipat kedua tangannya di depan dada dengan wajah kesal.

"Jadi bagaimana sekarang? Sepertinya Alexander memang tidak sadar kalau kamu adalah Liana Flynn."

Amelia mengangkat bahunya. "Mau bagaimana lagi? Nanti juga dia akan melupakan Liana Flynn."

"Hmm... Aku rasa Alexander tidak akan semudah itu melupakanmu," gumam Zara setelah mengantar Amelia ke pintu depan.

***

Matahari bersinar cukup terik siang ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Matahari bersinar cukup terik siang ini. Namun berkat rindangnya pohon-pohon di Hyde Park, mereka bisa berburu dengan nyaman.

Tristan menjelaskan dengan singkat caranya menggunakan senapan yang masih harus menyulut mesiu dengan batu api. Lalu ia membidik ke arah batang pohon dan suara tembakan keras terdengar, menerbangkan burung-burung yang bertengger santai.

Becoming A DuchessWhere stories live. Discover now