35. The Red Club

24.5K 2.4K 775
                                    

Absen dulu yaa!

Pembaca setia dari pertama BAD lahir di wattpad 👉

Pembaca baru BAD 👉

Udah absen & nyalakan bintang? Selamat menikmati chapter yang bikin panas-dingin & senam jantung ini.

Udah absen & nyalakan bintang? Selamat menikmati chapter yang bikin panas-dingin & senam jantung ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aroma kemenyan menyeruak begitu sebuah pintu merah terbuka. Amelia meletakkan telapak tangannya di atas dadanya yang berdegup kencang. Ia nekat masuk ke Red Club, sebuah klub dewasa untuk para bangsawan melepas kepenatan dan bersenang-senang.

Di balik topeng putihnya, wajah Amelia memerah menyaksikan apa yang terjadi di dalam ruangan berkapasitas lima puluh orang itu. Baik laki-laki maupun perempuan, semuanya memakai topeng dan kostum unik karena tema malam ini adalah masquerade.

Di tengah ruangan, seorang pria bertelanjang dada sedang mencambuk seorang wanita yang berpose seperti hewan berkaki empat. Telapak tangan dan lututnya berada di lantai, ia juga memakai topeng kuda.

Semua orang di ruangan itu tertawa ketika si wanita mengerang kesakitan. Amelia memalingkan tatapannya dan berdiri di sudut ruangan. Ia menegak champagne di tangannya. Nyalinya seketika menciut.

Apakah ia salah sudah datang kesini?

Tapi ketika ia membayangkan bahwa ia harus hidup dan tidur seranjang dengan Sir Savile, pertunjukan ini tidak ada apa-apanya.

Amelia mengangkat dagunya dan ketika hendak menegak champagne itu sekali lagi, matanya menangkap satu sosok pria yang tidak asing.

Pria yang berada di seberang ruangan itu telah melihatnya terlebih dahulu. Mereka saling bertatapan seakan bertanding siapa yang lebih dulu berpaling.

"Hey, manis. Sendirian?" Seorang pria paruh baya menghampiri Amelia. Dari caranya berdiri dan berbicara, ia tampak setengah mabuk.

"Ayo duduk di sana. Jangan berdiri sendirian di sini." Pria itu menunjuk ke gerombolan pria yang tertawa liar.

"Tidak, terima kasih."

Pria itu menarik siku tangan Amelia. "Ayolah. Jangan jual mahal."

Lalu detik berikutnya, pria itu menjerit kesakitan. Tangannya dipelintir dan ia dibanting ke lantai.

"Motherfuck***!!!" erangnya.

"This lady said no." Alexander menggertakkan rahangnya.

"Siapa kamu?! Ayo kita selesaikan sekarang juga!" Pria itu berdiri dan mengayunkan lengannya, mengambil pose siap berkelahi dan melayangkan tinjuan.

Becoming A DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang