21. The Vows

67.3K 8.2K 669
                                    

Tidak tau apakah kalian masih menunggu cerita ini atau tidak 🤭 but here it is the next chapter.

Tidak tau apakah kalian masih menunggu cerita ini atau tidak 🤭 but here it is the next chapter

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apakah kamu mencintai Camille Bartoli?"

Tristan mendengus. "Really? Kamu masuk ke kamarku tengah malam hanya untuk menanyakan itu?"

"Aku tidak bisa tenang sampai aku mendengar jawabanmu."

"Memangnya kamu peduli dengan perasaanku?" tanya Tristan serius.

"Tentu saja. Kamu suamiku," jawabnya pelan.

"Bagaimana kalau aku bilang aku mencintainya?"

Zara mengedipkan matanya dengan cepat. Jantungnya berdebar sangat kencang. Ketakutannya mungkin benar. Tristan mencintai Camille Bartoli dan itu salah satu dari sekian banyak alasan sang duke begitu membenci dirinya.

"Kalau memang kalian berdua saling mencintai, maka aku turut bersimpati. Status sosial membuat kalian tidak bisa bersama. Namun aku tidak bisa membiarkanmu punya wanita simpanan di luar."

Ujung bibir kiri Tristan tertarik ke atas. "Apa yang membuatmu berpikir kalau kamu bisa melarangku, hm?"

Tidak pernah terbesit di benak Zara bahwa mungkin Tristan punya wanita simpanan. Seharusnya Zara menanyakan tentang hal ini terlebih dahulu sebelum tidur dengan suami yang tak dikenalnya ini. Zara ingin membenturkan kepalanya ke dinding akibat kebodohannya sendiri.

"Kita bersumpah di atas altar! Di depan pendeta dan di hadapan ribuan tamu. Aku bahkan sudah..."

"I promise to be true to you in good times and in bad," ucap Tristan dengan nada rendahnya — hampir berbisik — membuat Zara bungkam.

"In sickness and in health." Mata sekelam malam itu mengunci fokusnya pada wanita di depannya yang terperangah.

"I will love you and honor you all the days of my life."

Tristan tiba-tiba mengucapkan janji pernikahan dengan suara yang mampu membuat malaikat meronta-ronta agar diturunkan untuk hidup di bumi.

"Janji itu yang kamu maksud?"

Zara menelan ludah dan mengangguk pelan. Ia baru sadar bahwa jubah tidur yang dikenakan Tristan tidak terikat sempurna. Dada bidangnya membuat Zara tak bisa berkonsentrasi dan semakin gugup.

Ditambah lagi, Tristan mengambil langkah maju menghampirinya.

"Jika kamu ingin aku menghormati janji pernikahan kita, maka kamu juga."

"Aku tidak pernah berselingkuh."

"Benarkah?" Tristan mengangkat dagu kecil Zara.

"Aku rasa itu sudah jelas. Kamu pria pertamaku."

Zara ingin mendorong makhluk arogan tak berperasaan ini. Namun tubuhnya ingin bersandar di dada bidang Tristan. Ia ingin dipeluk, dibelai dan diyakinkan bahwa Tristan tidak mencintai Camille.

Becoming A DuchessWhere stories live. Discover now