PROLOG

6.9K 304 43
                                    


Hi, call me Mell ....

Aku kembali lagi bawa sequel story NOT YOU.

Hope you like it:)

Happy reading ....

Mereka hanya setitik cahaya yang menginginkan bahagia.

Mereka juga setumpuk luka yang ingin menemukan obatnya.

Selayaknya kanvas kosong, tanpa sebuah warna hidup takkan berarti apa-apa. Sama seperti kehadirannya yang selalu dinanti, meski ribuan purnama telah terlewati.

Skala selalu merindukannya, setiap hari, bahkan setiap waktu. Benar katanya, jika semesta lebih banyak memberi duka dari pada bahagia.

Selalu menunggu dan menanti, sampai pada akhirnya ia di hadapkan pada sebuah situasi rumit tentangnya. Dia masih sama, tapi seperti terlahir menjadi orang yang berbeda.

Tak lagi mengenalnya. Tak lagi menyapanya. Tak lagi mengukir senyum indah untuknya. Dia melupakan semua kenangan tentang mereka berdua.

Lalu, saat semuanya terasa semakin menyakitkan, masih pantaskah Skala menyalahkan semesta?

***

“Angkasa, ini gue Skala Kakak lo.”


“Gue bukan Angkasa!”


“Lihat gue, sampai kapan lo akan bersikap nggak kenal sama gue? Gue itu Kakak lo, Sa!”


“Berhenti sialan! Nggak ada ingatan sedikit pun tentang lo di kepala gue. Jangan berani-beraninya ngaku jadi Kakak gue. Gue sama sekali nggak kenal sama lo!”

———

■ ARSENA FARENZO (SENA)

■ SKALA BRATADIKARA PRANANTA (SKALA)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■ SKALA BRATADIKARA PRANANTA (SKALA)

■ SKALA BRATADIKARA PRANANTA (SKALA)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
L O S ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang