30. Between Staying Here And Walking Away

1.5K 220 64
                                    

Happy reading .....

Perlahan semua kembali dengan semestinya,
kecuali kamu yang lebih memilih menjauh
tanpa adanya suara.





—  L O S E  —




.







.








.








.













Alvin menghela napasnya berkali-kali kala pikirannya begitu penuh akhir-akhir ini dengan ia yang tak kunjung mendapatkan maaf dari Angkasa. Kaki jenjangnya ia langkahkan cepat berjalan di halaman kampus sampai tak sadar kalau dari arah berlawanan seseorang berjalan tergesa-gesa hingga tak sengaja menabrak dirinya.

Beruntung mereka berdua tak ada yang sampai tersungkur ke bawah karena refleks keduanya yang terbilang bagus.

Sorry, gue nggak sengaja,” ucap cowok itu sambil menunduk mengambil dua bukunya yang terjatuh.

“Skala?”

Yang dipanggil buru-buru menegak dengan sempurna. Sedikit terkejut karena ternyata orang yang tak sengaja ia tabrak itu tak lain dan tak bukan adalah Alvin.

Untuk beberapa detik, mereka saling melemparkan tatap yang beda-beda. Skala dengan tatapan terkejutnya, sedang Alvin dengan tatapan yang sulit diartikan.

Tapi setelahnya, tanpa berkata apa-apa lagi, Skala memilih pergi dari hadapan Alvin. Namun, nyatanya tak semulus itu. Terbukti dengan Alvin yang malah menahan pergerakan Skala dengan menarik lengannya.

“Gue perlu bicara sama lo,” katanya.

Skala menoleh ke belakang. “Sorry gue nggak bisa.”

“Sebentar aja. Ada sesuatu hal yang harus gue kasih tahu ke lo.” Alvin belum menyerah sama sekali. 

Tetapi sama halnya dengan Alvin, Skala rupanya sudah tak mau berlama-lama terjebak di sini. “Gue selalu berusaha tepatin janji gue. Jadi, lo juga harus lakuin hal yang sama. Kita udah sama-sama sepakat waktu itu. Dan lo juga nggak usah usik hidup gue lagi.”

Sejenak, Alvin mengantupkan bibirnya. Ia tak menyangka jika Skala akan sampai berbuat sejauh ini hanya untuk menepati janjinya.

“Dan satu hal lagi, mulai sekarang anggap kita nggak usah saling kenal.” Skala menghentikan kalimatnya sejenak, juga kembali menatap sosok itu dalam. “Jangan lupa, lo udah janji sama gue untuk selalu jagain Angkasa. Gue harap lo nggak akan pernah ingkar.”

“Gue nggak akan pernah ingkar akan hal itu. Tapi dengerin gue sebentar aja. Ada hal penting yang lo harus tahu,” balas Alvin dengan Skala yang berusaha untuk tidak peduli lagi.

Baginya, semuanya sudah selesai sejak hari itu. Maka, sesuai dengan janjinya Skala hanya akan melihat adiknya dari jauh. Ia sudah tidak ingin tahu tentang apa pun lagi. Cukup ia berjuang sampai sini saja.

Selebihnya Skala sudah lelah dan mengaku kalah. Toh, Skala yakin Angkasa pasti akan selalu bahagia, ada atau tanpanya.

“Gue rasa apa yang gue bilang tadi udah lebih dari jelas.”

Untuk selanjutnya Skala memutar tubuhnya, kakinya mulai melangkah dengan lambat. Sedang, Alvin hanya bisa menghela napas panjang sambil menatap punggung cowok itu beserta gema suara yang kembali ia ucapkan.

L O S ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang