04

7.4K 197 5
                                    

Day Twenty Five

Jeno tidak bisa tidak terpukau melihat keadaan Jaemin sekarang. Hybrid itu terikat di kursi penumpang di belakangnya. Bukan hanya tangannya, tapi seluruh tubuhnya. Tidak salah ia memasang bondage belt di dada, perut dan pinggang hingga pahanya, tubuh ramping Jaemin terlihat sangat menggairahkan dengan berbagai sabuk menahan gerakan hybrid itu. Kaki langsing Jaemin ditekuk dan masing-masing diikat dengan keadaan menekuk dengan belt membuat bongkahan pantat Jaemin terlihat jelas. Tubuh ramping Jaemin terlihat sangat menggiurkan di belakang sana. Jeno sangat tidak konsentrasi menyetir mobilnya dengan pemandangan indah yang memantul di spion.

"Uhm, Daddy?" Jaemin mengerang pelan merasakan tangannya mulai pegal akibat diikat kebelakang dan dadanya jadi melengkung ke depan.

"Kenapa? Apa Nana ingin sesuatu?" Jeno bertanya dengan suara lembut.

"Nana lelah Daddy." Jaemin memandangi tubuhnya yang dipasangi begitu banyak sabuk hitam. Sedikit terlalu kencang memang, tapi membuat Jaemin merasa ... seksi. Penis mungilnya setengah menegang dengan keadaannya dirinya yang tidak berdaya.

"Lelah? Bukankah Nana senang? Lihatlah, penis Nana mulai berdiri." Jeno tahu kalau peliharaannya itu menikmati permainan mereka. Well, Jaemin selalu menikmati permainannya. "Kalau Nana tidak mengganggu Daddy rapat, pasti Nana akan duduk disamping Daddy dan lubang Nana diisi mainan kesukaan Nana, bukan butt plug yang tidak bisa menyentuh prostat Nana."

"Haa ngh," Jaemin semakin kepanasan dengan kata-kata Jeno yang di telinga terlalu vulgar.

"Nana bisa bermain dengan penis Daddy selama Daddy menyetir, mungkin Nana juga bisa mendapat sperma Daddy kalau Nana memainkan penis Daddy dengan benar." Jeno yang berbicara dan dia juga yang menahan erangan membayangkan Jaemin bermain dengan penisnya sementara dirinya menyetir dengan kecepatan tinggi menembus jalanan sepi Seoul pukul satu dini hari.

"Nana mau penis Daddy. Nana rindu penis Daddy." Kata-kata Jeno berpengaruh besar pada Jaemin. Tubuhnya semakin menginginkan Jeno, ia ingin mengulum penis Jeno yang sedang menyetir, lalu ia ingin sperma Jeno menghilangkan dahaganya.

"Daddy tidak yakin mau memberikan penis Daddy untuk anak nakal sepertimu."

"Daddy, please? Lubang Nana sudah gatal sekali."

Butt plug yang mengisi rektum Jaemin sama sekali tidak membantunya mendapatkan kepuasan. Jaemin berusaha bergerak naik turun agar prostatnya disentuh sebentar saja tapi apa daya, butt plug itu hanya sepanjang lima sentimeter dengan diameter lima sentimeter pula, kurang panjang untuk menyentuh bagian terdalam anusnya.

"Kau semakin hari semakin binal saja Na." Jeno meremas kemudinya dengan keras. Melihat tubuh Jaemin naik turun seperti itu dari spion membuat penis Jeno memberontak di bawah sana.

Tidak sabar lagi untuk bermain dengan peliharaannya, Jeno menepikan mobil mahalnya dipinggir jalan yang sepi. Hanya ada deretan toko-toko yang masih gelap dan tidak ada orang berlalu-lalang sama sekali. Jeno meminggirkan mobilnya dengan asal dan segera bergabung dengan Jaemin di kursi penumpang belakang.

"Daddy, tadi Jaemin hanya ... hanya ..." Jaemin mencari-cari alasan agar Jeno mau memaafkan kenakalannya dan segera memperkosa lubangnya yang sudah terasa sangat gatal.

Sial.

"Hanya apa?"

Jaemin tidak bisa menemukan kebohongan yang tepat. Tingkah nakalnya tadi sepenuhnya karena dorongan nafsu seksual yang sudah berhari-hari ia pendam. Melihat Jeno begitu menggoda dengan jas dan rambut berantakan, belum lagi kewibawaannya yang sangat mendominasi ruang kantor tadi.

Jaemin tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menyentuh daddy-nya.

"Nana begitu merindukan penis Daddy?" Jeno membelai wajah merah Jaemin.

TOY - NOMIN Vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang