13

8.1K 154 5
                                    

Day One Hundred

Hari ini adalah hari perayaan hari bertemunya Jaemin dengan kekasih hatinya, Lee Jeno. Sudah seratus hari mereka saling mengenal dan selama seratus hari itu, hidup Jaemin rasanya seperti naik roller coaster terekstrem yang pernah ada.

Jaemin yang dulu hidup di reruntuhan rumah kosong kini tinggal disebuah apartemen mewah dengan kasur empuk dan memiliki shower dengan air panas. Dulu Jaemin hanya bisa makan sehari sekali kini ia bisa makan apapun yang ia inginkan.

Yang paling penting, dulu Jaemin hidup sendiri dan selalu berpikir jika ia akan mati esok hari, selalu dirundung rasa takut. Kini ada lengan tempat ia berpulang setiap hari. Lengan yang selalu memberinya rasa hangat dan aman setiap saat.

Lee Jeno merubah hidup Jaemin.

Begitu juga dengan Jaemin, hybrid kucing berumur sembilan belas tahun, yang mengubah hidup Jeno. Mengajari Jeno untuk mencintai lagi dan mengisi hari-hari Jeno yang semu.

---

Jaemin berdecak kesal.

Dia sudah menunggu di lobi sebuah gedung besar selama hampir satu jam dan orang yang ia tunggu tidak kunjung muncul juga. Pasti karena ada rapat dadakan lagi, begitu terus alasan Jeno kalau terlambat pulang atau terlambat menjemput Jaemin.

Tapi seharusnya hari ini berbeda!

Harusnya hari ini prioritas Jeno adalah Jaemin.

Karena ini hari keseratus mereka bersama.

Jaemin memang selalu dimanjakan oleh Jeno. Terlalu dimanjakan malah. Sampai-sampai Jaemin kadang bisa jadi nakal, dan kalau Jaemin sudah nakal, Jeno akan menyeret hybrid manis ini kedalam kamar luas tempat mereka sering menghabiskan waktu sepanjang akhir pekan bersama. Kamar bermain, sebutan untuk kamar itu.

Dulu Jaemin sering takut kalau Jeno memerintahkannya untuk masuk kedalam kamar itu namun sekarang Jaemin malah sering mencari-cari alasan agar Jeno bisa menghukumnya dikamar itu.

Seperti saat ini.

Kepala Jaemin menemukan sebuah ide yang akan membuat Jeno sangat marah sampai-sampai Jaemin merinding membayangkan apa yang mungkin dilakukan Jeno kepadanya saat mereka sudah dirumah nanti.

Salah sendiri Jeno sibuk terus belakangan ini. Mengabaikannya terus, meninggalkannya di apartemen sendiri terus, bekerja didepan komputer terus. Jaemin harus melakukan sesuatu agar perhatian Jeno padanya kembali seperti dulu.

Dengan senyum lebar Jaemin kembali masuk kedalam gedung tempat ia menghabiskan waktu setiap siangnya untuk belajar fashion dengan serius—Jeno mengijinkan Jaemin untuk keluar dan bersosialisasi di luar sekaligus belajar fashion secara mendalam. Jaemin membuka aplikasi kamera dan mengubahnya menjadi video mode.

"Hai Daddy." Jaemin memandang wajahnya di layar ponsel pintar miliknya itu. "Daddy sedang apa?" Jaemin terus merekam wajahnya sembari berjalan menuju toilet belakang dimana hanya beberapa pengunjung tetap seperti Jaemin yang mengetahui keberadaannya.

"Nana sudah selesai kelas, lho. Daddy kenapa tidak menjemput Nana?" Jaemin memasang wajah sedih. "Daddy pasti sibuk dengan kertas-kertas jelek itu! Bahkan di hari anniversary kita, Daddy tetap memilih pekerjaan Daddy!" Bibir Jaemin mengerucut pertanda kalau ia kesal.

"Padahal kalau Daddy disini Nana ingin bermain bersama Daddy." Jaemin mendorong pintu kamar mandi yang hanya memiliki dua bilik itu dan mengunci pintunya. Karena hari ini Hari Senin, dapat dipastikan jika bagian gedung yang sedang ditempati Jaemin sepi dari pengunjung.

"Daddy pasti menyesal karena lebih memilih kertas-kertas jelek itu dari pada Nana." Jaemin terus berbicara pada kamera dan meletakkan tote bag-nya di atas wastafel. Mata Jaemin mencari-cari tempat yang cocok untuk meletakkan ponselnya secara strategis.

TOY - NOMIN Vers.Where stories live. Discover now