09

5.3K 141 2
                                    

"Ngghhh…"

"Shh baby, jangan berisik."

"Ka-kalau begitu matikanhhh…nnghhh…"

"Tapi Daddy suka melihatmu seperti ini."

"Mmhhmmm…Daddyhhhh…"

Pria tampan dengan postur tinggi dan kulit putih meletakkan tangannya pada mulut seekor hybrid kucing di sebelahnya yang menggeliat dan mendesah tertahan. Hybrid itu otomatis menggigit tangan kekar itu untuk menahan desahannya.

"Apa ada yang bisa kami bantu? Apa Anda merasa mual?" Seorang pramugari datang dengan wajah ramah, mendekati hybrid yang membungkuk sambil menggigit tangan pria yang duduk disebelahnya.

"Tidak apa. Dia memang sering nervous ketika naik pesawat." Pria itu tersenyum pada pramugari. Si pramugari pun membungkukkan badannya dan meninggalkan si pria dan hybrid yang masih menunduk.

"Kalau Nana tidak diam, nanti ketahuan." Pria itu berbisik pelan pada telinga Jaemin, si hybrid kucing.

"Dadhh…gatal sekali.." Dinaikkan sedikit kepalanya untuk menatap pria yang saat ini berstatus sebagai kekasihnya. Pria itu menyeringai lebar melihat wajah Jaemin yang begitu tersiksa.

"Tahan." Pria itu menarik Jaemin agar duduk tegak. Untung saja saat ini hari sudah gelap dan seluruh penumpang pesawat bisa dipastikan sedang tertidur nyenyak di bawah selimut yang disediakan oleh pihak penerbangan.

"Mhhmmm…Daddyhhh…" Jaemin mendesis pelan. Jika ia duduk tegak seperti ini ujung benda yang berada didalam tubuh bagian bawahnya itu menyentuh sesuatu yang bisa membuatnya menjerit.

"Tahan Nana. Nana mau membangunkan seluruh penumpang disini?"

Jaemin menggeleng.

"Kalau begitu diam dan nikmati permainan Daddy."

Tangan pria tampan bernama Lee Jeno itu mulai menyusup ke bawah selimut yang Jaemin pakai. Dirabanya paha Jaemin yang masih dilapisi celana jeans longgar, ia remas dan goda paha itu hingga akhirnya tangan besar Jeno sampai pada sebuah gundukan yang begitu keras dan terasa lembab.

"Nana sudah basah."

Jaemin diam saja, ia tidak tahu harus menjawab apa. Selain itu dia berusaha sekuat tenaga untuk menahan desahannya. Tangan Jeno memijat gundukan itu perlahan, ia menikmati seluruh ekspresi tersiksa Jaemin. Sangat menggairahkan.

"Dadhh…" Jaemin mendesah tertahan merasakan tangan besar Jeno masuk kedalam celananya begitu mudah dan langsung menurunkan celananya hingga penisnya keluar dari sarangnya.

"Kenapa?" Jeno bertanya cuek dan memainkan penis Jaemin yang sudah sangat keras dan basah. "Apa Nana dekat?"

Jaemin tidak menjawab. Bibirnya digigit sekeras mungkin untuk menahan desahan keluar dari bibirnya. Tangannya mencengkram sandaran lengan bangku pesawat untuk menyalurkan rasa nikmat yang ia rasakan.

Jeno terkekeh pelan. Jaemin memang selalu bisa menggodanya.

"Kenapa Nana bisa begitu seksi? Hm? Hanya dimainkan sedikit pantatnya sudah sebasah ini. Bagaimana jika penis Daddy yang mengisi pantat Nana? Daddy yakin Nana akan langsung orgasme.." Jeno berbisik lirih pada telinga Jaemin sambil terus memainkan penis Jaemin yang siap meledakkan sperma di tangannya.

"Hahh..Daddyhh..jangan dimainkan lagihh…" Jaemin mencoba memohon pada Jeno agar berhenti.

"Kenapa? Bukankah ini nikmat? Bukankah Nana suka orgasme?" Jeno semakin cepat memainkan penis Jaemin. Jarinya menusuk-nusuk lubang penis Jaemin yang basah kuyup oleh cairan precum.

TOY - NOMIN Vers.Donde viven las historias. Descúbrelo ahora