10

5.3K 136 1
                                    

Day Sixty Eight

"Daddy mau kemana?" Seekor hybrid kucing berpakaian kaos longgar dan celana pendek menatap seorang pria tampan yang juga berpakaian santai seperti dirinya yang bergerak tiba-tiba.

"Tidak kemana-mana. Memangnya kenapa?"

"Jangan tinggalkan Nana sendirian." Hybrid itu memandang mata kekasihnya dengan siratan rasa takut.

"Daddy tidak akan kemana-mana kok, kaki Daddy sedikit kesemutan." Pria tampan itu tersenyum dan menggerakkan kakinya yang pegal karena dijadikan tempat bersandar oleh hybrid kucing bernama Na Jaemin itu.

"Maaf Daddy.." Jaemin menjauhkan sedikit tubuhnya dari kaki daddy-nya yang kesemutan namun tidak lama kemudian ia mencari posisi lain agar bisa terus menempel pada daddy-nya.

"Kenapa belakangan ini kau manja sekali?" Pria tampan bernama Lee Jeno itu mengelus rambut Jaemin yang bersandar di lengannya.

"Nana cuma tidak mau jauh-jauh dari Daddy." Jaemin menjawab manja sementara tangannya bermain-main dengan pasir pantai. Sepasang kekasih ini memang sedang berduaan di pinggir pantai yang sepi di salah satu pantai cantik di Australia.

"Kenapa jauh-jauh kesini kau malah menempel terus pada Daddy? Bermain di air sana, bukan kah Nana suka bermain di pantai?" Jeno tidak bisa melepas matanya dari wajah mempesona Jaemin yang hampir dua bulan selalu ia lihat setiap ia bangun dan pergi tidur.

"Kenapa Daddy mengusir Nana terus sih?" Jaemin merengut kesal pada Jeno.

Duh, salah kan.

Sudah beberapa hari pula Jaemin gampang sekali marah seperti ini.

Jeno kan berniat baik, ia tidak ingin Jaemin hanya dirumah, menjahit, makan, nonton televisi dan melayaninya saja. Ia ingin Jaemin hidup bebas seperti manusia, boleh melakukan apa yang hybrid itu suka. Berkat informasi dari tempat Jeno membeli Jaemin dulu, Jaemin menyukai pantai dan berenang tapi sayangnya setelah menghabiskan banyak biaya dan waktu, Jaemin malah terus saja menempel pada Jeno begitu tiba di pantai.

"Bu-bukan Daddy mengusir Nana, Daddy tahu kalau Nana suka berenang maka dari itu kita ke pantai. Tapi setelah sampai disini Nana sama sekali tidak mau berenang.." Jeno membelai-belai pipi Jaemin mesra.

"Pokoknya Nana tidak mau jauh-jauh dari Daddy." Jaemin kembali bermain pasir dan memajukan bibirnya. Sepertinya Jaemin sama sekali tidak mau berpisah dari Jeno selama liburan mereka. Jeno sih senan-senang saja Jaemin menempel ketat padanya seperti ini, selain itu melihat Jaemin yang membangun rumah dari pasir dan bermain dengan kepiting-kepiting kecil yang hidup didalam pasir pantai sangat menghibur Jeno.

Hanya saja kadang sifat manja Jaemin yang belakangan ini keterlaluan membuat Jeno sulit untuk pergi bekerja. Bahkan Jaemin pernah menangis meraung-raung ketika Jeno akan pergi bekerja, alhasil hari itu Jeno menyuruh Mark mengantarkan pekerjaannya kerumah dan ia bekerja dengan Jaemin terus berada di pangkuannya.

Masalah Nancy dan kedua orang tuanya sepertinya sudah mulai mereda karena tidak ada tanda-tanda ketiga orang itu berusaha mengganggu hidupnya. Meskipun Jeno tidak pernah lengah dan terus menjaga keselamatan Jaemin agar jangan sampai kejadian di hotel terulang kembali.

Hal yang sedang mengganggu pikiran Jeno adalah tentang masa lalu Jaemin, ia penasaran seperti apa Jaemin dulu? Jeno tahu, hybrid memang masih dianggap sebelah mata oleh kebanyakan kaum manusia. Banyak hybrid yang hidupnya teraniaya dan mengalami kekerasan fisik sejak masih kecil. Jeno yakin jika Jaemin mempunyai masa lalu yang menyakitkan hingga ia memiliki trauma.

Bagi Jeno yang penting masa depan Jaemin, ia akan menjamin masa depan Jaemin agar jangan sampai sama pahitnya dengan masa lalu hybrid itu. Bahkan jika boleh jujur Jeno memiliki rencana untuk menikahi Jaemin. Namun ia ingin semua masalah selesai dulu, ia tidak ingin setelah menikah nanti keluarganya akan berbuat macam-macam atau Nancy kembali ke dalam hidupnya dan membangunkan trauma lamanya.

TOY - NOMIN Vers.Where stories live. Discover now