08

6K 153 3
                                    

Day Fifty Seven

"Bosan…"

"Nana bosan…"

"Ahhhhh!"

"Sekedar berjalan-jalan di lobi…Nana rasa tidak apa-apa kan? Daddy tidak mungkin marah kan?"

"Tidak apa kan ya?"

Suara manis yang dimiliki hybrid manis itu terdengar dari sebuah kamar hotel mewah berfasilitas lengkap. Tubuh langsingnya berbaring menghadap langit-langit dengan mata menerawang. Sudah sepanjang pagi ia melakukan hal ini, berdiam diri tanpa tau harus melakukan apa.

"Nana hanya akan berjalan-jalan sebentaaaarrrr saja!" Jaemin, si hybrid manis bangun dari tempat tidur dan mengambil celana panjangnya, memakainya dengan terburu-buru. Tidak lupa jaket dengan hoodie yang akan ia gunakan untuk menutupi wajahnya.

Langkah kaki hybrid manis itu begitu perlahan-lahan, matanya memperhatikan segala sesuatu yang ia lewati. Berharap ia tidak akan berpapasan dengan orang yang familiar di matanya yang berarti rekan kerja Jeno yang ikut dalam perjalanan bisnis ini.

Jaemin sedikit kebingungan melihat lorong hotel yang terlihat sama saja. Akhirnya setelah beberapa belas menit berputar-putar, Jaemin menemukan elevator untuk turun. Untung saja elevator itu dilengkapi keterangan agar penggunanya tidak kebingungan untuk mencari tempat tujuan.

Jantung Jaemin berdebar-debar penuh semangat. Belum pernah ia melanggar peraturan Jeno, tidak untuk peraturan keras seperti ini. Jeno memang sudah berkali-kali dan selalu mengingatkan Jaemin agar sama sekali tidak keluar dari kamar hotel kecuali dengan Jeno atau orang yang Jeno suruh. Tapi sudah dua hari Jaemin berada didalam kamar berfasilitas lengkap itu dan Jaemin sudah mulai bosan hanya menonton televisi.

Pintu elevator tidak lama terbuka lebar dan sebuah lobi besar berisi banyak orang menyapa mata Jaemin. Ia bisa melihat kesibukan di lobi itu, banyak orang yang membawa koper dan juga pria-pria mengenakan setelan mahal. Belum lagi para wanitanya, terlihat sangat glamour dan cantik. Langkah Jaemin menuju bagian ujung lobi yang sepi dan memiliki sebuah kolam ikan bebatuan dengan bunga-bunga tropis.

"Woah, cantik sekali." Jaemin memandangi kolam ikan itu dengan kagum. Ikan-ikan yang dipajang di sana begitu cantik-cantik dan bunga yang merekah dengan sangat indah. Jaemin yang memang menyukai alam langsung terpana dengan pemandangan itu.

"Nana hyung?"

"Huh?" Jaemin membalikkan tubuhnya dan seorang pria bersetelan mahal berdiri dibelakangnya. "Ka-kau siapa?"

"Aku Jisung, kau ingat?"

"Ji-Jisung?" Jaemin mengamati pria itu dengan seksama. "Oh, yang membawakan Daddy Jeno makanan?"

"Da-daddy?" Jisung terkejut mendengar panggilan Jaemin untuk Jeno namun dalam sekejap ia sudah menguasai dirinya lagi. "Hyung sedang apa disini?" Jisung bertanya dengan senyum cerah.

"Uhm, Nana…Nana…tidak—uh, Nana harus pergi." Jaemin dengan gugup mencoba menjauh dari Jisung, padahal ia sudah sangat berhati-hati agar tidak seorangpun mengenalinya. Jaemin kan takut kalau orang ini akan mengadu pada Jeno nanti.

"Mau pergi kemana? Biar ku antar."

"Tidak kemana-mana kok, Nana mau kembali ke—LEPASHMPP!" Jaemin yang tadi berusaha berjalan menjauh dari lobi itu untuk kabur langsung ditarik sebuah tangan besar dan membekap mulutnya.

"HMMMPPPHHH! TOLO—MMPPPHHH!" Jaemin berusaha berteriak dan menarik perhatian seseorang di bagian lobi yang ramai tapi setiap ia berusaha membuka suara sebuah tangan besar akan membekap mulutnya. Tubuh ringan Jaemin dengan mudah diangkat dengan orang yang bahkan belum ia lihat wajahnya.

TOY - NOMIN Vers.Where stories live. Discover now