𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚. sleeping together, not in a sexual term, closeness.
𝗡𝗢𝗧𝗘. I AM ON AIZAWA BRAINROT. This chapter has been edited.Kamu, Aizawa dan beberapa penghuni apartemen gedung pertama Otheon pun kembali ke kamar masing-masing, setelah benar-benar dipastikan api udah padam, dan nggak ada satupun orang yang menjadi korban kebakaran dengan skala sedang itu.
Kamar Aizawa ada di lantai lima, ujung lorong barat, nomor 101. Kamu membuntuti laki-laki jangkung itu sepanjang jalan, udah kayak anak kucing yang ilang aja.
Kamu sempat merasa canggung juga ketika ada beberapa orang yang menatap kalian dengan pandangan heran, karena mereka taunya Aizawa pas keluar cuma sendiri, tapi tiba-tiba pas balik bawa anak gadis kuliahan.
Tapi Aizawa gak peduli sama mereka—well, dia nggak pernah begitu peduli sama opini publik secara general—jadi kamu juga memutuskan buat gak menaruh perhatian soal itu.
Aizawa membuka pintu kamar apartmennya dengan nomor sandi, kemudian membukanya lebih lebar, mempersilakan kamu masuk duluan.
“Permisi.” Gumam kamu pelan, berjalan masuk ke dalam kamar, diikuti oleh Aizawa yang kemudian menutup pintu di belakangnya.
Kamu berdiri menunggu Aizawa membuka sandal, membiarkan dia yang masuk ke dalam lebih dulu, dan kamu yang mengikuti di belakangnya.
Gedung pertama Otheon jelas lebih luas dan lebih mahal dari segi harga, karena banyak dari unit ini diperuntukkan buat orang-orang dewasa yang udah bekerja dan punya penghasilan jauh di atas rata-rata.
Seperti yang kamu bayangkan, kamar apartemen Aizawa nggak ada banyak barang di dalamnya kecuali sofa dan karpet di ruang tengah, satu kamar, satu dapur dan satu kamar mandi.
Bahkan gak ada televisi atau furniture lain sama sekali. Menggambarkan Aizawa yang gak terlalu memedulikan hal lain selain pekerjaannya.
Lagipula Aizawa juga bilang dia jarang di apartemen, masuk akal kalau apartemennya kosong melompong kayak gini. Board director kayak dia menghabiskan lebih banyak waktu di kantor daripada di unit apartemennya sendiri.
“Aizawa-san, katanya ada kamar kosong?” Tukas kamu, memperhatikan Aizawa yang lagi mencari sesuatu di lemari dapurnya.
Tanpa menoleh ke arah kamu, Aizawa menjawab dengan singkat sambil menunjuk ke arah pintu kamar satu-satunya yang dia punya, menggunakan ibu jarinya, “Iya yang itu.”
“Terus Aizawa-san tidur di sofa gitu?” Tanya kamu, meringis ngeri dengan ide itu karena jelas gak akan nyaman tidur di sofa semalaman setiap harinya.
Tapi kamu ingat, Aizawa memang tipe orang yang nggak mau ribet, cuma kamu nggak menyangka tarafnya udah sampai lebih dari apartemen minimalis, karena apartemen minimalis seenggaknya masih punya beberapa furniture.
Aizawa membawa sikat gigi dan pasta gigi baru, kemudian dia berikan ke kamu. “Saya gak pernah pake kamar.”
Kamu menerima barang-barang dari Aizawa dan cukup heran ketika mendengar pengakuannya yang nggak pernah menghuni kamarnya sendiri.
YOU ARE READING
𝗔𝗞𝗥𝗔𝗦𝗜𝗔, aizawa shouta.
Fanfiction𝗮𝗸𝗿𝗮𝘀𝗶𝗮. ( ✦. ) ── 𝘭𝘢𝘤𝘬 𝘰𝘧 𝘴𝘦𝘭𝘧-𝘤𝘰𝘯𝘵𝘳𝘰𝘭; 𝘵𝘩𝘦 𝘴𝘵𝘢𝘵𝘦 𝘰𝘧 𝘮𝘪𝘯𝘥 𝘪𝘯 𝘸𝘩𝘪𝘤𝘩 𝘴𝘰𝘮𝘦𝘰𝘯𝘦 𝘢𝘤𝘵𝘴 𝘢𝘨𝘢𝘪𝘯𝘴𝘵 𝘵𝘩𝘦𝘪𝘳 𝘣𝘦𝘵𝘵𝘦𝘳 𝘫𝘶𝘥𝘨𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘵𝘩𝘳𝘰𝘶𝘨𝘩 𝘸𝘦𝘢𝘬𝘯𝘦𝘴𝘴 𝘰𝘧 𝘸𝘪𝘭𝘭. ...