𝟬𝟵. 𝗟𝗜𝗧 𝗧𝗛𝗘 𝗩𝗘𝗥𝗬 𝗙𝗨𝗦𝗘

270 55 11
                                    

𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚. profanity, swearing.
𝗡𝗢𝗧𝗘. rushed with two cigs damn

“Kita jadwal sidang barengan semua ‘kan ya?” Suara lembut dari perempuan berambut ungu gelap itu didengar oleh sekeliling temannya yang duduk mengelilingi meja bundar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Kita jadwal sidang barengan semua ‘kan ya?” Suara lembut dari perempuan berambut ungu gelap itu didengar oleh sekeliling temannya yang duduk mengelilingi meja bundar.

Suatu sore di mana kalian tinggal satu langkah lagi menyelesaikan studi S1 di universitas, kalian mengecek jadwal ujian sidang yang keluar hari ini dari akademik. Karena kemarin kalian daftar bersamaan paling awal, jadi kalian mendapatkan jadwal di hari yang sama dan berurutan.

“Iya, tuker kado sekalian aja kalo gini,” ujar kamu memberikan saran, “biar nggak ribet dan gak banyak pengeluaran juga jadinya.”

Momo mengangguk setuju sambil menambahkan, “kita bikin banner juga yuk!”

“Nanti list aja nama lengkap sama gelarnya di grup, biar gue bikin desainnya.” Uraraka dengan semangat mengusulkan juga, diangguki oleh yang lain.

“Anyway kemarin lo pindahan sendiri?” Tukas Deku ke arah kamu, membuat semua pandangan teman-teman kamu tertuju.

Kamu menggelengkan kepala samar, “nggak lah, mana mungkin. Gue dibantuin sama temen ayah gue itu loh.”

“Sayang banget udah mau kelar kuliahnya juga.” Cetus Kirishima tergelak pelan mengetahui ironi tersebut.

“Iya ya, udah bayar sampe kapan emang?” Tanya Shinsou menambahkan.

Kamu menggulirkan pandangan ke arah lain, mencoba mengingat-ingat, “kayaknya sampe akhir tahun ini sih, takutnya ngurus berkas sama wisuda agak lamaan.”

Menyeruput kopi yang dipesan, ponsel yang kamu letakkan di atas meja berbunyi, menandakan adanya panggilan masuk. Layar ponsel kamu menyala dan menampakkan nama pemanggil, yang nggak lain dan nggak bukan adalah Aizawa sendiri.

Kamu memilih untuk mematikan panggilan tersebut dan mengiriminya pesan buat menunggu di parkiran, sementara kamu siap-siap mau pamit dari temen-temen kamu dulu.

“Mau kemana?” Tukas Shoto yang melihat kamu membereskan barang-barang kamu sebelum memasukannya ke dalam tas.

Berusaha berlagak normal, kamu mencari alasan yang tepat, “biasa, ada janji sama temen.”

Mendengar hal itu, jelas mereka sama-sama heran, karena mereka nggak pernah mendengar kamu ada janji dengan teman lain selain mereka. Bahkan teman dari dalam kampus pun nggak pernah, apalagi ini kemungkinan di luar kampus.

“Temen apaan?” Bakugo menaikkan alisnya sambil menatap dengan kesan yang curiga ke arah kamu.

Denki tersenyum licik kepada kamu dan meluncurkan pertanyaan dengan nada yang menggoda, “temen apa temen, nih?”

Kamu memutar mata jengah dengan kelakuan mereka, kadang-kadang kamu kesal dengan fakta bahwa kamu nggak bisa menyembunyikan dan merahasiakan apapun dari mereka, karena pasti hanya masalah waktu aja rahasia kamu akan tercium oleh hidung tajam mereka itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝗔𝗞𝗥𝗔𝗦𝗜𝗔, aizawa shouta.Where stories live. Discover now