𝟬𝟳. 𝗛𝗔𝗩𝗘 𝗬𝗢𝗨 𝗡𝗢 𝗜𝗗𝗘𝗔

404 54 13
                                    

𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚, dirty thoughts.
𝗡𝗢𝗧𝗘, gue mau nyoba sesuatu yang baru, gebrakkan smut bahasa Indonesia yang bikin kalian wondering gue nyimeng apa sampe bikin smut sejorok itu LOL

Seharian setelah kamu kepergok hampir telanjang di apartemen Aizawa, kamu sempat memutuskan buat nggak pernah keluar dari kamarnya lagi tanpa memastikan terlebih dahulu keberadaan Aizawa di seluruh ruangan apartemennya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharian setelah kamu kepergok hampir telanjang di apartemen Aizawa, kamu sempat memutuskan buat nggak pernah keluar dari kamarnya lagi tanpa memastikan terlebih dahulu keberadaan Aizawa di seluruh ruangan apartemennya itu.

Sore yang cerah itu kamu sedang bergumul di ruangan dapur, mencoba mengisi perut namun kamu nggak menemukan bahan masakan yang membuat kamu selera makan, dengan helaan nafas kamu meraih sebutir telur dari kulkas.

Bunyi pintu terbuka, yang menandakan Aizawa udah pulang, membuat kamu merasa panik. Seketika kamu meletakkan telur kembali ke dalam kulkas dan dengan rusuhnya kamu berlari ke arah kamar kamu lagi sebelum laki-laki itu melihat kamu.

Menutup pintu dengan jantung berdebar, kamu merutuk diri sendiri di dalam hati. Brengsek, jadi canggung begini ‘kan, bego sih!

Aizawa melangkah masuk setelah menutup pintu apartemen, dia dengan samar bisa melihat kamu yang ngacir ke kamar ketika dia datang. Aizawa mati-matian menahan tawa menyaksikan kejadian tersebut.

Yang nggak kamu sangka adalah di detik selanjutnya, kamu mendengar Aizawa yang mengetuk pintu kamar kamu, dan memanggil dengan pelan. Untuk sepersekian detik nafas kamu tercekat.

“Buka dulu sebentar,” Ujar Aizawa dengan suara serak dan kasar khas miliknya.

Kamu mengambil nafas lalu menghembuskannya pelan sebelum akhirnya memutar knop pintu dan mendorongnya terbuka, menemukan Aizawa yang berdiri tepat di depan pintu kamar, dengan paperbag coklat besar di tangan kirinya.

Berlagak acuh tak acuh, kamu memberikan senyuman tipis yang terkesan polos. “Udah pulang, Aizawa-san?”

Aizawa tertawa dalam hatinya, meskipun kini raut wajahnya tetap datar dan terlihat nggak begitu peduli. “Saya liat kamu lari ke kamar gara-gara saya datang.”

Tertangkap basah, kamu bagaikan rusa diterkam singa. Pipi memerah dan pandangan segera berpaling ke lain arah, menghindari iris merah tajam milik laki-laki paruh baya di hadapan kamu itu.

Oh, betapa rona merah di pipi kamu itu bagaikan undangan hangat bagi bibir Aizawa yang berkedut dengan semangat ingin membelai dara muda yang kini berdiri terlalu dekat dengannya. Dia harus selalu mengingatkan dirinya kalau kamu ini bagaikan buah khuldi yang sangat terlarang untuk dia sentuh sekalipun.

Menepis pikiran nakal itu, Aizawa teringat dengan tujuan awalnya menghampiri kamu, dia melirik sekilas ke arah paperbag di tangannya sebelum kembali menatap kamu yang sedang mencoba menerka apa yang hendak dia lakukan.

Kamu punya asumsi kalau Aizawa mau membahas hal memalukan kemarin yang udah bikin kalian berdua canggung bukan main, tapi Aizawa punya niatan lain, dia sendiri gak mau terlalu larut dengan kecanggungan tersebut dan sebagai pihak yang udah lebih dewasa, Aizawa memutuskan untuk mengambil langkah damai untuk mencairkan suasana kembali.

𝗔𝗞𝗥𝗔𝗦𝗜𝗔, aizawa shouta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang