44 : Suggestion

228 32 1
                                    

Hari pernikahan telah tiba, Chanyeol dan Seulgi juga telah mengikat janji sakral seumur hidup. Semuanya hadir kecuali Baekhyun. Jongin mencarinya kemana-mana, bahkan bertanya pada Sehun dan Luhan yang ada di sampingnya sejak awal bertemu.

Dia akhirnya dengan lancang memasuki halaman belakang rumah Chanyeol, tapi yang ada hanya beberapa penjaga di setiap sudut halaman yang luas ini. Tampak indah, seperti taman sebuah istana di film-film fantasi yang pernah dia tonton.

Karena tidak ada keberadaan Baekhyun disana, dia pergi ke danau. Juga tampak sepi dan tidak terlihat pergerakan sedikitpun dari dalam rumah kecil itu. Baekhyun tidak ada disana.

Yah seperti biasa, setiap ada acara, duyung-duyung itu tidak diperbolehkan keluar dari dalam gua. Saat Jongin masih menelusuri danau dengan tatapannya, ia melihat sepasang sepatu di tepi danau. Jongin mendekat dan menatap sepatu itu dengan seksama.

Sepatu itu adalah hadiah pemberian Jongin saat ulang tahun Baekhyun di usia 19 tahun. Ia melihat danau bergantian, tidak mempercayai pikirannya. Sebagai gantinya, Jongin memanggil nama Baekhyun, awalnya pelan seperti panggilan jarak dekat, namun lama kelamaan menjadi teriakkan.

"Baekhyun ... Baek ... Byun Baekhyun!!! "

Tidak ada respon. Ia ingat kemarin malam Baekhyun meneleponnya entah untuk apa. Panggilan itu berulang, selama 8 kali. Jongin masih berada dalam kebingungan dan frustrasi dengan masalahnya sendiri, dia tidak berpikir jika Baekhyun mungkin memerlukan bantuan.

Siang yang awalnya panas itu berubah menjadi mendung, entah awan gelap muncul darimana. Musim panas ini benar-benar suram, di kotanya, musim panas justru tampak seperti musim hujan.

Tidak mungkin Baekhyun akan berenang, dia bahkan tidak bisa teknik mengambang di air. Dia akan kaku dan menjadi kram jika terlalu lama, gadis itu sangat buruk dalam berenang. Atau mungkin? Tidak, itu tidak boleh terjadi.

Jongin akan melompat ke danau itu dan mencari Baekhyun jika saja Chanyeol tidak datang dengan raut wajah kesal dan mencekalnya "Untuk apa kau kemari? Tidak bisakah kau hanya berada ruang tengah? "

Pria itu masih ada pada pikirannya sendiri dan mulai bergumam "Bagaimana jika Baekhyun benar-benar bunuh diri? "

"Apa? " sentak Chanyeol

"Aku kemari untuk mencarinya, tapi aku hanya menemukan sepatunya di tepi danau. Dia tidak mungkin ... Tidak ... Dia gadis yang kuat" Jongin mengatakan itu hampir seperti berbisik

Sedangkan wajah Chanyeol sudah pucat pasi "Apa maksudmu? "

Saat itu juga seseorang datang dan membuat keduanya menghela napas lega "Apa yang kalian lakukan disini? Tuan ... nona mencari anda sejak tadi" ujar Baekhyun

Jongin segera mendekat dan melempar sepatu itu sembarangan, lalu memeluk Baekhyun erat. Melihat pemandangan itu, Chanyeol rasanya ingin melemparkan benda tajam pada punggung Jongin.

Tak berselang lama Jongin melepaskan Baekhyun dan berteriak "Apa yang kau lakukan dengan sepatu itu? Kenapa ada di tepi danau hah? Ku pikir kau ... "

"Apa yang kau pikirkan? Aku tidak akan melakukan tindakan bodoh itu ... Yah meskipun aku tidak terlalu pintar" gumam Baekhyun di bagian akhir

"Kau berada dalam kesulitan sejak kecil, kau juga mengalami banyak hinaan, jadi bagaimana aku tidak berpikir hal seperti itu akan terjadi? "

"Aku? ... Ya' Kim Jongin! Bahkan jika aku dihina oleh ribuan orang, aku akan tetap berdiri tegak. Yang seharusnya menderita bukan aku, tapi mereka. Lalu mengapa aku merelakan hidupku demi mereka? Itu bahkan menjijikkan uktuk dibayangkan"

"Alasanmu memang benar, tapi bukan itu yang seharusnya kau pikirkan pertama kali ... " itu suara Chanyeol yang tiba-tiba masuk ke percakapan mereka.

"Lalu? " tanya Jongin

Baekhyun masih diam hingga Chanyeol melanjutkan kalimatnya "Saat kau melakukan tindakan rendah itu, kau harus berpikir apa yang orang terdekatmu rasakan. Penderitaan orang yang bunuh diri tidak berakhir, itu hanya dialihkan ke orang yang masih hidup"

Jongin membeku, perkataan Chanyeol menenggelamkan hatinya sekejap. Ia hampir berniat untuk lari dengan membunuh dirinya sendiri, tapi saat Chanyeol menjelaskan semua itu, ia dalam sekejap mengingat wajah-wajah orang terkasihnya.

Baekhyun, Yeram, Kyungsoo, bibinya, dan ibunya. Mereka akan terpukul jika dia berakhir seperti itu. "Lalu apa yang harus dilakukan jika situasi sangat mendesak? "

Chanyeol menatap Jongin, sejenak mengetahui benak pria itu. Jongin sedang berada dalam masalah, ia tahu itu, ayahnya menemukan dia dan Jongin diharuskan untuk kembali. Atau dia akan diseret.

Bagaimana lagi, Chanyeol tahu perasaan itu. Menjadi anak tunggal dari orang kaya raya,

dia diwajibkan untuk meneruskan kekayaan orang tuanya. Suka atau tidak. Mereka tidak peduli dengan impian anaknya, mereka hanya menganggap anak hanyalah salah satu dari sebuah bisnis, tidak lebih dari itu.

"Hadapi! "

Jongin tersenyum sinis "Itu hanya kata-kata, tentu saja terlihat mudah"

Baekhyun yang hanya mendengarkan sejak tadi, sekarang berganti menatap Jongin penuh arti. Tidak biasanya pria ini mengatakan hal demikian. "Buat kata-kata itu menjadi sebuah tindakan, maka kau akan tahu, itu mudah atau tidak. Jika kau berhasil, pada akhirnya kau akan berpikir bahwa itu mudah. Jadi bertarunglah lebih dulu, tegakkan kepalamu, wujudkan apa yang kau inginkan, bahkan ketika tidak satupun orang berada di sisimu"

Setelah mengucapkan itu, Chanyeol pergi. Jongin tiba-tiba merosot ke lantai, setiap perkataan Chanyeol menghancurkan.

**

Bersambung...

REDEMPTION {CHANBAEK GS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang