JKD||1. Belanda

5.8K 196 10
                                    


Sebelum baca taburin bintangnya dulu ya kawan, biar sama-sama enak. Maksa loh😠😷

JODOH KU DUDA SERIES

Hari ini adalah hari di mana Raquel akan berangkat ke Belanda untuk menempuh perguruan tingginya di negeri kincir angin. Saat ini ia tengah bersiap-siap untuk menuju ke bandara karna jadwal penerbanganya sendiri akan berlangsung satu jam mendatang. Belum lagi perjalanannya menuju bandaranya yang membutuhkan waktu cukup banyak.

Ia menyeret koper besar berwarna hitam miliknya, berjalan dengan langkah kesusahan menuruni puluhan anak tangga di rumahnya untuk sampai di lantai dasar. Walaupun di rumahnya punya seorang maid untuk di suruh-suruh, namun sedari kecil Raquel sudah di ajarkan untuk melakukannya sendiri selagi dirinya mampu. Sejak umurnya menginjak angka sepuluh tahun, dia sudah di biasakan agar tidak bermanja-manja dengan kedua orang tuanya. Apalagi kalau membuang-buang uang secara percuma, sangat di larang keras. Karna orang tuanya selalu menasehatinya agar tidak menghambur-hamburkan uang dan selalu belajar untuk hidup hemat karna mencari uang itu tidak semudah membalikan tangan.

"Sudah semua kak? Nggak ada yang ketinggalan 'kan? Coba pikir-pikir lagi." tanya Hendrik Atharo Fernandez seorang kepala keluarga di rumah itu, alias papi dari Raquel.

"Sudah semua, Pi." balas Raquel kemudian duduk di samping papi nya yang masih ganteng dan gagah di usianya yang sudah berkepala lima. Kemudian Raquel memeluk Papinya dari samping. "Mami mana?"

"Mami masih siap-siap begitupun dengan Justine. Kamu tau nggak sih kak? Adek sedih banget mau di tinggal sama kamu, dari tadi mukanya murung terus. Sampai gak tega papi lihatnya,"

Raquel terkekeh kecil. Ah, adik laki-lakinya sangat menggemaskan sekali. Raquel jadi nggak rela berjauhan dengan sang adik dalam jangka waktu yang lama. Tapi... mau bagaimana lagi dia di sana juga untuk belajar. Adik laki-lakinya bernama Justine Betranddo Fernandez, usianya baru delapan tahun. Dan baru kemarin merayakan hari ulang tahunnya yang hanya dirayakan sekeluarga. Bukannya tidak mampu membuat pesta besar-besaran, mereka mampu bahkan sangat mampu untuk membuat pesta yang mewah. Namun mereka berfikir itu hanya buang-buang uang. Ada enggaknya pesta, yang di harapkan oleh semua orang hanyalah umur yang panjang untuk yang sedang berulang tahun.

"Kakak!" Justine datang dan langsung berhambur memeluk sang kakak. Ia naik ke pangkuan Raquel dan mulai terisak kecil di ceruk leher kakaknya.

"Udah dong, masa jagoan kakak nangis sih? Jelek tau kalau Justine nangis kayak gini!" ujar Raquel sambil mengusap punggung sang adik dengan penuh kasih sayang.

"Hiks, kenapa kakak gak kuliah di sini saja sih? Kalau kakak ke Belanda Justine nggak ada temannya dong,"

"Justine... turun ya. Kak Raquelnya berat mangku kamu kayak gitu." seru Danella Jors Fernandez, Mami Raquel.

"Nggak papa Mam, lagian Justine nggak berat kok." balas Raquel agar membiarkan Justine di atas pangkuannya saja. "Justine, dengerin kakak,"

Justine menjauhkan wajahnya dari ceruk leher kakak-nya. Setelah itu ia memandang wajah kakak sekaligus teman baginya. Seorang kakak yang selalu sayang dan menuruti kemauannya. Kakak satu-satunya yang dia punya, kakak yang selalu menemaninya bermain ketika dia bosan dan sekarang kakaknya akan pergi jauh. Dia gak akan mengizinkan orang yang dia sayang untuk pergi jauh, apalagi dalam jangka waktu yang lama.

Raquel menangkup pipi tirus sang adik yang masih terisak. Ia tersenyum kecil. "Dengerin kakak, kakak di sana mau kuliah. Masa Justine sedih sih? 'Kan itu juga demi kebaikan kakak biar jadi orang yang cerdas, masa Justine nggak mau sih kalau kaka nya cerdas?" tanya Raquel dengan merajuk. "Kan kita bisa video call-an. Nanti kalau Justine rindu langsung telponan saja, kakak bakal angkat kok." lanjut Raquel memastikan.

JODOH KU DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang