PROLOG

86.2K 6.6K 279
                                    

Ini malam pertamanya.

Malam pertama dari sebuah pernikahan yang Kana susun seringkas dan secepat mungkin. Pernikahan atas kehendaknya sendiri. Sebuah pernikahan sederhana yang dilangsungkan di halaman belakang rumahnya yang megah.

Di depannya, ada seorang lelaki. Baru saja menyelesaikan makan malamnya dengan tenang. Meletakan sendok dan garpu di atas piring, kemudian menandaskan air minumnya. Lelaki itu tampak tenang. Berbeda dengan Kana yang tangannya sudah keringat dingin.

Sekali lagi, ini malam pertamanya. Dengan seorang lelaki yang sudah menjadi suaminya. Laki-laki yang Kana tarik untuk menikahinya. Lelaki yang menjadi pengantinnya pagi tadi.

"Abang." Kana memanggilnya. Dengan suara pelan dan kedua tangan yang bertautan di bawah meja.

Laksana Adam Antana, nama suami Kana. Menoleh pada istri barunya dengan wajah tegas tanpa senyum seperti biasa.

"Abang, boleh nggak Kana nggak melayani Abang di ranjang dulu? Kana ... Belum siap."

Tidak tahu apakah ini pembahasan yang bisa diajukan di saat mereka baru siap makan. Kana tidak peduli. Dia ingin segera istirahat dan hal ini harus mereka bahas saat ini juga.

"Nggak apa-apa kalau Kana belum siap. Abang juga nggak buru-buru."

Diam-diam, Kana menghembuskan napasnya lega.

Tapi ... masih ada sesuatu.

"Tapi Abang ...."

"Hm?"

"Abang nggak boleh jajan di luar, ya."

"Jajan di luar apa maksudnya?"

Adam semakin memusatkan perhatiannya pada sang istri. Membuat Kana merasa tenggorokannya kering hingga harus menenggak air di gelas depannya sebelum menyahut, "ya, gitu. Pokoknya Abang nggak boleh kayak gitu. Harus sama Kana doang."

"Memangnya menurut kamu, Abang suka jajan di luar?"

"Iiih, bukan gitu ... Maksudnya Kana tuh.... Ah! Pokoknya nggak boleh. Pokoknya gitu deh."

Masa sih, Adam tidak mengerti? Secara umur, dia tentu lebih dewasa dari Kana.

"Pokoknya begitu," tandas Kana lagi.

"Pokoknya, pokoknya." Adam menatap istrinya dengan tegas. "Tinggal sama Abang semuanya harus didiskusikan. Nggak boleh ada pokoknya-pokoknya."

Kana hendak membalas, tetapi Adam lebih dulu melanjutkan ucapannya.

"Nggak boleh semuanya terserah Kana. Harus diskusi sama Abang, harus dengar pendapat Abang. Sama Papi Kana bisa melawan, sama Abang nggak bisa. Harus diskusi. Nggak boleh keputusan sepihak. Sama Papi bisa Kana merengek, sama Abang nggak bisa. Abang keras, Kana harus tau itu. Tapi Abang bukan pemaksa. Kalau Kana nggak suka, Kana bilang nggak suka bagian mananya. Diskusikan sama-sama. Nggak bisa semau Kana. Tinggal sama Abang, bukan cuman ada aturan Kana aja. Ada aturan Abang juga. Kalau aturan Kana mau dituruti, Kana juga harus ikuti aturan Abang.

Mengerti?"

Mulut Kana sudah terbuka. Tapi cukup lama tidak bersuara seakan semua kalimat yang ada di dalam kepalanya tertelan lagi.

"Abang punya beberapa aturan yang perlu Kana ikuti. Sekarang, kita beresin ini dulu. Setelah itu temui Abang di ruang tamu." Adam bangkit dari duduknya. Meninggalkan Kana dengan membawa piring kotornya ke dapur.

Kana masih diam di tempatnya memerhatikan suaminya itu yang sibuk membenahi sisa-sisa makan malam mereka.

Kana ... tidak salah pilih, kan?

Menikah dengan Adam adalah pilihan teraman, kan?

Well, Kana tahu Adam memang sedikit 'sangar'. Tapi tidak akan begitu seram, kan?

Kana, tidak keluar lubang macan masuk lubang harimau, kan?

.........

Suaminya Kana sangar, euyyy hahahahaha

Apakah Kana beneran masuk lubang harimau???

Akhirnya aku sedikit lebih baik hati dengan memunculkan cerita ini nggak cuman blurbnya aja tapi sama prolog nya juga kwkwkwk

Nah, cerita si bungsu Rysaka udah muncul nih! tandanya apa? tandanya cerita si sulung sudah mulai menemukan pintu gerbangnya hahaha

Jadi intinya, cerita ini akan upload setelah ASAN tamat!!!

Mill, kok kamu langsung loncat ke Kana, terus nasib pangeran satu-satunya Tuan Rysaka dan Nyonya Clarinna gimana, Mill?

Duh, maapin ya. jodoh si prince itu kayaknya masih lama deh wkwkwkwk

sekarang kita ikut berbahagia dan mengucapkan selamat kepada si bungsu yang baru aja merried ngelangkahi abangnya ini yaaaa

Sampai ketemu!!!

Sstt... jangan lupa nabung untuk peluk cium mas chef dan mbak dokter^^

The Princess' Rush Wedding Where stories live. Discover now