7. Tidak Akan Mempersulit

30.2K 5K 454
                                    

"Nyala! Mumi bilang jangan lari-lari, itu kaki kamu belum sembuh!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nyala! Mumi bilang jangan lari-lari, itu kaki kamu belum sembuh!"

Suara teriakan Sana—kakak perempuan Kana—terdengar saat Adam dan Kana hendak memasuki pintu utama rumah besar itu. Kemudian seorang anak laki-laki yang tidak lain adalah ponakan Kana yang baru berusia lima tahun itu berlari ke luar dari dalam rumah.

"Om Adam!" Nyala langsung berlari semakin kencang dan melompat dalam pelukan Adam yang siap menggendongnya. Lelaki kecil itu terlihat berbinar mendapati Adam di depannya.

"Nyala!" Sana keluar rumah. Menghentikan langkahnya saat menatap sang adik bungsu yang tadi malam kabur itu berada di depan rumahnya. "Papi! Kana pulang, Pi!" Sana berteriak kencang.

Mendengar teriakan itu, Kana mendadak gugup. Apalagi setelahnya keluarganya yang lain ikut keluar dari rumah. Papinya, Maminya, Naka, Nasa—kakak pertamanya—dan juga Bhumi serta Leo kakak iparnya.

Kana mendadak mati kutu.

*__*

"Maksud kamu gimana, Adam?" Clarinna—Maminya Kana—mengkonfirmasi sekali lagi ucapan Adam yang baru saja selesai dicernanya. Dari keseluruhan orang yang ada di sana, Clarinna adalah yang pertama kali sadar sedang yang lain masih mengerjap mencerna ucapan Adam.

"Adam mau izin untuk menikah dengan Kana, Tante." Adam mengulanginya.

Naka tiba-tiba berdiri. Menyerobot maju begitu saja mencengkram kerah kemeja yang Adam kenakan. Wajahnya terlihat keras dan memerah.

"Kalian ngapain semalam?!"

"Mas Naka!"

Tentu ini tidak masuk akal bagi Naka. Juga bagi anggota keluarga Kana yang lain. Anak bungsu di keluarga itu kabur dari rumah dan menginap di rumah laki-laki, keesokan harinya saat pulang ke rumah si laki-laki malah melamarnya.

Adam tahu Naka ini kadang bersumbu pendek. Namun begitu, Adam bisa tenang menghadapinya. Dengan cukup kencang, dia menarik tangan Naka dari kerah bajunya. Tetap tenang meski Kana yang duduk di sisinya sudah belingsatan tidak karuan melihat aksi anarkis kakak laki-lakinya.

"Duduk, Naka!" Suara Tuan Rumah terdengar. Tegas dan tidak ramah seperti biasanya.

Naka tidak terima. Namun akhirnya tetap menurut untuk duduk kembali di tempatnya sebagaimana titah sang Papi. Keadaan di sana sunyi kembali. Dengan anak-anak Sana dan Nasa yang sudah diamankan oleh ART untuk bermain di halaman belakang.

"Kana dan Bang Adam mau menikah. Papi nggak boleh larang-larang. Papi sendiri yang bilang kalau Kana men—"

"Kamu diam. Papi nggak bicara sama kamu." Saka memotong ucapan putrinya.

Kana yang hendak kembali membantah itu mengurungkan niat saat Adam menatapnya, memberikan kode seakan menyuruh Kana untuk tetap tenang.

"Adam, jelaskan," ujar Saka lagi.

The Princess' Rush Wedding Where stories live. Discover now