Eps. 1 : Kupu-kupu malam

91 3 0
                                    

~Jika kupu-kupu terbang di malam hari untuk mencari madu di dalam bunga, maka aku terbang untuk mencari racun di dalam semak~

***

Kabar itu masih terngiang dalam pikirannya. Bisikan fitnah itu tersiar di berbagai media. Artis tersohor  beberapa bulan yang lalu naik daun, harus terlempar ke jurang api perkataan para netizen.

Seperti yang terlihat, dia selalu dihantui kecemasan. Dia bak mendekam di penjara meskipun ruang itu adalah kamarnya sendiri. Dia layaknya tahanan yang seorang diri mengharapkan keadilan. Dia tak sanggup berkedip melihat berita itu. Walaupun hati tersayat sembilu.

"Berita kali ini, artis yang sedang naik daun karena telah membintangi film The Legend of fairytale dikabarkan melakukan prostitusi di hotel bintang lima. Artis yang bernama Sonya Andini bungkam atas pemberitaan itu. Seorang saksi penjual toko sekitar hotel melihat kejadian itu. Berikut penjelasan dari penjual toko," kata host yang menyiarkan beritanya.

Kedua tangan Sonya gemetar. Ia tidak pernah melakukan hal serendah itu. Justru para lelaki hidung belang itu yang menyentuh tanpa seizinnya. Sampai kapan ketidakadilan ini datang merusak hidupnya?

"Iya. Saya melihat Mbak Sonya datang ke hotel sama tiga lelaki. Mereka masuk ke dalam kamar. Saya tidak tau pastinya. Saat jam sudah menunjukkan tengah malam, ketiga lelaki itu dalam keadaan kancing bajunya terbuka. Setelah mereka keluar, Mbak Sonya keluar juga dalam keadaan cuma memakai singlet sama celana jeans. Padahal sebelumnya mereka sama-sama memakai jas." Berikut penjelasan dari penjual toko sekitar.

"Aku tidak melakukan itu!" teriak Sonya histeris. Ia frustasi hingga tak sadar, lampu yang ada di sampingnya, ia lempar mengenai gorden. Sonya merasa manusia paling hina di muka bumi ini. Mendengar suara lampu pecah di bawah jendela, Anna segera menghampirinya.

Knop pintunya dibuka. Anna terbelalak kala melihat ekspresi Sonya yang begitu mengenaskan. Anna berlari mendekatinya.

"Sonya, kendalikan amarahmu. Aku akan cari jalan keluar agar bisa keluar dari kota ini," ujar Anna mencoba menenangkan. Televisi yang masih menyiarkan berita tentangnya, langsung Anna matikan. Ia lempar remote itu ke tempat tidurnya.

"Para netizen benar-benar keterlaluan. Mereka memanfaatkan populermu dengan cara merendahkanmu di seluruh dunia," kata Anna menatap Sonya penuh perhatian. Sonya memeluk lututnya sembari menangis. Anna duduk di sampingnya memberikan dukungan.

"Anna," suara Sonya yang terdengar parau.

"Kenapa Sonya?"

"Dari awal aku sudah bilang padamu untuk jauh dariku, tapi kenapa kau masih mendekatiku? Kau ingat saat kompetisi drama itu?"

Anna memicingkan mata. Anna Clarissa adalah sahabat Sonya dari kecil. Kedua orang tua mereka bekerja sama mensukseskan perusahaan. Anna memang kenal baik dengan Sonya. Dia yang sering merendahkannya. Dia yang memiliki sikap arrogan. Akan tetapi, Anna berusaha untuk menjadi sahabat terbaiknya.

"Hey, Anna! Kau mau ikut kompetisi drama itu? Heh! Lebih baik kau bercermin. Kau tidak pantas jadi artis. Kau itu culun. Lihat saja kaca mata besarmu itu, membuat aku jijik!" kata Sonya ketika adu akting dengan Anna di hadapan para juri. Anna hanya bisa menundukkan kepala malu. Kedua matanya berkaca-kaca.

"Anna, kau lolos drama ini," kata para juri membuat kedua mata mereka membola. Sonya langsung menyorotkan mata penuh kebencian. Penuh kedengkian.

GUS 24 KARATOnde histórias criam vida. Descubra agora