26. Kalah dan Pengakuan

1.3K 209 11
                                    

Malam Kembali datang, Para manusia mulai memasuki tempat tinggalnya masing masing. Tak terkecuali Jisa. Setelah melewati beberapa drama murahan tadi, Gadis tersebut akhirnya berhasil pulang ke rumah.  Sungguh dia merasa Sangat lelah

Ayah nya berhasil dimakamkan Siang tadi. Tak Banyak yang datang di pemakaman beliau. Hanya Keluarga besar dan beberapa teman, kolega bisnis Almarhum ayahnya saja.

Tangisan teriakan Bercampur menjadi satu,
Pemakaman dipenuhi Rintihan kesedihan oleh keluarga yang ditinggalkan. Jisa pun begitu, Namun dia masih punya malu. Tak mungkin menangis teriak teriak dirumah orang kan?

Jisa hanya Bisa terisak pelan. Sesak rasanya ditinggalkan Sosok sang ayah untuk selamanya

Dukungan, cacian, bahkan Belas kasihan dari mereka yang ada di rumah duka, sampai saat ini pun masih terngiang di telinganya

"Yang sabar ya nak"
"Jisa lo kuat"
"Wah ini anak kandungnya dari istri pertama ya? Kasihan ya udah ditinggal Cerai malah ditinggal meninggal"
"Halah dia ga pernah ngunjungin ayahnya. Dia mana butuh ama ayahnya. sekarang meninggal baru dicariin. Anak durhaka tuh"

Jisa meletakkan tasnya di sofa. Tubuhnya ambruk berbaring di lantai Rumah minimalisnya. Hanya ini kenang kenangan yang tersisa dari sang ayah

"Sakit..." Lirihnya

Jisa Kembali terisak. Dulu waktu dia masih umur tujuh tahun. Ayahnya lah yang menjadi cinta pertama nya, menjadikanya sandaran, Bahkan panutannya

Ayah nya pula yang mengajari nya segala hal, ayahnya pula yang selalu ada saat dia sedih, lelah, ataupun bahagia

Jisa akui. Ayahnya adalah ayah terhebat dimasanya. Ayah yang sangat bertanggung jawab, Tak mengenal panas dan badai, beliau terus membanting tulang, mencari uang demi sesuap nasi untuk makanan mereka sehari hari

Namun sekarang itu tidak akan bisa lagi jisa rasakan. Semuanya hanya tinggal kenangan

Jisa selalu merenung, Jika harus menanggung beban seberat ini. Mengapa jisa dilahirkan?

Rasanya tak kuat. Cukup perpisahan orang tua saja yang membuat nya runtuh. Dan sekarang kenapa harus melihat ayahnya itu pergi meninggalkannya untuk selamanya?

Apa jisa tak pantas untuk mendapatkan Kasih sayang dari mereka?

Jisa sangat iri dengan keluarga Yujin, jisa juga sangat iri kepada jiheon anak kesayangan bunda, jisa pun begitu iri dengan yuna Anak pertama andalan keluarganya

Jika bisa dilahirkan lagi. Jisa tak ingin menjadi manusia

Itu terlalu berat untuknya

.

"Ma aku ke jisa ya?"

Yujin terus menangis di rumahnya. Dari sekian lamanya dia melihat jisa sekacau ini, lagi.

Papa, mama, kedua kakaknya berkumpul diruang keluarga mencoba menenangkan si bungsu kesayangan mereka

"Maaa aku pengen ke jisa" lirih gadis itu

Bukan maksud untuk melarang sang anak. Mama hanya takut kedatangan yujin akan menganggu jisa.
Pasti saat ini yang dibutuhkan anak itu hanya butuh ketenangan

"Sayang. Jisa sekarang lagi butuh waktu sendiri. Besok ya kita kesana?"

Yujin kembali terisak "kenapa ya ma. Jisa harus punya cobaan seberat itu? Aku aja ngeliat jisa udah sesakit ini. Apalagi dia yang ngalaminnya"

"Nak... Takdir jodoh, umur, nasib itu sudah ada yang mengatur. Kita tinggal menjalaninya dengan baik" Nasihat papa nya

"Jisa dipilih Tuhan. Karena Tuhan tahu jisa kuat. Jisa bisa ngejalanin cobaannya. Jisa akan bahagia nantinya" lanjutnya

Dare | Jihoon TreasureWhere stories live. Discover now