14 M.H

29.5K 488 17
                                    

Di saat semua orang yang ada di rumahnya, sudah terlelap. Glara masih saja terjaga sendirian di sofa ruang tamu sambil bermain ponsel, namun saat ada notifikasi pesan yang masuk dia segera membaca pesan tersebut

 Glara masih saja terjaga sendirian di sofa ruang tamu sambil bermain ponsel, namun saat ada notifikasi pesan yang masuk dia segera membaca pesan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ah yang benar saja, Glara benar-benar benci saat air liurnya hampir jatuh ketika melihat makanan pedas. Karena tak bisa menyantap hidangan yang sama, akhirnya Glara memilih untuk beristirahat saja.

"tumben, La?"

"ini udah mau tidur kok nek" jawabnya, lalu kemudian naik ke atas ranjang dan memeluk neneknya

"hmm... cepet tidur, jangan main hape terus"

Glara hanya diam dan mencoba memejamkan matanya, tapi bukannya tertidur dia justru malah memikirkan hal lain. "nek, peluk" pintanya

Lina pun berbalik dan memeluk Glara "makanya jangan tidur kemaleman, jadi susah tidurkan kamunya" omelnya

Bibir Glara justru merengut sambil memejamkan matanya “tante Aletta tidur di kamar nenek ya?" Ucapnya menyempatkan bertanya

“hmm" Dehem Lina

••••

Keesokan paginya, selesai membasuh wajahnya serta gosok gigi Glara langsung saja berlalu pergi keluar rumah untuk mencuci motornya. Rambut panjangnya dia biarkan tergerai sehingga memancarkan aura polos, yang mampu memikat hati kakek-kakek yang sudah menjadi tetangganya sejak bayi

“Kakek kok gitu amat, ngeliatin saya!” tegurnya memandang sinis

Pria tua agak bungkuk itu lantas tertawa tampa suara, tapi karena giginya sudah habis jadi ya begitulah. “kamu cantik banget. kayak ledish jepang" ujarnya seraya memberikan jempol lalu berbalik dan berjalan begitu tergesa-gesa masuk kembali ke dalam rumahnya

Glara segera berbalik dan melihat pantulannya dirinya dari kaca jendela “dasar korban series bilu" ujarnya merasa geli sendiri

Karena merasa risih dengan rambutnya, akhirnya Glara pun mulai mencepolnya sedikit asal. Lalu pergi menyalakan keran dan mulai mengguyur sepeda motornya

Di tengah aktifitasnya mencuci motor tanpa sengaja matanya melihat ilyas, Aletta, Monik serta Alana sedang melangkah bersama-sama seperti habis pulang dari joging

Pantas saja dia tidak melihat Tante dan adik kecilnya sewaktu bangun tidur,  ternyata keduanya sudah pergi beraktivitas bersama tetangga rupanya  “tapi sejak kapan anak umur 4 tahun suka joging” gumamnya sambil terus menyemprot motornya menggunakan selang

di saat Aletta dan Monik tengah asik mengobrol di pinggir jalan, Ilyas justru memelih melangkah menghampiri Glara bersama Alana.

“Kakak Lala lagi mandiin motornya, Lana mau bantuin ah..mau bantuin kakak lala ah” ujar Alana yang sedang di gandeng tangan oleh Ilyas

“om nggak percaya, Lana pasti maunya main air kan” ledek ilyas

“ih nggak kok om! Lana mau bantu kak Lala tau” bantah balita tersebut lalu melepaskan diri dari ilyas dan mendekati Glara

“kakak Lala, Lana mau ikut mandiin motornya. Boleh?” pintanya sambil melap-lap kap motor menggunakan telapak tangannya

“boleh dong sayangku” balas Glara sambil tersenyum lebar

“iya sayang...”

Glara tidak berniat menggubris ilyas “ Lana lap pake ini ya” Ucapnya sembari memberikan adiknya kanebo

“Lana, mau pake semprot kakak" gadis kecil itu mendongak dan menengadahkan tangannya meminta selang air

Glarapun langsung memberikan selang air ke Alana tanpa banyak berfikir

“motornya terus yang di mandiin, Saya kan juga pengen di mandiin sama kamu" ucapnya menatap teduh Gadis di sebelahnya

Glara sedikit mendongak “ooo~ om mau mandi juga, Lana. Coba pinjem semprotnya sebentar, katanya om Ilyas mau mandi” pintanya

Alana menyembunyikan selangnya, karena mengerti kalau Glara mau menyiram ilyas “nggak boleh nakal, kakak” ujarnya mengingatkan

ilyas sontak terkekeh geli “Tuh di dengerin, masa nggak malu di nasehatin sama anak bayi...” ujarnya namun ucapan tersebut tidak di gubris sedikitpun oleh Glara

Ilyas kemudian beralih melirik tengkuk jenjang nan mulus milik Glara, karena tidak tahan melihatnya terlalu lama dia akhirnya menarik ikat rambut Glara

“auw...” keluh Glara saat merasakan sakit karena Ilyas memaksa menarik ikat rambutnya “om ngapain sih, di kira enggak sakit apa kalau di gituin” gerutunya sambil merebut ikat rambutnya dari tangan Ilyas cukup kasar

“maaf, habisnya leher kamu...”

“Apa! libido om naik gara-gara liat leher perempuan, dasar cabul” cibirnya Lalu menunduk dan mendapati Alana sedang mendongak menatapnya  serius  tampa mengedipkan matanya

Dia kemudian refleks menyentuh bibirnya dan tentu sangat menyesali ucapan vulgarnya di depan adiknya sendiri

“dibido tuh apa? Cabul tuh apa? Kakak Lala” tanyanya

ilyas kemudian berjongkok di hadapan Alana lalu mengusap rambut gadis kecil itu perlahan “ Nala nggak tau ya, itu kan film kartun” jelasnya beralibi

Alana mengangguk senang “kalo abul, itu apa om?"

ilyas menatap Glara sejenak, sambil memikirkan jawaban yang bisa meyakinkan anak kecil di hadapannya

“itu kata-kata yang nggak baik, jadi Lana nggak boleh ngomong kaya gitu...ya? ”

“tapi kakak Lala tadi bilang gitu" ujar Alana

“kan kakak Lala juga nggak tau.   Makanya om kasi tau, ke kamu sama kak Lala supaya nggak ngomong kaya gitu lagi.... Kak Glara nggak boleh ngomong kaya gitu lagi, ya” kata Ilyas

“iya." Balas Glara singkat sambil memutar bola matanya malas

“ liat, kakak kamu tuh selalu gitu. kalau Om nasehatin, nggak pernah mau di dengerin baik-baik sama dia" sindirnya sambil mendongak menatap Glara

“Alana Kenapa, yas?"

ilyas menoleh cepat ke sumber suara lalu kembali berdiri tegak “nggak apa-apa, Mah" balasnya seadanya

Aletta yang mengikuti Monik hanya mengamati tanpa berniat berkomentar sekata patahpun

Sedang Alana kembali membantu Glara mencuci motor

Monik sendiri sebenarnya tidak masalah jika ilyas ingin menikahi seorang janda anak satu, karena yang terpenting baginya yaitu anak keduanya mau segera membina rumah tangga dan berhenti terus bergonta-ganti pasangan 

Tapi yang membuat monik risih sejak awal adalah, kehadiran Glara dengan pakaian yang di nilainya terlalu minim itu, seoalah ingin menggoda seseorang saja.“Glara kan ya? Kamu itu enggak tau atau emang pura-pura enggak tau. Seharusnya kalau ada rencana mau main air ya jangan pake baju putih sama celana sependek itu dong, kalau gitu mending nggak usah pake baju aja sekalian" sindirnya terang-terangan

“Letta, habis bersih-bersih nanti, kamu sama Alana sarapannya di rumah Tante aja ya" lanjutnya, lalu beralu pergi meninggalkan pekarangan rumah Glara “Ayo pulang, Yas!" serunya

OM ILYAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang