17 M.H

27.6K 506 26
                                    

Seperti kata neneknya kemarin dan juga tadi pagi, malam ini Glarapun akan pergi ke rumah Haris dan Windi. Sebenarnya walaupun Glara tak pergi menghadiri acara tersebut omnya juga tak akan mempersoalkan sama sekali, hanya saja. setaunya neneknya itu biasanya akan menginap dan pulang keesokan harinya. Jadi karena Glara agak ngeri kalau harus tidur di rumah sendirian saat malam hari, ya jadinya dia memutuskan untuk pergi juga, apalagi jarang-jarang kan bisa makan enak.

Seusai bersiap-siap Glarapun akhirnya keluar dari rumahnya sembari memeriksa waktu di ponselnya yang telah menunjukkan pukul 19.07 malam tentunya “om Ilyas belum baca chatku?" Batinnya sambil mengunci pintu rumah, rencananya hari ini dia akan berangkat kerumah Tante dan omnya bersama Ilyas. Namun anehnya om-om itu justru tak kunjung datang menemuinya

“kalau kerumahnya, takutnya nanti masih ada mamahnya. Tapi kalau nggak kesana, masa iya aku berangkat sendiri ke rumah om haris" ucapnya lalu melangkah menuju ke halaman rumah sambil mendongak melihat langit, jujur saja dia merasa agak takut kalau sampai bertemu dengan Monik, bisa saja kan wanita paru baya itu tidak senang jika anaknya sampai di repotkan

Ketika sedang merasa bimbang-bimbangnya, tiba-tiba Glara menyadari pintu rumah di seberangnya terbuka serta di susul dengan kemunculan iIlyas. Pria itu juga tampak berjalan begitu ringan saat datang menghampiri Glara

“ jadi pergi kan?” setelah sampai ilyas langsung saja bertanya memastikan

Glara mengangguk samar, sembari menyisir penampilan Ilyas yang kelihatan lebih menarik saat mengenakan pakaian casual “naik motorku aja om” ujarnya sambil menunjuk motor matic miliknya

merasa keberatan dengan usulan Glara, ilyas lalu menengadahkan kepalanya untuk memandang langit yang di telah di selimuti awan gelap. Pikirnya Naik motor jelas bukan pilihan yang tepat, sebab angin malam bisa saja membuatnya kembali masuk angin seperti tadi sore. Ah kepalanya saja rasanya masih terasa nyut-nyutan kalau bukan karena Glara dia mana mau pergi meninggalkan rumah dalam keadaan seperti ini “tapi kelihatannya mau hujan, kamu yakin mau naik motor?” tanyanya terkesan ragu

Glara kan hanya merasa tidak enak, makanya dia menawarkan naik motornya saja. “mendung belum tentu hujan kok. Terus kalau naik motor bisa sat set di jalan" ujarnya sambil menggerakkan telapak tangannya guna memberi isyarat tentang betapa gesitnya kendaraan roda dua saat berada di jalan raya 

Ilyas melirik tangan Glara sembari mengangguk-anggukan kepalanya, pikirnya mobil juga bisa secepat itu tergantung siapa yang mengendarai  “sat set sat set, maksud kamu ugal-ugalan di jalan? Kalau gitu niatnya bukan ke rumah mas Haris, tapi ke rumah sakit. Lambat juga nggak masalah kok, yang penting sampe dengan selamat kan" balasnya cukup tenang sembari menarik lengan Glara agar mengikutinya pergi menuju ke tempat di mana mobilnya terparkir

“bukan ugal-ugalan om, tapi kalau naik motor emang kayak gitu. Nyalipnya gampang" ujarnya tak menolak sama sekali saat ilyas menarik dirinya

Ilyas menoleh “ Kamu nggak liat cuacanya? Kalau kehujanan terus sakit gimana" balasnya

“ya minum obat"

••••

Di sepanjang jalan, Ilyas hanya bisa mendengarkan suara nyanyian Glara yang memilih duduk di kursi tengah. Gadis satu itu memang agak unik menurutnya, kadang bersikap malu-malu tapi seketika bisa bertingkah memalukan. Seperti saat ini, normalnya perempuan akan duduk dengan tenang tapi liat lah kelakuan Gadis itu sekarang. Memangnya ini panggung konser

Andai saja dia tidak mengatakan sudah pernah kerumah Haris sebelumnya, pasti Glara masih duduk di sisinya dan menunjukkan jalan. Ilyas benar-benar menyesalinya sekarang, akhirnya setelah menempuh perjalanan hampir 90 menit lamanya. Mobilnyapun telah  sampai di antara jejeran kendaraan milik keluarga Glara. setelah memarkir mobilnya di tempat yang benar, dia serta Glara akhirnya keluar dari dalam kendaraan roda 4 tersebut

OM ILYAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang