25. All is Well

9.9K 1.3K 83
                                    

"Nak mau kemana?" cegah Sari ketika melihat anaknya menenteng buku keluar.

"Ke samping Ma. Hari ini Saga ada jam ngajar privat sama Ginda."

Sari memandang layu. Menatap Saga dengan perasaan khawatir.

"Ma..., nggak usah khawatir. Aku nggak akan ikut campur urusan Gea," final Saga. Ia tidak mau membuat Mamanya menunjukan raut khawatir lagi.

"Humm, entah mana pihak yang bener Mama akan selalu percaya sama kamu."

Sari memantau putranya hingga tubuh itu hilang di balik gerbang. Dengan situasi apapun Sari harus membimbing putranya agar tidak bernasib sama dengan Ayahnya dulu.

Saga dan Ginda tengah berhadapan. Membahas soal matematika yang berhasil Ginda selesaikan sendiri.

Sikap Saga tergadap Ginda masih sama. Tak kurang sedikit pun. Ia memegang janji atas nasihat Mamanya.

Namun, hal itu seketika ditepis berkat ucapan Ginda. "Kak sebenernya aku bohong..., soal Kak Gea," ucap Ginda lirih.

Spontan Saga langsung menoleh. Ia tahu itu! Lalu kenapa harus dibahas lagi? Membuat hati Saga kembali mendidih karena tidak bisa melakukan apapun.

"Kenapa bohong?" tanya Saga tajam.$

"So-soalnya aku..., aku iri sama Kak Ge. Dia bisa hidup normal. Dia bisa keluar rumah tanpa harus diawasi dan bahkan Kak Gea punya hatinya Kak Saga."

"Sedangkan aku? Aku kesel Tuhan kasih badan lemah kayak gini! Aku juga..., hiks, aku juga pingin ngerasain bebas," ucap Ginda seraya memukul-mukuli dirinya sendiri.

"Kamu tau apa yang Papa mu lakukan sama Gea?" tandas Saga.

Ginda terperanjat. Matanya berlinang sendu.

"Dia harus menjalani operasi ringan karena ada perdarahan organ dalam. Itu akibat dari tuduhan palsu mu!"

"Ma-maaf Kak, hiks..., aku..., aku nggak bermaksud buat Kak Ge jadi kayak gitu. Aku salah! Maafin aku Kak."

"Bukan Kakak yang harus kamu mintai maaf!" ketus Saga. Ia benar-benar di luar kendali.

"Tolong bawa aku ke tempat Kak Ge. Aku mau minta maaf," mohon Ginda.

Saga tampak menimbang-nimbang. Gea bilang tak boleh menyampaikan keberadaannya. Tapi, bukankah masalah ini harus diluruskan? Terlebih Ginda terlihat sangat tersiksa karena merasa bersalah.

"Kamu janji bakal ngaku kalau itu cuma kebohongan mu aja?"

"Iya Kak. Aku bakal bawa Papa sama Mama juga buat minta maaf."

Dengan satu tarikan nafas. Saga menghancurkan kepercayaan yang sudah Gea beri. Melewati batas hingga membawa riak kecewa di suatu hari.

----###----

Malam minggu.

Setelah mendapat izin dari Tia, Gea dan Gafino jalan-jalan menikmati udara luar. Menjelajahi street food yang sudah sejak lama Gea inginkan.

"Kemana lagi?" tanya Gafino.

"Hemm, udah deh. Balik yuk."

"Kok balik? Belum malem nih," lirik Gafino pada jam di handphone.

"Kamu mau dicekik Kak Tia?" saut Gea.

"E-enggak. Hiii! Jangan sampe!" geleng-geleng Gafino. Ia lupa kalau saat ini Gea berada dalam perlindungan kontrakan Tia.

"Ya udah, habisin dulu takoyaki-nya. Habis itu kita pulang," lanjut Gafini menyerah.

"Padahal masih jam 8," gumamnya bersungut.

NOT REAL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang