16. Pengorbanan dalam konflik

534 116 19
                                    

"Welcome to my Library. Di sini, gue mengatur berbagai rencana untuk mempersiapkan segala konflik yang akan datang."

Berlokasi di ujung kota, Yeonjun membawa mereka ke tempat tinggalnya untuk mempersiapkan diri melakukan perjalanan lintas Paralel.

Yeonjun lalu menghidupkan komputer tiga dimensinya sambil menarik kursi untuk duduk. Yoshi, Jaehyuk, Asahi, Jake, Kazuha dan Dayeon memerhatikan pemuda itu dari belakang. Sebuah layar lebar kemudian terpampang di atas komputer tepat setelah Yeonjun menekan menu perangkat 'track location in 3D.'

"Selama perjalanan lintas Paralel nanti, Dayeon akan melacak lokasi gue sehingga kita nggak kehilangan arah," jelas Yeonjun terperinci.

"Berarti, kita bisa komunikasi lewat perangkat ini juga, dong?" tanya Yoshi.

Yeonjun menggeleng. "Sebenarnya bisa kalau masih satu Galaksi, dan asalkan tempat itu sudah terverifikasi. Tapi, karena dunia Paralel yang akan gue jelajahi belum terverifikasi apalagi terjamah oleh manusia, alat komunikasi akhirnya nggak dapat berfungsi."

"Kalau belum terverifikasi, gimana caranya juga Dayeon bakal melacak?" ganti Jake yang bertanya.

"Gue udah menghubungkan jaringannya lewat kalung. Jadi sekalipun tempatnya belum terverifikasi, perangkat ini masih dapat melacak."

"Berarti ... cuma lokasi doang, ya, yang bisa dilacak tanpa verifikasi," gumam Yoshi sambil mengangguk.

"Oh iya, gue kau tanya lagi sebelumnya. Gimana? Sudah menentukan belum?"

Baik Yoshi, Jaehyuk, Asahi, Jake maupun Kazuha, keseluruhan dari mereka saling menautkan alis karena tidak ingat dengan pertanyaan Yeonjun pada tempo waktu.

"Jun, lo udah janji sama gue. Lo nggak akan ngorbanin nyawa lagi selain anak-anak yang terjebak di dunia Paralel itu. Kenapa rencananya jadi begini?" bisik Dayeon di telinga Yeonjun.

Pemuda berambut biru tua itu tidak menggubris, ia kembali mengingatkan pada permintaannya supaya dua orang dari mereka ikut bersama dalam perjalanan lintas Paralel.

"Gue tahu ini bakal bahaya, sangat berbahaya. Tapi, kalau gue melakukan ini sendiri, itu juga bakal percuma. Setidaknya dua orang dari kalian bisa memberi enam puluh persen kepastian buat kembalinya Heeseung dan kawan-kawan yang lain."

"Kenapa cuma enam puluh persen?"

"Dunia itu sarang kutukan, Zu. Di sana nggak ada pagi, siang ataupun sore. Selalu malam dan selamanya malam. Setiap sudut juga memiliki bahaya tersendiri. Walau gue nggak bisa memprediksi ada bahaya apa aja di sana, yang jelas, nggak akan ada satupun manusia yang mampu bertahan lama di dunia itu."

"Jadi kalau kalian serius mau menolong Heeseung, Jay, Sunghoon dan Jungwon. Tunjukkan effort kalian. Tunjukkan kalau mereka masih pantas hidup di dunia ini," pungkas Yeonjun. berharap dengan ucapannya tadi, mereka berenam dapat berubah pikiran demi keberhasilan yang ingin dinanti.

"Gue bakal ikut sama lo," kata Jaehyuk tiba-tiba, membuat Yoshi dan Asahi spontan terkejut lalu melotot menatap pemuda itu.

Jake ikut mengajukan diri setelahnya. "Gue juga ikut, sebagai perwakilan dari gank kita, yang udah kehilangan anggota tertuanya."

"Lo gila, Jae?" desis Asahi.

"Maaf, Sa. Tapi ini demi seorang teman."

"Jadi lo lebih memprioritaskan Heeseung ketimbang nyawa lo sendiri? Lo nggak mikir apa yang bakal terjadi kalau sampai kalian nggak bisa pulang!?" sergah Yoshi tak terima. Ralat, tak tega maksudnya.

Napas Jaehyuk berembus gusar. "Gue tahu ini beresiko. But please, dude. Kalau kalian berdua ada di posisi gue, gue yakin kalian bakal melakukan hal yang sama. Apalagi teman lo itu udah beri banyak hal berharga," ungkapnya.

[ⅱ] Akuma of Eternity || Treasure ft. EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang