20. Tragedi Penculikan (2)

524 135 11
                                    

Berbagai usaha untuk mendobrak pintu masuk Stadion tak berujung pada keberhasilan. Jangankan mendobrak, mengetahui apakah Hyunsuk masih di dalam atau tidak saja mereka tidak tahu.

Entah apalagi yang diperbuat oleh Doyoung sampai-sampai teman tertua mereka itu hilang bak ditelan bumi.

Yoshi sempat berkata pada Jihoon, Mashiho dan Yedam supaya melanjutkan pencarian menuju lokasi Junkyu. Sementara Yoshi akan tetap di Stadion dan menyusul mereka jika urusannya nanti sudah selesai.

Pada akhirnya, kemudi mobil pun diambil alih oleh Jihoon, satu-satunya anggota yang juga bisa mengendarai mobil selain Hyunsuk.

Beruntung saja teman tertua mereka itu tidak mencabut kunci mobil pada starter.

Ting!

Doyoung
|Widih, masih berani juga ternyata😯
|Hahaha alright, permainan kita lanjutkan
|Setelah 500 meter dari jalan VolKno, belok kiri ke jalan Arthur
|Sisanya tebak sendiri dari clue yang kalian dapat di Stadion
|Goodluck, babe~

Yedam membacakan pesan itu pada Jihoon sebagai penunjuk jalan arah ke mana mereka akan pergi.

Sementara itu, di bangku samping kemudi, Mashiho mengeluarkan secarik kertas yang dilipat kecil-kecil dan dibawanya di saku celana. Ia membaca ulang kertas clue tersebut lebih teliti.

46046(=)

'angka terakhir bulan lahir Kim Doyoung adalah angka istimewa. saking istimewanya, dia memberi kode Sandi di ponselnya dengan Angka itu

saat kesulitan menjawab ujian pilihan ganda, Doyoung akan mengacak jawaban tersebut dengan pilihan 'C' karena Doyoung menghitung pilihan itu secara mundur dengan angka istimewanya.'

"Ini yang di atas kode apa, sih?" gumam Mashiho menggaruk tengkuk lehernya.

Yedam yang berada di kursi belakang meminta kertas itu dari Mashiho. Membacanya secara teliti, sambil melakukan cocoklogi dengan akal logika.

"Doyoung lahir di bulan Desember, bulan dua belas, yang berarti angka terakhir di bulan lahirnya adalah dua," jelas Yedam, lalu melanjutkan pada kalimat terakhir di paragraf satu.

'saking istimewanya, dia memberi kode Sandi di ponselnya dengan Angka itu'

Yedam membaca ulang kalimat itu secara seksama. Tak disangka, ia menemukan sebuah kejanggalan ganjil tepatnya pada penggunaan huruf kapital.

Di kalimat itu, huruf kapital hanya digunakan pada kata 'Sandi dan 'Angka', sedangkan kata 'saking' yang berada di awal kalimat setelah tanda titik justru tidak menggunakan huruf kapital.

"Sandi Angka ...."

CLAP!

Seolah didukung oleh pemikiran yang sama, Mashiho dan Yedam bertepuk tangan serentak ketika mereka paham dengan maksud kalimat itu. Sontak, tiga kata yang sama pun kemudian juga terucap bersamaan di bibir mereka.

"SANDI ANGKA DUA!"

Keduanya tersenyum semringah menunjukkan deretan gigi sambil terkekeh. Jihoon yang berada di kursi kemudi bahkan sampai menahan gemas melihat betapa mudahnya mereka bahagia.

Jika saja posisi Jihoon tidak lagi menyetir, pasti  ia sudah mencubit gemas kedua temannya itu bak seekor kucing.

"Gue ingat sama sandi ini! HAHAHAH---pintar juga, lho, kita," kata Yedam penuh antusias.

"By the way, ada yang punya pena nggak?"

Tanpa berucap, Jihoon mengeluarkan benda berbahan utama tinta itu dari saku jaketnya, lalu memberikannya pada Yedam.

[ⅱ] Akuma of Eternity || Treasure ft. EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang